Respons Perusahaan Tambang soal Dugaan Pencemaran di Cihaur Sukabumi

Respons Perusahaan Tambang soal Dugaan Pencemaran di Cihaur Sukabumi

sya2025/04/09 15:30:09 WIB
Sawah tercemar di Cihaur, Kabupaten Sukabumi. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

Perusahaan tambang emas PT Golden Pricindo Indah akhirnya angkat bicara terkait dugaan pencemaran sawah warga Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.Juru Bicara PT Golden Pricindo Dede Kusdinar menyebut pemerintah daerah sudah membentuk tim investigasi untuk menelusuri sumber dampak secara komprehensif. "Persoalan banjir yang indikasinya terdampak dari kegiatan pertambangan. Jadi rencananya pada hari Kamis besok, Pemerintah Kabupaten Sukabumi membentuk tim hari ini untuk segera pada hari Kamis melakukan investigasi di lapangan secara langsung," kata Dede saat dikonfirmasi, Rab (9/4/2025).Baca juga: Kades Cihaur Minta Maaf soal Polemik Tambang Emas di SukabumiDede menjelaskan, pihaknya pada 16 Desember 2024 lalu saat peristiwa bencana terjadi, pernah menelusuri sungai-sungai di kawasan tersebut dan menemukan ada empat sungai besar yang mengalir menuju wilayah Cipari dan bermuara ke Sungai Cisereuh serta Karang Embe Cibutun."Kami menemukan ada empat sungai besar yang mengalir ke wilayah Cipari dan bermuara ke Sungai Cisereuh dan Karang Embe Cibutun. Jadi investigasi ini penting agar dampaknya bisa diketahui secara valid bersumber dari mana," ujarnya.Pihak perusahaan, kata Dede, tidak menutup kemungkinan akan bertanggung jawab apabila hasil investigasi menyatakan ada dampak dari aktivitas pertambangan. "Tentunya ini harus investigasi supaya jelas mana yang perlu dipertanggungjawabkan, yang sifatnya pertanggungjawaban ataupun bantuan," katanya.Terkait langkah ke depan, Dede menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah, termasuk perhitungan luasan lahan terdampak yang sudah dikaji oleh dinas terkait.Baca juga: Warga Cihaur Sukabumi Tuntut Penutupan Tambang Emas"Kalau kami melihat tadi, tentunya dinas pertanian sudah menghitung berapa luasan lahan yang terdampak dan tentunya kami serahkan kepada pemerintah bagaimana pertanggungjawaban yang harus dilakukan," tutupnya.Sebelumnya, warga Desa Cihaur mengeluhkan sawah dan perkebunan mereka tercemar lumpur yang diduga berasal dari aktivitas tambang emas. Luas area terdampak ditaksir mencapai 40 hingga 50 hektare. Pemerintah Kabupaten Sukabumi sendiri memang dijadwalkan akan melakukan peninjauan lapangan.Kata Gubernur JabarPolemik dugaan pencemaran sawah warga Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.Dalam pernyataan yang terekam dalam sebuah video yang diunggah di akun YouTube miliknya. Dedi meminta agar tambang yang merugikan masyarakat segera ditutup."Barusan ada posting di Sukabumi, tapi saya sudah minta Kasatpol PP dan Bupati. Yang tambang kemudian mengurug sawah warga, kasihan," kata Dedi Mulyadi, seperti dikutip dari video yang beredar, Rabu (9/4/2025).Dedi menyebut, tambang yang diduga menyebabkan banjir lumpur ke area pertanian tersebut kemungkinan besar bukan dimiliki oleh warga lokal."Yang tambangnya pasti orang luar, bukan orang Sukabumi. Nanti dikoordinasikan ya, tutup saja udah!" tegasnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya