Tak terasa umat muslim kini telah berada di penghujung bulan Ramadhan. Hari Jumat, 28 Maret 2025 ini pun menjadi hari Jumat terakhir yang di bulan suci Ramadhan 1446 H.Jelang penghabisan bulan Ramadhan ini, khatib Jumat dapat menyampaikan pesan-pesanSebagaimana diketahui, salah satu ibadah wajib bagi umat pada hari Jumat adalah menunaikan shalat Jumat. Adapun khutbah merupakan salah satu rangkaian dalam pelaksanaan shalat Jumat.Sebagai khatib Jumat, dapat mengangkat momen Jumat terakhir Ramadhan ini menjadi tema khutbah. Tujuannya untuk mengingatkan umat muslim agar memanfaatkan waktunya untuk meningkatkan ibadah sebelum meninggalkan bulan Ramadhan.Bagi para khatib yang tengah mencari materi khutbah Jumat bertema Jumat akhir Ramadhan, berikut kumpulan contohnya yang dirangkum dari berbagai sumber.Yuk, disimak!1. 3 Amalan di Akhir RamadhanKhutbah Iالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِقَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًايَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًافَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَأَفْضَلُ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ r وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ َوكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِMarilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur kita dengan dibuktikan dengan ketakwaan pada Allah. Karena Allah telah memberikan kita berbagai nikmat. Terutama tiga nikmat yang besar yang disebutkan oleh Wahb bin Munabbih sebagai tiga nikmat utama yaitu Islam, sehat dan kecukupan.Shalawat dan salam atas junjungan kita, suri tauladan kita, Nabi akhir zaman, Nabi besar kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, begitu pula kepada para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.Kita sebentar lagi akan menjelang akhir-akhir Ramadhan.Apa saja amalan yang mesti kita lakukan?Ada tiga amalan yang bisa kita fokus untuk melakukannya di akhir-akhir Ramadhan nanti.Kaum muslimin rahimakumullah,Pertama: Lebih serius lagi dalam ibadah di akhir RamadhanLihatlah keseriusan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam,كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ."Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya." (HR. Muslim, no. 1175)Dikatakan oleh istri tercinta beliau, 'Aisyah radhiyallahu 'anha,كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ"Apabila Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima'), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari, no. 2024; Muslim, no. 1174).Jama'ah shalat Jum'at yang semoga dirahmati oleh Allah,Kedua: Melakukan I'tikafI'tikaf maksudnya adalah berdiam di masjid beberapa waktu untuk lebih konsen melakukan ibadah.Lihatlah contoh Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:- أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ - مُتَّفَقٌ عَلَيْهِDari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa beri'tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri'tikaf setelah beliau wafat. (HR. Bukhari, no. 2026; Muslim, no. 1172).Hikmah beliau seperti itu disebutkan dalam hadits Abu Sa'id Al-Khudri berikut di mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan,إِنِّى اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوَّلَ أَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ ثُمَّ اعْتَكَفْتُ الْعَشْرَ الأَوْسَطَ ثُمَّ أُتِيتُ فَقِيلَ لِى إِنَّهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ أَحَبَّ مِنْكُمْ أَنْ يَعْتَكِفَ فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ مَعَهُ"Aku pernah melakukan i'tikaf pada sepuluh hari Ramadhan yang pertama. Aku berkeinginan mencari malam lailatul qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri'tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa lailatul qadar itu di sepuluh hari yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri'tikaf di antara kalian, maka beri'tikaflah." Lalu di antara para sahabat ada yang beri'tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari, no. 2018; Muslim, no. 1167).Jadi, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan i'tikaf supaya mudah mendapatkan malam lailatul qadar.Lalu berapa lama waktu i'tikaf?Al-Mardawi rahimahullah mengatakan, "Waktu minimal dikatakan i'tikaf pada i'tikaf yang sunnah atau i'tikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat)." (Al-Inshaf, 6: 17)Karena Allah hanyalah menetapkan,وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ"Sedang kamu beri'tikaf dalam masjid."(QS. Al Baqarah: 187).Ibnu Hazm berkata, "Allah Ta'ala tidak mengkhususkan jangka waktu tertentu untuk beri'tikaf (dalam ayat ini). Dan Rabbmu tidaklah mungkin lupa." (Lihat Al-Muhalla, 5: 180).Berarti beri'tikaf di siang atau malam hari dibolehkan walau hanya sesaat.Jama'ah shalat Jum'at rahimani wa rahimakumullah,Ketiga: Raih Lailatul QadarAllah menyebut keutamaan lailatul qadar,لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)"Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 3-5)Menghidupkan malam lailatul qadar bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur'an. Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ"Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari, no. 1901)Bisa juga kita mengamalkan do'a yang pernah diajarkan oleh Rasul kita shallallahu 'alaihi wa sallam jikalau kita bertemu dengan malam Lailatul Qadar yaitu do'a: "Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni" (artinya: Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf-menghapus kesalahan-, karenanya maafkanlah aku-hapuslah dosa-dosaku-). Sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengajarkan do'a ini pada 'Aisyah, istri tercinta beliau.Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan tidak mesti seluruh malam.Sebagaimana dinukil oleh Imam Asy-Syafi'i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu 'Abbas disebutkan,أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ"Menghidupkan lailatul qadar bisa dengan melaksanakan shalat Isya' berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjama'ah."Dikatakan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatha', Ibnul Musayyib menyatakan,مَنْ شَهِدَ لَيْلَةَ القَدْرِ ـ يَعْنِي فِي جَمَاعَةٍ ـ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا"Siapa yang menghadiri shalat berjama'ah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam Lailatul Qadar tersebut." (Latha'if Al-Ma'arif, hlm. 329).Demikian khutbah pertama ini.أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Kedua
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِJama'ah shalat Jum'at yang semoga dirahmati oleh Allah,Sebagaimana telah dijelaskan tentang lailatul qadar tadi, lalu kapan lailatul qadar itu terjadi?Kata Ibnu Taimiyah, lailatul qadar sudah diketahui di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Inilah yang disebutkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabda beliau,هِيَ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ"Malam lailatul qadar terjadi pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan." (HR. Bukhari dan Muslim). Malam tersebut lebih mungkin ditemukan pada malam ganjil.Akan tetapi, ganjil tersebut bisa dihitung dari awal bulan, maka malam yang dicari adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29. Namun bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى"Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa" (HR. Bukhari).Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa. Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa.Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa'id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.Kata Ibnu Taimiyah pula, Lailatul Qadar lebih sering terjadi pada malam ke-27. Kenyataannya demikian sebagaimana Ubay bin Ka'ab itu bersumpah bahwa lailatul qadar terjadi pada malam ke-27. Ada yang bertanya padanya, "Dari mana engkau bisa tahu bahwa lailatul qadar terjadi pada malam tersebut?" "Yaitu dari ayat yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kabarkan pada kami bahwa pagi harinya matahari akan terbit dengan sinar yang tidak begitu menyorot", jawab Ubay. (Majmu' Al-Fatawa, 25: 284-285).Akhirnya kami memohon kepada Allah Ta'ala agar senantiasa memberikan kita petunjuk dan taufik untuk menghidupkan akhir Ramadhan ini dengan amalan shalih.Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat sekali, maka Allah akan membalasnya sepuluh kali.إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماًاَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِاللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمِكَ مُثْنِينَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَااللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاًاللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ أَعْمَلَنَا فِي رَمَضَانَرَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِوَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَSumber: Laman RumayshoBaca juga: Hari Raya Idul Fitri Muhammadiyah 2025 Tanggal Berapa? Ini Jadwal Resminya2. Menjemput Lailatul Qadar pada 10 Terakhir RamadhanKhutbah Iاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْنأَمَّا بَعْدُ, فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً، فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَMa'asyiral Muslimin Jamaah Jum'ah RahimakumullahAlhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, atas iradat-Nya kita masih dipertemukan kembali Ramadhan hari ini, bulan mulia pernuh berkah.Shalawat dan salam kepada baginda Rasulullah SAW, utusan Allah Ta'ala yang membawa cahaya dan kebenaran Islam, membawa manusia dari alam kegelapan menuju peradaban Islam yang agung.Kita berdo'a di bulan Rajab dan bulan Sya'ban untuk bisa bertemu bulan ini. Kita menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Mengapa? Karena Ramadhan adalah bulan berkah, bulan ziyadatun khair, bertambahnya kebaikan yang tidak bisa dicapai dibulan-bulan lainnya.Kita juga bergembira karena Allah SWT menjanjikan ampunan atas segala khilaf dan dosa, dan puncaknya, Allah Ta'ala menjanjikan predikat muttaqin bagi yang benar puasanya.Tidak terasa kita telah menjalani dua pertiga Ramadhan. Semoga kita tetap semangat dan bersabar menjalankan ibadah puasa, tetap istiqamah membaca al Qur'an, tetap antusias mendatangi masjid-masjid untuk shalat tarawih.Alhamdulillah, nilai-nilai yang kita raih selama Ramadhan ini, in syaa Allah telah membawa batin kita dalam suasana tenang dan bahagia, dan itu pertanda hawa nafsu kita sudah mulai terkendali.Imam Abu Hamid al-Ghazali pernah mengatakan dalam kitab Ihyâ' 'Ûlûmiddîn:السَّعَادَةُ كُلُّهَا فِي أَنْ يَمْلِكَ الرَّجُلُ نَفْسَهُ وَالشَّــقَــاوَةُ فِي أَنْ تَمْـلِـكَـــهُ نَفْـسُــــهُ"Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya."Demikianlah esensi dan ekspresi hati manusia. Ketika nafsu mampu dikendalikan, maka dari sana akan tersingkap fitrah yang suci, dan mulai dari situlah iman tumbuh dan menggerakkan diri ke jalan yang benar.Manusia yang sebelumnya suka berdusta, menipu, berbuat buruk, akan berubah menjadi orang yang jujur, suka membantu dan mengekspresikan kebaikan kebaikan. Inilah yang disebut hati tenang, hidup dengan akhlak yang baik.Jama'ah Jum'at yang Berbahagia,Selanjutnya, pada 10 terkahir Ramadhan ini, Allah Ta'ala menjanjikan hadiah istimewa, yang hanya terjadi 1 kali dalam setahun, yaitu malam lailatul qadr.Orang-orang yang sedang berpuasa menanti momen tersebut untuk mendapatkan pahala yang nilainya lebih 1000 tahun. Allah Ta'ala berfirman:اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ(1) وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ (3) تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ (4) سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ (5)"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada lailatul qadr. Tahukah kamu apakah lailatul qadr itu? Lailatul qadr lebih baik daripada 1000 bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."Berkaitan dengan ini, Imam Malik dalam al-Muwattha meriwayatkan satu hadits,إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فَيْ طُوْلِ الْعُمْرِ، فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ"Sesungguhnya Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya (yang relatif panjang) sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka karena panjangnya usia mereka, maka Allah memberikan Rasulullah Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan". (Imam Malik, al-Muwattha: juz I, h. 321)Datangnya lailatul qadr tidak dapat ditentukan secara pasti waktunya oleh manusia, kepastian itu di sisi Allah Ta'ala. Malam tersebut dapat dicari di akhir Ramadan, terutama pada malam tanggal ganjil dalam kalender qamariah.Rasulullah hanya memberikan isyarat mengenai datangnya malam penuh kemuliaan itu di malam ganjil 10 hari terakhir Ramadhan. Peluang hadirnya lailatul qadr ada di malam 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadan.Untuk menjemput malam yang mulia itu, maka Rasulullah SAW di 10 hari terakhir Ramadhan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya.Beliau tak hanya menjalani sendiri, tapi juga mengajak keluarganya untuk turut merasakan kekhusyukan dan keberkahan waktu mulia ini. Dalam hadits riwayat Al-Bukhari disebutkan:عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ"Dari Aisyah ra, ia berkata: "Ketika Nabi saw memasuki 10 hari terakhir (Ramadhan), beliau mengencangkan ikat pinggangnya (untuk lebih giat beribadah), menghidupkan malamnya (dengan ibadah), dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah)." (HR Al-Bukhari).Jama'ah Jum'at yang BerbahagiaIntensitas ibadah yang dilakukan Rasulullah SAW dan diikuti sahabat-sahabat beliau konsentrasikan dengan berdiam diri atau i'tikaf di masjid. Kegiatan i'tikaf merupakan salah satu bentuk ibadah yang memberikan kesempatan yang cukup untuk berkomunikasi lebih intens dengan Allah Subhanahu wa ta'ala.Jika selama ini kita kurang khusyu' ketika shalat, jika kita sering merasa lalai dari mengingat Allah, lisan kita kering dari dzikir dan sedikit sekali beristighfar, atau jika selama ini kita jarang mengadukan keluh kesah dan masalah kita kepada Allah, maka di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini adalah kesempatan emas untuk memperbaiki semua hal tersebut.I'tikaf adalah waktu yang tepat untuk kita menebus kelalaian kita selama setahun yang lalu karena disibukkan dengan urusan dunia dan segala problematika yang menyertainya.Sungguh akan terasa nikmat apabila kita dapat khusyu' bermunajat kepada Allah, sejenak meninggalkan urusan dunia dan fokus untuk Allah , bermesraan dengan Allah, Zat Yang Maha Pemilik dan Menguasai segala urusan.Semua bentuk ibadah di 10 akhir Ramadhan diharapkan dapat lebih mensucikan hati, merasakan lezatnya iman, dan hadirnya kekuatan ruhiyah dalam menghadapi berbagai persoalan.Karena itulah, selain dzikir, istigfar, dan do'a-do'a musjabat, juga sangat ditekankan untuk memperbanyak tilawah dan tadabbur al Qur'an.Memperbanyak tilawah dan tadabbur al Qur'an akan mendapatkan kekuatan khusus dari Allah Ta'ala, sebagaimana dalam al Qur'an Surah As Syura: 52:وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَاۗ مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَاۗ وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ"Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Qur'an) cahaya yang dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus."Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh 'Abdur Rahman as-Sa'di berkata: "Ini adalah (fungsi) al-Qur-an yang mulia, Allah menyebutnya sebagai ruh karena ruh yang menjadikan tubuh manusia hidup. (Demikian) pula al-Qur-an yang menjadikan hati dan jiwa manusia hidup, sehingga hiduplah (terwujudlah) dengan al-Qur-an semua kebaikan (dalam urusan) dunia dan agama, karena di dalamnya banyak kebaikan dan ilmu yang luas". (Kitab "Taisiirul Kariimir Rahmaan"/hal. 762).Pencerahan nilai-nilai al Qur'an bisa dilakukan kapan saja yang memungkinkan, namun secara khusus akan lebih kuat saat membacanya di malam hari.Ketika Allah Ta'ala memerintahkan secara khusus membaca al Qur'an di malam hari, karena bacaan al Qur'an saat malam hari akan menukik ke petala jiwa yang paling dalam, sebagaimana dalam ayat:اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ"Sesungguhnya bangun malam itu (baca al Qur'an) lebih kuat (pengaruhnya terhadap jiwa) dan lebih mantap ucapannya". (Q.S. Al Muzammil : 6)Allah Ta'ala memberi pilihan-pilihan untuk bisa lebih dekat kepada-Nya. Di antara kita tentu ada yang tidak bisa i'tikaf seperti Rasulullah, karena kesibukan.Namun, tetap harus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan ibadah, seperti memperbanyak istigfar, munajat dan tilawah al Qur'an dan qiyamu Ramadhan melebihi hari-hari sebelumnya.Seperti pada hadits yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Rasulullah SAW membangunkan keluarganya pada 10 akhir Ramadhan, demikian juga sahabat-sahabat beliau.Tujuannya adalah untuk menghidupkan malam-malam mereka dengan taqarrub kepada Allah Ta'ala. Kekhususan diisi dengan dzikir, istigfar, tilawah dan do'a yang khusyu.Dan secara khusus, terdapat satu ibadah yang di dalamnya ada dzikir, istigfar, dan tilawah al Qur'an, yaitu shalat tahajjud, yang di bulan ini disebut qiyamu Ramadhan.Ketika kita bisa bangun tahajjud berjama'ah 1 juz 1 malam bersama imam yang tartil bacaan qur'annya, in syaa Allah peluang mendapatkan lailatul qadr akan lebih terbuka.Saat seseorang mendapati lailatul qadr, maka orang itu berada di malam ampunan, malam penganugerahan derajat kemuliaan, dan berada dalam kebaikan untuk tahun yang akan dijalaninya.Untuk itu, mari kita kembali mengingat do'a yang diucapkan Rasulullah SAW saat berjumpa dengan malam mulia tersebut, sebagaimana hadits dari yang diriwatkan Aisyah radiallahu 'anha berikut:وَعَنْ عائشة رضي الله عنها: قالت: «قلت: يا رسولَ الله إِنْ وَافَقْتُ ليلةَ القَدْرِ ، ما أَدْعُو به؟ قال: قُولي: اللهم إنك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُ الْعَفْوَ فاعْفُ عَنِّي» أخرجه الترمذي"Dari sayyidah Aisyah (radiallahu 'anha), ia bercerita, ia pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai lailatul qadr, bagaimana doa yang harus kubaca?' Rasulullah saw menjawab, 'Bacalah, 'Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annī,"" (HR At-Tirmidzi)بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah IIاَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا
اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعدفَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِDo'a Penutupاَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اللّهُمَّ وَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ وَأَتْمِمْ تَقْصِيْرَنَا وَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ . وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ!!!عِبَادَاللهِإِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْOleh: Dr H Tasyrif Amin M Pd ISumber: Laman Pesantren HidayatullahBaca juga: Dzikir-Doa Sholat Kafarat di Jumat Terakhir Bulan Ramadhan serta Tata Caranya3. 4 Alasan Mengapa Kita Penting Tuntaskan Amalan Jelang Ramadhan Berakhirاَلسَّلامُ عَليْكُمْ وَرَحْمَةاُللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ ييَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَدَّى الْأَمَانَةَ، وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَنَصَحَ لِلْأُمَّةِ، وَجَاهَدَ فِي اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ عَلَيْهِمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.أما بعد. فَيَآعِبَادَ اللّٰهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى ا للّٰهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُممْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ تَعَالٰى أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.[سورة البقرة/2: 185]Tiada kata yang lebih pantas kita lantunkan di kesempatan yang berbahagia ini melainkan ucapan syukur alhamdulillah, yang mana Allah SWT masih mempercayakan kehidupan ini kepada kita dengan memanjangkan umur kita dengan terus mengoptimalkan ketaatan kita kepadaNya. Sebagaimana firman-Nya :وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُّعَمَّرٍ وَّلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهٖٓ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ"Tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, kecuali (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah." (QS Fathir: 11).Bahwasanya umur yang Allah karuniakan kepada kita cukup bagi kita untuk berfikir tentang kekuasaan-Nya. Allah SWT berfirman :اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ"Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa (yang cukup) untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir." (QS Fathir: 37)Ramadhan diibaratkan seperti tamu yang agung, datang menyapa kita dengan membawa banyak kemuliaan dan kebaikan. Allah menjanjikan di dalamnya ampunan dosa, membebaskan hamba-hamba-Nya yang beriman dari neraka.Setiap amal kebaikan dilipat gandakan, peluang dan potensi beramal baik pun dimudahkan, karena pada bulan ini Allah SWT membuka seluruh pintu-pintu surga, sehingga fitrah orang-orang yang beriman akan bersegera menyambut setiap amal yang akan mendekatkan dia kepada-Nya. Setan dan jin pendurhaka pun dibelenggu, sehingga bisikan-bisikan buruk mereka tidak mengotori amal dan ibadah hamba-hamba Allah yang beriman.عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذذَا كَانَ أَوَلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ ، وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا