Ratusan ribu orang diperkirakan akan memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4/2025) saat ia disemayamkan di Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan.Jenazah Paus disemayamkan di panggung tinggi yang disebut catafalque. Paus Fransiskus memilih peti jenazah terbuka yang disederhanakan.Para Kardinal menetapkan pemakaman Paus Fransiskus digelar Sabtu (26/4). Sebelum proses pemakaman dilakukan, jenazahnya melewati proses pengawetan terlebih dahulu.Proses pembalsaman jenazah Paus bervariasi secara historis, sehingga belum sepenuhnya pasti bagaimana jenazah Paus Fransiskus akan diperlakukan.Di masa lalu, jenazah Paus yang telah meninggal dipersiapkan dengan metode tradisional, termasuk mengeluarkan organ-organ dan mengolesi kulit dengan rempah-rempah dan minyak. Jenazah mungkin juga dicuci dengan larutan alkali untuk membantu mengeringkannya sementara lubang-lubangnya akan diisi dengan rempah-rempah, kapas, dan lilin untuk mencegah cairan busuk mengalir keluar selama upacara.Namun, sejak abad ke-20, praktik pemakaman Vatikan telah bergeser menjadi lebih sesuai dengan metode pembalseman yang lebih modern.Dikutip dari Mirror UK, bagian lain dari proses pengawetan adalah pembalsaman rongga, yang melibatkan pengeringan organ di dada dan perut dari cairan dan isi usus dengan vakum, sebelum menggantinya dengan campuran berbasis formaldehida. Pembalsaman hipodermik merupakan pilihan jika diperlukan, yakni menyuntikkan jaringan langsung di bawah kulit untuk rehidrasi guna memberikan penampilan yang lebih kenyal dan alami.Penting agar semua cairan tubuh dikeluarkan untuk memberi ruang bagi cairan pembalseman dan menghilangkan mikroba berbahaya yang dapat mulai merusak tubuh.Setelah persiapan, jenazah Paus kemudian akan dikenakan jubah merah dengan mitra putih di kepalanya dan akan dibawa ke Basilika Santo Petrus, tempat ia akan disemayamkan selama tiga hari.Baca juga: Menyoal Stroke yang Memicu Gagal Jantung, Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat