Bandung menjadi salah satu kota yang punya magnet tersendiri bagi wisatawan. Setiap akhir pekan, wilayah berjuluk Kota Kembang itu nyaris tak pernah sepi dikunjungi demi bisa menikmati momen liburan yang diidam-idamkan bermasa keluarga.Di Bandung, berbagai macam pilihan destinasi pun tersedia. Yang paling sering terlintas biasanya tentang kekaguman para wisatawan mengenai bagaimana tata letak wilayah yang menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Barat (Jabar) tersebut.Baca juga: Viral Getok Tarif Kuda Delman Rp 600 Ribu di Bandung, Bikin Kapok!Namun belakangan, pariwisata di Bandung menjadi tercoreng mukanya. Ini berawal dari keluhan salah seorang wisatawan asal Tangerang, Banten bernama Kumalasari, yang mengeluh di media sosial karena menjadi korban getor tarif delman seharga Rp 600 ribu.Ceritanya memang terjadi pada jauh-jauh hari, tepatnya di bulan Juli 2024 silam. Tapi bagaimana pun juga, keluhan Kumalasari itu harus segera ditangani agar wajah pariwisata Bandung bisa kembali berseri.Kumalasari membagikan pengalamannya dengan mengunggah video saat menaiki delman di media sosial TikTok pada Minggu (13/4/2025). Unggahan di akun pribadinya kemudian viral dan mendapat berbagai respon dari warganet."Sebenernya kejadiannya itu bulan Juli tahun lalu, cuma aku baru posting kemarin-kemarin, gak sengaja juga karena berbagi pengalaman naik delman mahal," ucap Kumalasari saat berbincang dengan detikJabar via sambungan telepon, Kamis (17/4/2025).Kumalasari awalnya tadinya tidak menaruh kecurigaan apapun. Sebab, ia menginap di salah satu hotel yang di depannya banyak menyediakan jasa naik delman. Akhirnya karena ingin sekalian jalan-jalan, ia dan keluarganya lalu memutuskan untuk merasakan pengelaman tersebut sekalian untuk mencari oleh-oleh buat dibawa pulang.Setelah bernego soal harga, ia bercerita bahwa tarif awal yang disepakati adalah Rp 150 untuk berkeliling kota. Rutenya ditempuh dengan tujuan Gedung Sate dari kawasan Jalan Citarum. Namun karena jalanan macet, rute perjalanan Kumalasari diubah sang kusir menuju Alun-alun Bandung."Awalnya itu kan di depan hotel aku nginap banyak delman ya, niatnya emang kita gak mau naik, cuma memang mau cari oleh-oleh. Terus ada yang nawarin naik delman ya biasa lah nawarin. Saya tanya berapa, katanya Rp150 semuanya. Karena kita gak tahu harga ya ya sudah kita naik," ungkapnya."Awalnya mau ke Gedung Sate, itu dari Jalan Citarum. Dari situ mau ke Gedung Sate tapi karena macet karena hari minggu, jadi kita muter ke alun-alun terus ke hotel lagi," sambungnya.Baca juga: DPRD Desak Walkot Bandung Tangani soal Gunungan Sampah di CiwastraHal yang mengejutkan itu pun dirasakan Kumalasari secara tiba-tiba. Setelah sampai di hotel dan hendak membayar, Kumalasari secara otomatis merogoh kocek Rp 200 ribu sesuai kesepakatan di awal. Tapi yang terjadi kemudian, si kusir malah menyebut jika tarif yang dikenakkan adalah Rp 150 ribu per orang."Kan perjanjian Rp150 ribu, aku kasih Rp200 ribu karena mau lebihin. Terus pas aku kasih bapaknya minta lagi Rp400 ribu, kurang katanya. Kita kaget lah kan perjanjian Rp150 ribu, ternyata Rp150 ribu per orang kata tukang delmannya," tutur Kumalasari dengan nada kesal.Enggan beradu argumen dengan sang kusir, Kumalasari kemudian memberi tambahan uang sebesar Rp300 ribu kepada kusir. Namun uang itu masih dianggap kurang karena kusir bersikeras meminta tambahan Rp400 ribu."Yasudah kita tambah Rp300 ribu jadi total kita bayar Rp500 ribu. Karena kita gak mau ribut kita niatnya kan untuk liburan, kita tambahin Rp300 ribu tapi masih minta yaudah kita kabur aja. Kesal kita, kita gak tahu kalau harganya sampai Rp600 ribu," katanya.Baca juga: Pria Bandung Onani di Depan Rumah Warga, Terekam CCTVKumalasari mengaku kapok dan tidak akan lagi naik delman ketika berkunjung ke Bandung. Dia pun mengharapkan ada perhatian serius dari pemerintah untuk menertibkan tarif delman agar tidak seenaknya."Harapannya diperbaiki sistemnya, dikasih tahu tarifnya yang jelas berapa. Masa naik delman Rp500 ribu. Kita ini berbagi pengalaman aja, gak tahu juga kalau bakal viral gini dan ternyata banyak yang mengalami juga," tutup Kumalasari.