Drama Malaysia bertajuk 'Bidaah' atau 'Broken Heaven' mendadak menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Ini karena adegan-adegan kontroversial dari Walid Muhammad, salah satu tokoh fiktif pemimpin sekte keagamaan Jihad Ummah.Drama ini mengangkat isu dan kontroversi terkait ajaran sesat dalam dunia agama, salah satunya terkait dengan pernikahan. Manipulasi-manipulasi yang dilakukan Walid untuk menikahi perempuan-perempuan muda bermodalkan agama pun menjadi sorotan.Ada beberapa adegan yang dianggap warganet berhubungan dengan kisah nyata di Tanah Air. Salah satunya, momen Walid yang memanipulasi perempuan-perempuan muda untuk menikah batin dengan iming-iming mendapatkan surga.Lalu, mengapa agama seringkali menjadi 'senjata' dari pelaku yang ingin memanipulasi calon korbannya?Menjawab hal ini, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi mengatakan pendekatan secara agama, bagi pelaku, dianggap lebih ampuh dalam mendekati korban. Biasanya, ini direpresentasikan melalui atribut-atribut keagamaan."Atribut atau outfit tertentu dalam tanda kutip bermain peran yang seolah-olah lebih berbeda dibanding orang lain, lebih spesial dibanding orang lain. Itu membuat kesan yang bisa ditangkap oleh korban kayak 'wah', kayak sesuatu yang spesial dibanding orang lain," kata Anastasia saat dihubungi detikcom, Senin (7/4/2025).Baca juga: Psikolog Bicara 'Cuci Otak' dan Manipulasi di Balik Viral Sosok WalidMenurut Anastasia, padahal bisa saja atribut tersebut hanya digunakan untuk memainkan peran supaya lebih terkesan meyakinkan di mata para calon korban."Maka bisa dikatakan sudah termasuk perilaku yang manipulatif. Ada tujuan untuk keuntungan dirinya (pelaku) sendiri," katanya.Anastasia menekankan korban atau siapa saja harus membekali diri dengan edukasi, literasi, dan kemampuan berpikir yang bagus. Hal ini, agar tidak terjebak pada usaha-usaha pelaku dalam memanipulasi."Harus berpikir kritis dalam menjalani kehidupan beragama. Pastikan untuk belajar, tidak melulu ke satu orang, tapi bisa secara merata dari lingkungan terdekat atau orang yang dipercaya," kata Anastasia."Harus juga terbuka untuk berdiskusi dan menerima masukan dari orang terdekat, khususnya apa yang dialami dan diterima. Apakah itu pantas atau layak tidak," sambungnya.Baca juga: 7 Tanda Tubuh Overdosis Garam, Sering Haus hingga Susah Tidur