Kenapa YouTuber Ditangkap Usai Kunjungi Pulau Suku Asli di Samudra Hindia?

Kenapa YouTuber Ditangkap Usai Kunjungi Pulau Suku Asli di Samudra Hindia?

twu2025/04/09 07:00:15 WIB
Orang suku Sentinel Utara. Youtuber ditangkap pihak berwenang baru-baru ini setelah coba mendatangi pulau suku asli tersebut. oto: (survivalinternational.org)

Youtuber asal AS, Mykhailo Viktorovych Polyakov mendarat di Pulau Sentinel Utara, Samudra Hindia pada Maret 2025. Ia kemudian ditangkap pihak berwenang India dan terancam hukuman penjara.Pulau Sentinel Utara adalah pulau kecil berhutan di gugus Kepulauan Andaman, Teluk Benggala, Samudra Hindia. Pulau ini yang termasuk wilayah India ini dikelilingi perairan, dan berdekatan dengan daratan India, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, dan Indonesia.Apa yang dilakukan YouTuber tersebut hingga ditangkap pihak berwenang?Kunjungi Pulau Suku Asli Samudra Hindia, Kenapa YouTuber Ditangkap?Organisasi Survival International melaporkan, Polyakov semula mendarat di Pulau Sentinel Utara selama beberapa menit. Tujuannya untuk berkontak dengan suku Sentinel, orang asli di pulau tersebut.Polyakov tidak melihat anggota suku tersebut di sekitarnya. Ia pun meninggalkan sekaleng cola dan kelapa, sebagai "persembahan".Kunjungan ke Sentinel Utara adalah ilegal menurut hukum setempat. Penjaga pantai India berpatroli di sekitar zona penyangga dekat pantainya untuk mencegah orang luar datang terlalu dekat. Namun, Polyakov berhasil mendarat dan meninggalkan barang-barang dari luar, kendati berhasil ditangkap.Keinginan Suku, Risiko Sakit, dan Ancaman PunahDirektur Survival International Caroline Pearce menjelaskan, orang-orang Sentinel tidak punya kekebalan tubuh terhadap penyakit umum dari luar seperti flu dan campak. Sebab, mereka adalah suku asli yang ingin hidup terisolasi di wilayahnya. Jika terkena penyakit yang lazim bagi kita tersebut, anggota suku bisa meninggal dan seluruh suku bisa punah.Untuk itu, keinginan suku tersebut harus dihormati. Salah satu caranya yakni dengan tidak mengunjungi mereka di pulaunya."Suku Sentinel telah menyatakan keinginan mereka untuk menghindari orang luar dengan sangat jelas selama bertahun-tahun. Saya yakin banyak yang ingat insiden tahun 2018, saat seorang misionaris Amerika, John Allen Chau, dibunuh oleh mereka setelah mendarat di pulau mereka untuk mencoba mengubah agama mereka menjadi Kristen," kata Pearce.Risiko EksploitasiPearce menambahkan, hak dan kepemilikan orang asli yang terasing kerap diserang, mulai dari lahan, alam, kayu, hingga emas di tanahnya. Contohnya yakni orang Amazon yang diserbu penebang kayu dan penambang emas.Di India sendiri, suku Shompen yang hidup di Pulau Nicobar Besar, dekat Pulau Sentinel Utara, terancam punah jika India melanjutkan rencana mengubah pulau mereka jadi Hong Kong-nya India."Faktor umum dalam semua kasus ini adalah penolakan pemerintah untuk mematuhi hukum internasional, dan mengakui serta melindungi wilayah masyarakat yang tidak memiliki kontak dengan manusia," ucapnya.Kehidupan Orang SentinelSurvival International dahulu sempat mengobservasi kehidupan orang Sentinel Utara menggunakan perahu yang ditambatkan dari pantai mereka, berjarak sepanjang satu tombak. Saat itu, orang suku masih mengizinkan pihak berwenang mendekati pulau dalam periode-periode singkat untuk menyerahkan beberapa kelapa.Saat itu, orang Sentinel Utara, yang disebut suku Onge tetangganya sebagai suku Chia daaKwokweyeh, adalah orang-orang yang berburu di hutan dan menangkap ikan di perairan pesisir. Di perairan dangkal, mereka menggunakan perahu kano bercadik sempit buatan sendiri yang digerakkan dengan tongkat.Diperkirakan, ada 150 orang suku Sentinel Utara yang terbagi atas tiga kelompok. Mereka hidup nomaden tetapi memiliki rumah berupa gubuk bersama untuk sejumlah keluarga. Ada juga tempat berteduh sementara tanpa tembok di pantai yang muat untuk satu keluarga.Kenapa Orang Suku Sentinel Tak Ingin Dikunjungi?Pada akhir 1800-an, sejumlah warga Sentinel Utara sakit dan meninggal usai kedatangan perwira, narapidana, dan orang asli Andaman yang dikontak paksa oleh penjajah Inggris. Rombongan tersebut semula didatangkan untuk dapat berkontak dengan orang Sentinel Utara.Anggota rombongan tersebut kemudian menculik pasangan tua dan empat anak dengan dalih untuk kepentingan sains. Mereka membawanya ke rumah perwira kolonial Inggris MV Portman di Port Blair, ibu kota Kepulauan Nicobar dan Andaman.Orang asli itu pun segera jatuh sakit dan meninggal. Sedangkan beberapa anak yang bertahan hidup dikembalikan ke Sentinel Utara dengan sejumlah hadiah.Setelah itu, tidak diketahui berapa orang Sentinel yang jatuh sakit akibat 'kegiatan sains' tersebut. Namun diperkirakan, mereka menularkan penyakit pada orang sukunya. Alhasil, kejadian ini menimbulkan trauma lintas generasi atau turun temurun. Sejak itu, mereka bersikeras menghindari kontak dengan orang luar.Usaha Kontak dengan Orang SentinelPada 1970-an, pejabat tinggi India sesekali meminta pihak berwenang agar bisa 'berpetualang' ke Pulau Sentinel Utara. Pada sebuah perjalanan, mereka meninggalkan dua ekor babi dan sebuah boneka di pantai. Orang Sentinel menusuk babi tersebut dan menguburnya beserta boneka.Pada 1980-an, kunjungan lebih rutin dilakukan ke sana. Mereka mendarat di wilayah yang jauh dari jangkauan tombak, lalu meninggalkan hadiah berupa kelapa, pisang, dan potongan besi. Kadang, orang Sentinel seperti memberi isyarat ramah, tetapi kadang juga membawa hadiah ke hutan dan melemparkan tombak pada orang luar yang ingin berkontak tersebut.Pada 1991, orang Sentinel sempat lebih ramah dan mendekati perahu untuk mengumpulkan kelapa hadiah tanpa membawa tombak. Hal ini berlangsung beberapa tahun. Namun, kontak ini tetap berbahaya karena terkadang tetap berakhir dengan lemparan tombak dan mengkapak perahu orang luar. Diperkirakan, hal ini karena anggota suku mereka sakit dan meninggal saat kunjungan sebelumnya.Baru pada 1996, kegiatan pemberian hadiah dihentikan. Sebab, orang Sentinel sehat kendati terisolir. Sedangkan mayoritas populasi orang asli Onge serta Andaman Besar justru hampir punah karena berkontak, dengan jumlah turun masing-masing 85 persen dan 99 persen.Pada tsunami 2004, sebuah helikopter diterbangkan untuk mengecek keamanan warga di sana dari udara. Pada momen itu, fotografer menangkap sosok seorang pria Sentinel hendak melempar tombak ke arah helikopter tersebut.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya