Belasan Peserta Difabel Akan Ikut UTBK 2025 di Kampus UB

Belasan Peserta Difabel Akan Ikut UTBK 2025 di Kampus UB

mua2025/04/08 17:37:45 WIB
Pelaksanaan UTBK di UB/Foto: Istimewa (Dok Humas UB)

Sebanyak 16 peserta difabel akan mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer yang akan diadakan di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB).Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik Arif Hidayat menjelaskan UB merupakan salah satu perguruan tinggi yang ditunjuk sebagai penyelenggara UTBK yang menerima peserta difabel."Kita menyiapkan satu ruangan bagi peserta difabel di Ruang Lab 1 gedung FISIP. Ada beberapa jenis peserta difabel yang akan mengikuti UTBK di UB," ujar Arif kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).Menurut Arif peserta difabel yang bakal mengikuti UTBK adalah penyandang disabilitas daksa, penyandang disabilitas rungu, dan penyandang disabilitas netra.Baca juga: 6.262 Calon Mahasiswa Baru Lolos SNBP UnesaUntuk yang penyandang disabilitas netra, kata Arif, UTBK akan berada di sesi 3 UTBK. Sedangkan untuk difabel lain penyandang disabilitas rungu serta daksa dibedakan beberapa sesi."Khusus penyandang disabilitas netra karena perlu peralatan khusus hanya di sesi 3 saja. Sementara untuk difabel lain tidak memerlukan peralatan khusus hanya diperlukan akses menuju ruangan yang ramah difabel," bebernya.Arief menambahkan, untuk kegiatan pelaksanaan UTBK juga menerjunkan pengawas ujian yang mempunyai keterampilan pendampingan dari tim Subdirektorat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusif Universitas Brawijaya (SLDPI).Ketua SLDPI UB Zubaidah Ningsih menjelaskan bentuk pendampingan yang akan dilakukan adalah kerjasama antara unit kami SLDPI dengan tim petugas lapang di lokasi masing calon mahasiswa."Pendampingan dilakukan dengan pemetaan akomodasi yang dibutuhkan, misal untuk disabilitas netra, apakah low vision ataukah netra total," terang Arif.Baca juga: Tak Lulus SNBP Masih Bisa Ikut UTBK, Ini Caranya"Kalau low vision, perlu dibantu pengesetan tampilan di komputer supaya lebih jelas terlihat. Misal menggunakan font lebih besar, background gelap tulisan terang," sambungnya.Arif juga menjelaskan, bahwa untuk disabilitas netra total nantinya akan dibantu dengan memastikan apakah materi ujian dapat terbaca dengan screen reader atau tidak. Sehingga peserta bisa memahami dan memberikan jawaban.Sementara itu untuk disabilitas daksa, akan dibantu mobilitas menuju dan dari lokasi ujian. Upaya ini untuk membantu jika diperlukan pada teknis pengerjaan soal."Misalnya untuk duduk, mengetik penyandang disabilitas rungu biasanya bisa lebih mandiri mengerjakan soal, akan tetapi perlu dibantu untuk memahami aba-aba dari pengawas, mendapatkan informasi berbasis suara seperti peringatan waktu tersisa," urainya.Dosen FMIPA ini menambahkan, adanya pendamping sifatnya hanya membantu teknis pelaksanaan ujian. Namun keberadaan mereka tidak mengintervensi apapun di pengerjaan soal."Calon mahasiswa harus mandiri dalam merumuskan jawaban soal," pungkasnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya