Penjualan mobil hidrogen di pasar global mengalami penurunan dua tahun terakhir. Bahkan, tahun lalu, angkanya berada di titik terendah. Meski demikian, kenyataan tersebut tak menyurutkan minat Toyota mengembangkan kendaraan tersebut.Menurut data yang dihimpun SNE Research, dikutip Selasa (15/4), penjualan mobil hidrogen di dunia sepanjang Januari-Desember 2024 hanya 12.866 unit atau turun 21,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 16.413 unit.Baca juga: Toyota Kembangkan Mesin Hidrogen Generasi Terbaru, Diklaim Lebih MurahPadahal, penjualan mobil hidrogen secara global sempat mencapai titik tertingginya di tahun 2022 dengan menyentuh 20.704 unit. Setelah itu, angkanya terus mengalami perlemahan.Stasiun pengisian bahan bakar mobil hidrogen Toyota. Foto: Doc. TMMIN.Indra Chandra Setiawans selaku Engineering managemen Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) membenarkan, penjualan mobil hidrogen turun 1-2 tahun terakhir. Meski demikian, berkaca dari pasar mobil listrik, dia yakin ada peluang di segmen tersebut."Ya bener ya, datanya memang terjadi pelabatan penjualan, ya. Kalau kita lihat baterai itu, tadinya per kWh di atas US$ 1.000. Nah, beberapa tahun belakangan, dengan economic of scale akhirnya harga baterai per kWh bisa lebih murah lagi," ," ujar Indra saat menyampaikan materi di Karawang, Jawa Barat.Kembali mencontoh keberhasilan mobil listrik, Indra menjelaskan, China sudah mengembangkan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate). Jadi, tak menggunakan nikel, mangan, dan kobalt, melainkan memakai ferro atau besi yang jauh lebih murah. Imbasnya, harga baterai bisa turun ke US$ 100 per kWh.Berkaca dari kenyataan tersebut, kata dia, harga bahan bakar hidrogen kini masih cenderung mahal. Itulah mengapa, wajar penjualannya masih naik-turun. Meski demikian, Toyota akan terus mencari peluang untuk bisa memasarkan mobil hidrogen di Tanah Air."Saya sampaikan, kalau misalkan satu jalan buntu, kita cari jalan lain karena teknologinya sama, fuel cell stacknya sama. Nah, bagaimana kita pivoting ke misalnya hidrogen untuk heavy duty, yang sama sekali saat ini mungkin Tesla Semitruck atau apa, yang belum banyak masuk produksi massal," ungkapnya.Sebagai catatan, Toyota Indonesia tak menutup peluang meluncurkan mobil hidrogen di Tanah Air, yakni Mirai. Kendaraan tersebut ditargetkan meluncur sebelum 2030.