Ilmuwan mendapati gambar aneh di inti galaksi kita, Bima Sakti. Gambar itu menunjukkan detail Sagittarius C.Sagitarius C adalah salah satu lingkungan paling ekstrem di Galaksi Bima Sakti. Wilayah angkasa yang berawan ini terletak sekitar 200 tahun cahaya dari lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita.Di Sagittarius C, awan gas dan debu antarbintang yang besar dan padat runtuh sendiri selama jutaan tahun untuk membentuk ribuan bintang baru.Baca juga: Bau Ruang Angkasa Seperti Apa? Ternyata Ada Aroma seperti Bensin sampai Telur BusukAstrofisikawan University of Colorado (CU) Boulder, John Bally mengatakan Sagittarius C berada di bagian galaksi dengan kepadatan bintang tertinggi. Area ini memiliki awan hidrogen, helium, dan molekul organik yang sangat padat."Itu salah satu wilayah terdekat yang kita ketahui yang memiliki kondisi ekstrem yang mirip dengan yang ada di alam semesta muda," kata profesor di Departemen Ilmu Astrofisika dan Planet, CU Boulder tersebut, dikutip dari laman kampus, Jumat (11/4/2025).Baca juga: Matahari Minggir Dulu! 'Neraka' Ini Tempat Terpanas di Alam SemestaFenomena Aneh di Sagittarius CBally dan ilmuwan lainnya lalu mempelajari Sagittarius C dengan mengamatinya lewat Teleskop Luar Angkasa James Webb milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA).Mereka coba mencari tahu kenapa bentangan galaksi terdalam, yang disebut Zona Molekuler Pusat (CMZ), menampung gas antarbintang dengan kepadatan tinggi tetapi lebih sedikit bintang baru yang lahir di sana ketimbang perkiraan.Peneliti mendapati, garis-garis medan magnet yang kuat mengalir melalui Sagittarius C, membentuk filamen (benang/serat) gas hidrogen panas panjang dan terang yang terlihat seperti mi spageti. Fenomena ini dapat memperlambat laju pembentukan bintang dalam gas di sekitarnya.Hasil studi tersebut dipublikasi di Astrophysical Journal oleh John Bally, Samuel Crowe, Rubén Fedriani dari Instituto de Astrofísica de Andalucía di Granada, dan rekan-rekan.Struktur Sagittarius CPuluhan filamen terang membentuk jalinan di dalam dan luar wilayah tersebut. Beberapa di antaranya punya panjang beberapa tahun cahaya. Filamen-filamen ini terbuat dari plasma, gas panas yang terdiri dari partikel-partikel bermuatan.Citra Sagitarius C dari teleskop Webb mengungkap beberapa pita plasma tersebut tampaknya terbentuk oleh medan magnet yang kuat. Menurut Bally, rahasia filamen Sagittarius C dan sifat pembentukan bintangnya terletak pada medan magnet.Ia menjelaskan, lubang hitam supermasif berada di pusat galaksi Bima Sakti. Massanya sekitar empat juta kali lebih besar dari Matahari.Gerakan gas yang berputar di sekitar lubang hitam dapat meregangkan dan memperkuat medan magnet di sekitarnya. Medan-medan tersebut yang nantinya membentuk plasma di Sagitarius C."Karena medan magnet tersebut, Sagittarius C memiliki bentuk yang sangat berbeda, tampilan yang berbeda dibandingkan dengan wilayah pembentuk bintang lainnya di galaksi yang jauh dari pusat galaksi," kata peneliti Samuel Crowe dari University of Virginia.Peneliti mencontohkan, penampilan Sagittarius C tidak mulus. Beda halnya dengan Nebula Orion, tempat pembibitan bintang terdekat dari Bumi yang terletak di bawah sabuk Orion.Akhir Tempat Pembibitan BintangBintang lazimnya terbentuk di dalam awan molekular, yaitu wilayah ruang angkasa berisi awan gas dan debu padat. Saat baru tumbuh, bintang-bintang mulai memancarkan sejumlah besar radiasi ke angkasa.Radiasi itu akan menerbangkan gas dan debu (awan) di sekitarnya, "merusak" awan molekuler dari materi yang dibutuhkannya untuk membangun lebih banyak bintang baru. Karena itu, tempat pembibitan bintang tidak bersifat kekal.Di Nebula Orion, contohnya, awan molekular telah runtuh selama jutaan tahun dan membentuk gugusan bintang baru. Begitu pula dengan Sagittarius C. Peneliti memperkirakan masanya akan berakhir.Sebab, bintang-bintang di wilayah ini telah menghancurkan sebagian besar awan molekulnya. Tempat pembibitan bintang ini pun dapat menghilang seluruhnya dalam beberapa ratus ribu tahun.