Bagi artis senior Titiek Puspa, ada banyak kenangan ketika ia masih aktif menyanyi di Istana Negara. Satu yang paling membekas adalah awal perjumpaannya dengan Presiden Soekarno, 53 tahun silam.Saat itu, Titiek muda sedang bekerja di Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta. Secara mendadak, seorang utusan datang memberikan amanat sang presiden untuk memanggil dirinya ke istana.Titiek Puspa kaget bukan main. Perasaannya campur aduk. Antara kaget, was-was, penasaran, dan senang. Dalam hati muncul pertanyaan, "Ada apa Bung Karno memanggil saya?"."Wah, grabak grubuk waktu itu. Ya, kaget, ya senang. Sampai di istana makin deg-degan. Bung Karno langsung menyapa, 'iki toh Titiek Puspa? Yang pinter nyanyi itu?' Saya jawab pakai bahasa Jawa, 'Mboten pinter Pak, tapi ya bisa saja'," kata Titiek kepada detikpop, Kamis (3/10/2013).Baca juga: Fakta Singkat Titiek Puspa yang Meninggal di usia 87 TahunTanpa banyak basa basi, Bung Karno langsung 'mengaudisi'. Dia melakukan tes vokal dengan meminta Titiek menyanyi di hadapannya. Perasaan wanita ini makin tak karuan."Lha, wong langsung saat itu juga di tes, disuruh nyanyi. Ya, gemetar juga namanya nyanyi di depan presiden tanpa latihan, tanpa persiapan. Habis itu Bung Karno komentar katanya suara saya bagus, 'Mulai sekarang kamu jadi penyanyi istana', begitu katanya," ujarnya.Banyak cerita dan kenangan yang tak bisa dilupakan selama menjadi penyanyi istana. Salah satunya ketika ia bersama band Lensois bentukan Bung Karno diajak tur keliling Amerika, Eropa, dan Asia hingga 40 hari. Tentu saja Titiek senang sekaligus sedih. Bukan lantaran jauh dari keluarga, tapi karena tak bisa makan nasi."Itu 40 hari tur enggak ketemu nasi sampai nangis-nangis," kata Titiek Puspa.
Dia bilang, hampir setiap hari yang ia makan bukan nasi, tapi makanan-makanan khas negara barat seperti spageti, hamburger, dan sejenisnya."Itu 90 persen makannya roti. Namanya makan roti ya enggak nendang. Tapi, ya akhirnya terbiasa juga. Baru pas masuk benua Asia ketemu nasi," ujarnya.Titiek mengaku sangat beruntung karena dipilih sebagai salah satu penyanyi istana. Tak hanya menyanyi di negeri sendiri, ia sering ikut kunjungan kenegaraan dan menjadi pengisi acara.Di matanya, Bung Karno adalah sosok pemimpin yang sangat kebapakan. Setiap diminta menyanyi, seperti permintaan bapak kepada anak. Kesan itulah yang tak bisa tergantikan oleh pemimpin lain."Dulu itu aturannya tidak terlalu ketat. Hubungan penyanyi dan band ke Bung Karno kayak bukan ke presiden, tapi kayak bapak sama anak. Persaudaraannya itu terasa sekali," kata Titiek.Hanya satu yang tak bisa ditolerir, cara berpakaian. Bung Karno mewajibkan penyanyi istana memakai kain kebaya. Baik saat tampil di Istana Negara maupun tur ke luar negeri."Ya, kain dan kebaya harus. Dari Jakarta ke Amerika ikut tur juga harus selalu pakai kain," ujarnya.Titiek bilang, dirinya punya kesan berbeda dengan masing-masing kepala negara. Bung Karno dianggap sebagai pemimpin yang kharismatik dan kebapakan.Setelah Bung Karno wafat, wanita kelahiran 1 November 1937 itu tetap diminta menyanyi di istana pada era pemerintahan Presiden Soeharto. Di masa ini, kedekatan dengan ibu negara, Tien Soeharto terjalin erat.Titiek bercerita, jika sudah bertemu Ibu Tien, seperti ada chemistry yang bisa membuat mereka tertawa bersama. Bahkan, hingga bikin sakit perut.Baca juga: Titiek Puspa, A Legendary Diva"Dengan Ibu Tien dekat sekali. Dekat dalam arti, setiap ketemu, kami bisa ketawa sampai terpingkal-pingkal, sampai geli sekali. Kalau beliau sudah cekikikan, saya lebih geli sampai perut sakit," ujarnya.Tak hanya itu, setiap ada acara ulang tahun atau acara lain, Ibu Tien selalu minta Titiek yang mengisi acara. Sempat juga ia membuatkan lagu sebagai hadiah ulang tahun perkawinan."Setiap ada acara ulang tahun inginnya Titiek Puspa. Selalu begitu. Saya juga waktu itu buat lagu 'Dua Sejoli' untuk kado ulang tahun pernikahan Bu Tien dan Pak Harto, tapi lupa ulang tahun yang ke berapa gitu," katanya.