Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, dalam usia 88 tahun. Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik itu sebelumnya menjalani perawatan intensif akibat pneumonia.Vatikan telah mengumumkan jadwal pemakaman Paus Fransiskus yang akan digelar pada Sabtu (26/4) di alun-alun depan Basilika Santo Petrus. Sejumlah pemimpin dunia dan ribuan umat Katolik diperkirakan akan hadir dalam prosesi pemakaman tersebut.Proses Pemilihan Paus Baru DimulaiPasca wafatnya Paus, perhatian dunia kini tertuju pada proses pemilihan pemimpin baru Gereja Katolik yang disebut konklaf. Mengutip Katolisitas.org, BBC, dan The Guardian, para kardinal berusia di bawah 80 tahun dari seluruh dunia akan berkumpul di Vatikan untuk mengikuti konklaf tertutup.Konklaf akan digelar di Kapel Sistina dengan penjagaan ketat dari Garda Swiss. Semua komunikasi dengan dunia luar akan diputus, termasuk jaringan telepon, internet, hingga media cetak. Kapel juga dilengkapi cerobong asap sebagai penanda hasil pemilihan.Sebelum pemilihan, setiap kardinal mendapat kertas bertuliskan Eligo in Summum Pontificem meum (Saya memilih Pemimpin Tertinggiku) untuk menuliskan nama kandidat pilihan. Kertas tersebut dimasukkan ke dalam piala khusus dan dihitung. Untuk menang, kandidat harus meraih suara dua pertiga dari total kardinal pemilih.Baca juga: Mengenang Paus Fransiskus, Sosok yang Bawa Gereja Lebih Dekat ke PinggiranJika tidak ada yang mencapai ambang suara, pemungutan suara diulang. Setelah 30 putaran tanpa hasil, pemilihan akan mengerucut pada dua kandidat teratas, yang keduanya tidak diperkenankan ikut memilih.Asap hitam dari cerobong menandakan belum ada Paus terpilih. Jika suara mayoritas telah diraih, kertas suara dibakar dengan campuran kimia khusus hingga menghasilkan asap putih sebagai tanda terpilihnya Paus baru. Bel gereja akan dibunyikan dan seorang kardinal diakon akan mengumumkan, "Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam."Deretan Kandidat Kuat Pengganti Paus FransiskusBerikut sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus:Kardinal Luis Antonio Tagle (67, Filipina): Dijuluki "Fransiskus dari Asia", meski sempat diberhentikan dari Caritas Internationalis.Kardinal Pietro Parolin (70, Italia): Sekretaris Negara Vatikan, disebut sebagai jembatan antar-faksi Gereja.Kardinal Peter Turkson (76, Ghana): Diplomat Vatikan dengan pengalaman di Sudan Selatan.Kardinal Marc Ouellet (79, Kanada): Konservatif, multibahasa, sempat tersandung tuduhan pelanggaran yang dibantahnya.Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (65, Kongo): Vokal dalam isu keadilan sosial dan menolak pemberkatan sesama jenis.Kardinal Matteo Zuppi (69, Italia): Dijuluki "Bergoglio dari Italia", punya pandangan progresif.Kardinal Jean-Marc Aveline (66, Prancis): Dekat dengan Paus Fransiskus dan dikenal karena hubungan baik dengan komunitas Muslim.Kardinal Peter Erdo (72, Hungaria): Tradisionalis, pernah jadi kandidat kuat pada 2013.Kardinal Mario Grech (68, Malta): Dikenal karena dorongannya pada reformasi gereja dan inklusi LGBTQ+.Kardinal Juan Jose Omella (79, Spanyol): Dekat dengan Paus Fransiskus, sederhana, dan vokal dalam isu sosial.Baca juga: Kupang Berkabung, Doa dan Lilin untuk Paus FransiskusKandidat lain yang juga disebut namun memiliki peluang kecil adalah Kardinal Joseph Tobin (AS) dan Kardinal Angelo Scola (Italia) yang kini sudah melewati batas usia untuk memilih.Meski spekulasi terus bergulir, hasil konklaf masih akan ditentukan oleh dinamika internal Gereja. Seperti pepatah lama dalam Gereja Katolik, 'kardinal muda memilih paus tua'.