Bulan Syawal hadir membawa nuansa baru setelah Ramadhan yang penuh keberkahan. Momentum ini menjadi saat yang tepat untuk memperkuat pesan-pesan keislaman melalui khutbah Jumat yang relevan dan menyentuh hati. Salah satu cara menyampaikan pesan yang efektif adalah dengan memilih contoh teks khutbah Jumat bulan Syawal yang sesuai dengan semangat dan kebutuhan jamaah pada masa pasca-Ramadhan ini.Menurut Muhammad Khatib dalam buku Khutbah Jumat Sejuta Umat, khutbah Jumat idealnya tidak bersifat generik atau monoton, tetapi disesuaikan dengan waktu dan kondisi umat. Seorang khatib yang peka terhadap perkembangan zaman akan menyampaikan khutbah yang aktual dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat.Materi khutbah yang kontekstual dengan bulan tertentu, seperti Syawal, dapat menjadi sarana untuk menguatkan kembali nilai-nilai ibadah, keistiqamahan, dan kepedulian sosial yang telah dibangun selama Ramadhan. Dengan demikian, khutbah bukan hanya menjadi rutinitas mingguan, melainkan juga jawaban atas tantangan hidup umat.Jika detikers tengah mencari contoh teks khutbah Jumat untuk bulan Syawal yang singkat dan terbaru, di bawah ini terdapat beberapa contoh yang dihimpun dari laman Kementerian Agama serta NU Online. Mari kita simak!Baca juga: 8 Contoh Teks Khutbah Jumat tentang Halal Bihalal dan Amalan Bulan SyawalContoh Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal Singkat dan Terbaru1. Menjaga Pola Hidup Tetap Positif Sepeninggal Bulan RamadhanKhutbah Iاَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَّاَنْ لَّوِ اسْتَقَامُوْا عَلَى الطَّرِيْقَةِ لَاَسْقَيْنٰهُمْ مَّاۤءً غَدَقًاۙJamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah Ta'ala,Mengawali khutbah yang penuh keberkahan ini, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ketakwaan sejati adalah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesungguhan. Semoga dengan ketakwaan yang kita jaga, kita mendapatkan syafaat di hari akhir nanti. Aamiin ya rabbal 'alamin.Jamaah yang dimuliakan Allah,Bulan suci Ramadhan telah berlalu, namun semangatnya hendaknya tetap kita jaga. Ramadhan bukan sekadar momen satu bulan yang penuh ibadah, melainkan menjadi titik awal dalam membangun kebiasaan baik yang terus berlanjut sepanjang tahun. Oleh karena itu, menjaga pola hidup yang telah kita terapkan selama bulan Ramadhan sangat penting agar keberkahan dan manfaatnya terus terasa dalam kehidupan kita.Salah satu amalan yang dapat kita lanjutkan adalah puasa sunnah Syawal. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun." (HR Muslim)Puasa Syawal lebih utama jika dilakukan berturut-turut setelah Idul Fitri, namun jika belum sempat, tetap disunnahkan untuk melakukannya di hari lain sepanjang bulan Syawal. Keutamaan puasa ini sangat besar, yaitu mendapatkan pahala seolah-olah berpuasa sepanjang tahun.Jamaah yang dirahmati Allah,Selain puasa Syawal, kita juga dapat melanjutkan kebiasaan menghidupkan waktu malam dengan ibadah. Pada bulan Ramadhan, kita terbiasa menjalankan sholat tarawih, tahajud, dan sahur. Kebiasaan baik ini hendaknya terus kita pertahankan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Tuhan kita, Allah tabaraka wa ta'ala turun setiap malam ke langit dunia di saat sepertiga malam akhir. Kemudian Allah berfirman, 'Barangsiapa berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Barangsiapa meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Barangsiapa meminta ampun kepada-Ku, akan Aku beri ampunan." (Muttafaq 'alaih)Dengan menjaga ibadah malam, kita memperoleh kesempatan untuk lebih dekat kepada Allah, memohon ampunan, dan meraih keberkahan dalam kehidupan.Jamaah yang dimuliakan Allah,Pola hidup positif lainnya yang perlu kita lanjutkan adalah membaca Al-Quran secara rutin. Saat Ramadhan, banyak dari kita yang berlomba-lomba mengkhatamkan Al-Quran. Kebiasaan ini hendaknya tidak berhenti setelah Ramadhan usai. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Bacalah Al-Quran. Sebab, ia akan datang memberikan syafaat pada hari kiamat kepada pembaca dan pengamalnya." (HR Ahmad)Membaca Al-Quran bukan hanya mendatangkan pahala, tetapi juga menjadi petunjuk dalam kehidupan. Bahkan, setiap huruf yang kita baca bernilai pahala berlipat-lipat, sebagaimana sabda Rasulullah:"Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Quran) maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf." (HR At-Tirmidzi)Jamaah yang berbahagia,Amalan-amalan yang telah kita laksanakan di bulan Ramadhan hendaknya menjadi rutinitas yang terus berlanjut, tidak hanya dilakukan sesaat. Kita tidak perlu terburu-buru dalam mengamalkannya, tetapi lebih penting untuk menjaga konsistensi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Amalan yang paling disukai Allah Ta'ala adalah yang kontinu walaupun itu sedikit." (HR Muslim)Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, salah satu tanda diterimanya suatu amal kebaikan adalah munculnya amalan baik lainnya setelahnya. Oleh karena itu, mari kita jadikan Ramadhan sebagai titik awal untuk memperbaiki diri dan terus meningkatkan kualitas ibadah kita.Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan kita kekuatan dan keistiqamahan dalam menjalankan amal kebaikan. Aamiin.أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.Khutbah IIالْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ