Seruan Silentium Magnum di Labuan Bajo Jelang Jumat Agung 18 April 2025

Seruan Silentium Magnum di Labuan Bajo Jelang Jumat Agung 18 April 2025

dpw2025/04/11 16:00:44 WIB
Ilustrasi. (Foto: Pradita Utama/detikcom)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat bersama tokoh lintas agama menyerukan pelaksanaan Silentium Magnum atau keheningan total pada peringatan Jumat Agung, 18 April 2025. Imbauan ini berlaku setiap tahun untuk menghormati hari raya umat Kristiani yang memperingati penyaliban dan wafat Yesus Kristus.Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, Richardus Manggu, membenarkan imbauan tersebut dan menyatakan pihaknya mengizinkan isi seruan itu dikutip media. Dalam imbauan bersama yang telah ditandatangani sejumlah pihak, masyarakat diimbau melakukan empat hal berikut:Mengurangi aktivitas di luar rumah, kecuali untuk keperluan ibadah atau hal yang sangat mendesak.Mengurangi penggunaan energi listrik, plastik, sampah nonorganik, kendaraan bermotor, dan pengeras suara (kecuali untuk keperluan ibadah).Berkomitmen menciptakan suasana tenang dan hening.Penutupan sejumlah ruas jalan di Kota Labuan Bajo pada Jumat Agung pukul 06.00-10.00 Wita, antara lain: depan SMPN 1 Komodo, Lampu Merah Wae Mata, Pertigaan depan Polres Manggarai Barat, dan depan Masjid Nurul Imam Sernaru.Baca juga: Uskup Labuan Bajo Ajak Umat Lakukan Pertobatan EkologisPenutupan jalan tersebut dilakukan untuk mendukung prosesi Jalan Salib yang dimulai dari halaman Kantor Bupati Manggarai Barat menuju Gereja Katolik St. Petrus Sernaru, Labuan Bajo.Keheningan total ini diharapkan menjadi bentuk refleksi spiritual seluruh umat beragama. Selain bertepatan dengan perayaan Jumat Agung bagi umat Katolik, momen ini juga bersamaan dengan pelaksanaan Salat Jumat bagi umat Muslim.Imbauan ini tidak hanya dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap perayaan keagamaan, tetapi juga sebagai upaya kolektif untuk menjaga kedamaian batin serta memperhatikan kelestarian lingkungan dengan mengurangi polusi.Imbauan tersebut disepakati dalam rapat yang dipimpin Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi bersama unsur Forkopimda dan para tokoh lintas agama.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya