Umat Katolik mengawali perayaan Paskah dengan peringatan Kamis Putih. Hal ini menjadi momen untuk mengenang perjamuan malam terakhir Yesus bersama para murid-Nya, sebelum Ia ditangkap, menderita, dan disalibkan.Salah satu ritual khusus yang dilaksanakan saat ibadah Kamis Putih adalah pembasuhan kaki. Ritual ini mengenang teladan Yesus, sekaligus merenungkan nilai-nilai pengabdian dan keikhlasan yang dicontohkan Yesus.Baca juga: Jadwal Misa Kamis Putih di Gereja SurabayaSejarah Pembasuhan Kaki pada Kamis PutihKisah pembasuhan kaki oleh Yesus menjadi cerita pembuka jamuan terakhir Yesus di Injil Yohanes. Dikisahkan, sebelum perjamuan, Yesus mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya ke pinggangnya. Kemudian, Yesus menuangkan air ke dalam baki dan mulai membasuh kaki murid-muridnya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat di pinggangnya.Kejadian tersebut sesuai dengan yang tertera pada Injil Yohanes 13:1-17. Setelah itu, Yesus berkata:"Jika Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki." (Yohanes 13:14).Peristiwa ini memberikan tauladan yang penuh makna, mengingat pada masa itu pembasuhan kaki biasanya hanya dilakukan seorang budak terhadap tuannya.Saat ini ritual ini biasanya dilakukan imam gereja yang membasuh kaki 12 umat. Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi gereja Katolik juga masih melaksanakan tauladan ini. Pada sebuah perayaan Ekaristi hari Kamis Putih, Paus pernah membasuh kaki 12 orang penghuni penjara remaja, di antaranya 2 remaja putri, dan salah satunya bahkan non-Katolik. Lalu pada tahun berikutnya, Paus juga membasuh kaki 12 orang di panti jompo dan cacat, beberapa di antaranya non-Katolik dan seorang wanita.Baca juga: Jadwal Libur Kamis Putih, Jumat Agung hingga Paskah Sesuai SKBMakna Peristiwa Pembasuhan KakiPembasuhan kaki bukan hanya tanda pembersihan atau tanda pelayanan dan kerendahan hati, tetapi juga tanda "kasih atau cinta". Pembasuhan kaki adalah tindakan simbolik untuk menyatakan kasih Yesus kepada para murid. Berikut beberapa makna penting dari peristiwa pembasuhan Kaki.1. Simbol Kerendahan HatiYesus adalah Tuhan dan Guru, yang dalam budaya Yahudi saat itu memiliki otoritas dan kedudukan tinggi. Namun, Ia justru mengambil posisi sebagai pelayan, membasuh kaki para murid-Nya-tugas yang umumnya dilakukan oleh budak atau pelayan rumah tangga.Tindakan ini menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa. Yesus membalikkan pemahaman dunia tentang kekuasaan, Ia tidak datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, umat Kristiani diajak untuk meneladani kerendahan hati ini dalam relasi dengan sesama, dengan tidak merasa lebih tinggi atau lebih penting daripada orang lain.2. Teladan Pelayanan SejatiTindakan Yesus membasuh kaki murid bukan hanya bentuk kasih pribadi, tetapi juga perintah bagi para pengikut-Nya untuk melakukan hal yang sama. Dalam liturgi Kamis Putih, istilah mandatum (yang berarti "perintah") merujuk pada ajakan Yesus:"Aku telah memberi teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat".Ini bukan sekadar ritual tahunan, tetapi undangan untuk hidup dalam semangat pelayanan setiap hari. Umat Katolik diajak untuk melayani dengan hati yang tulus, tanpa mencari pujian atau imbalan, serta siap membantu siapa pun yang membutuhkan, tanpa memandang status atau latar belakang.3. Makna Pengudusan HidupDalam dialog antara Yesus dan Petrus saat pembasuhan kaki, Yesus menyampaikan bahwa orang yang telah mandi hanya perlu membasuh kakinya. Secara simbolik, ini menunjukkan bahwa meski seseorang telah disucikan atau menerima rahmat, ia tetap perlu membersihkan diri secara rohani secara berkala.Hidup dalam iman bukan berarti kebal terhadap dosa atau kesalahan, tetapi menuntut pembaruan hati yang terus-menerus. Pembasuhan kaki menjadi pengingat pentingnya menjaga kekudusan dalam tindakan, pikiran, dan relasi setiap hari. Ini adalah panggilan untuk mawas diri dan hidup dalam pertobatan.4. Pesan Persaudaraan dan KesetaraanYesus tidak memilih-milih murid ketika membasuh kaki mereka. Ia bahkan membasuh kaki Yudas, yang beberapa saat kemudian akan mengkhianati-Nya. Tindakan ini menyampaikan pesan kuat bahwa di hadapan Tuhan, semua manusia sama. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.Dalam gereja, semua umat dipanggil untuk membangun persaudaraan sejati, memperlakukan sesama dengan kasih dan hormat, serta menolak segala bentuk diskriminasi atau kesombongan rohani. Pembasuhan kaki menjadi lambang kesetaraan dalam Kristus dan ajakan untuk menjunjung tinggi martabat setiap manusia.Teladan yang diajarkan Yesus ini menjadi cahaya yang menuntun umat untuk hidup dengan kasih yang rendah hati dan hati yang penuh pelayanan. Semoga bermanfaat.