Meriahnya Pawai KongCo-MakCo Lasem Rembang Usai Vakum 13 Tahun

Meriahnya Pawai KongCo-MakCo Lasem Rembang Usai Vakum 13 Tahun

ahr2025/04/20 12:28:41 WIB
Kemeriahan Pawai KongCo-MakCo di Kompleks Kelenteng Cu An Kiong Lasem, Rembang, Minggu (20/4/2025). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng

Ribuan Warga dari lintas etnis memadati Kota Lasem, Rembang, Jawa Tengah hari ini (20/4/2025). Tepatnya di Kompleks Kelenteng Cu An Kiong di Desa Soditan dan sekitar Jalur Pantura Lasem, Ruas Karangturi-Dorokandang.Pantauan detikJateng di lokasi, warga mulai memadati jalur Pantura itu sejak pukul 09.00 WIB. Sementara di kompleks Kelenteng Cu An Kiong peserta pawai dari 70 daerah sudah berdatangan sejak Kamis (17/4/2025) lalu.Masyarakat dari lintas etnis berkumpul larut dalam kemeriahan acara. Suara tetabuhan khas Tionghoa terdengar saling bersahut-sahutan. Para rombongan peserta pawai tampak membawa Kim Sin-nya masing-masing.Baca juga: Wayangan Berujung 160 Warga Gantiwarno Klaten KeracunanSebelum dibawa keliling pawai, masing-masing Kim Sin dibawa ke dalam kelenteng terlebih dahulu oleh peserta untuk berdoa.Mereka rombongan peserta pawai ada yang mengenakan kostum khas Tionghoa, ada juga yang mengenakan pakaian khas Jawa seperti tokoh warok.Festival pawai KongCo MakCo ini dalam rangka hari ulang tahun MakCo Thian Siang Sing Bo yang ke-600 tahun lebih. Acara ini sudah lama vakum selama satu dekade lebih, sejak tahun 2012. Terakhir digelar pada 2012 silam pada momen Perayaan Cap Go Meh.Kemeriahan Pawai KongCo-MakCo di Kompleks Kelenteng Cu An Kiong Lasem, Rembang, Minggu (20/4/2025). Foto: Mukhammad Fadlil/detikJatengWakil Menteri Kebudayaan (Wemembud) Giring Ganesha hadir pada kegiatan ini. Giring bersama Bupati Rembang Harno meresmikan Monumen Perjuangan Laskar Tionghoa dan Jawa Melawan VOC yang ada di halaman Kelenteng Cu An Kiong.Di sela acara saat diwawancarai wartawan Wamenbud Giring mengatakan, acara ini merupakan kilas balik dari sejarah kebudayaan yang ada di Lesem.Menurut Giring, Kota Lasem dengan segala hal di dalamnya mulai dari warga hingga lanskap tata kotanya merupakan simbol titik solidaritas persaudaraan dan kebudayaan yang harus dilestarikan."Ini adalah salah satu sejarah kebudayaan yang menjelaskan Rembang Lasem adalah sebuah titik solidaritas persaudaraan dan kebudayaan yang luar biasa. Dan memiliki sejarah yang luar biasa, karena dulu nenek moyang kita dari Cina datang ke sini. Dan di sini ada Kelenteng Cu An Kiong yang usianya sudah ratusan tahun," ujar Giring.Salah satu Tokoh Tionghoa Lasem Rudi Hartono yang selaku sekretaris panitia acara mengatakan, acara ini akan pihaknya adakan kembali empat tahun ke depan."Ini sudah kita inginkan bertahun-tahun yang lalu. Terakhir acara ini kita adakan tahun 2012 tanggal 22 April. Jadi sudah 13 tahun yang lalu. Kita akan kembali adakan lagi empat tahun lagi, kalau ada dananya," terang Rudi.Baca juga: Nikmatnya Kulineran di Teluk Regol Rembang, Makan Sambil Memandang Laut JawaMenurutnya dengan adanya acara ini, mampu mendongkrak roda perekonomian di Rembang, khususnya di Kecamatan Lasem.Namun ada sejumlah catatan menurut Rudi, yakni terkait transportasi dan penginapan yang dinilai kurang. Pasalnya, peserta pawai ada yang dari luar daerah."Acara semacam ini dapat berdampak baik pada ekonomi Rembang, khususnya lagi Lasem. Masalahnya saat ini adalah angkutan (transportasi akses) masih kurang. Penginapan juga," imbuhnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya