Arti Idul Adha dan Istilah Lebaran Haji

Arti Idul Adha dan Istilah Lebaran Haji

ihc2025/04/23 18:00:55 WIB
ILUSTRASI IDUL ADHA. Foto: Freepik

Umat Islam akan segera merayakan hari raya Idul Adha. Momen ini menjadi satu dari dua hari raya yang dimiliki muslim. Kedua hari raya besar ini memiliki perbedaan dalam waktu pelaksanaan dan makna.Idul Fitri dirayakan pada tanggal 1 Syawal, menandai akhir bulan Ramadan dan dimulainya bulan Syawal Idul Adha dirayakan pada tanggal 10 Zulhijah, bertepatan dengan puncak ibadah haji di Makkah.Namun, di Indonesia, hari raya Idul Adha memiliki banyak istilah. Salah satunya adalah istilah Lebaran Haji. Lalu, mengapa Idul Adha akrab disebut sebagai Lebaran Haji? Simak makna Idul Adha dan Lebaran Haji.Baca juga: Sejarah Idul Adha, Keteladanan Nabi Ibrahim dan Asal Mula Ibadah KurbanMakna Idul AdhaMengutip dari situs MUI, kata Idul Adha sendiri berasal dari kata 'id dan adha. 'Id berakar pada kata 'aada-ya'uudu yang artinya menengok, menjenguk, atau kembali, sedangkan kata adha bermakna qurban. Disebut 'id karena hari raya kembali berulang setiap tahun.Perayaan Idul Adha berakar dari kisah agung Nabi Ibrahim AS yang menerima perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tercintanya, Ismail. Perintah tersebut datang melalui mimpi yang berulang, dan Ibrahim meyakini mimpi itu adalah wahyu dari Allah.Ia pun menyampaikan hal tersebut kepada Ismail, yang dengan penuh keikhlasan menerima keputusan ayahnya. Dalam masa persiapan untuk melaksanakan perintah Ilahi tersebut, setan berusaha menggoda dan menghalangi Ibrahim beserta keluarganya agar tidak menuruti perintah Allah.Sebagai bentuk penolakan terhadap godaan setan, Ibrahim melemparinya dengan batu kerikil. Aksi ini kemudian dikenang dalam rangkaian ibadah haji melalui prosesi lontar jumrah, yakni pelemparan batu sebagai simbol pengusiran setan.Setelah memantapkan niat dan mempersiapkan diri, Ibrahim pun hendak menyembelih putranya sebagai bentuk ketaatan total kepada Allah SWT. Namun, atas ketaatan dan keikhlasan luar biasa itu, Allah menggantikan Ismail dengan seekor hewan kurban-seekor kambing-dan menyelamatkan Ismail dari pengorbanan.Sejak saat itu, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan ibadah kurban sebagai wujud ketakwaan dan pengabdian kepada Allah. Ibadah ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Zulhijah, dengan menyembelih hewan ternak seperti kambing, domba, sapi, kerbau, atau unta, yang hasilnya kemudian dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.Allah berfirman dalam beberapa surat terkait perintah berkurban untuk umat islam, salah satunya dalam surat Al Hajj ayat 34:وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكاً لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُم مِّن بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَArtinya: Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban ), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (QS Al Hajj: 34)Baca juga: 5 Tradisi Idul Adha di JatimMengapa Idul Adha Disebut Lebaran Haji?Hari raya Idul Adha yang jatuh setiap tanggal 10 Zulhijah dalam kalender Hijriah juga dikenal dengan sebutan Lebaran Haji. Istilah ini merujuk pada momen sakral ketika umat Islam di seluruh dunia tengah melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, Mekkah.Puncak dari rangkaian ibadah haji terjadi pada 9 Zulhijah, saat para jemaah melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Wukuf merupakan rukun terpenting dalam ibadah haji, di mana para jemaah berkumpul untuk berdiam diri, berdoa, dan berzikir sejak tergelincirnya matahari hingga terbenam.Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah untuk bermalam dan mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan dalam prosesi lontar jumrah. Sementara itu, bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, dianjurkan untuk melaksanakan puasa Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Puasa ini memiliki keutamaan besar, di antaranya diyakini dapat menghapus dosa-dosa selama satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.Oleh karena itu, penyebutan Idul Adha sebagai Lebaran Haji tidak hanya mencerminkan waktu pelaksanaannya yang bersamaan dengan ibadah haji, tetapi juga menegaskan keterkaitan spiritual antara seluruh umat Islam, baik yang berada di Tanah Suci maupun di berbagai penjuru dunia.Kapan Hari Raya Idul Adha 2025?Hari raya Idul Adha diperingati setiap tanggal 10 Zulhijah dalam penanggalan Hijriah. Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia, Idul Adha 1446 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada Jumat 6 Juni 2025 Masehi.Dalam kalender tersebut tercantum bahwa tanggal 1 Zulhijah 1446 H dimulai pada Rabu, 28 Mei 2025. Oleh karena itu, hari ke-10 Zulhijah diperkirakan jatuh pada 6 Juni 2025.Namun demikian, penetapan resmi tanggal Hari Raya Idul Adha masih menunggu hasil sidang isbat yang akan diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI. Sidang tersebut akan menentukan awal bulan Zulhijah berdasarkan metode rukyat dan hisab yang berlaku di Indonesia.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya