Hari raya Idul Fitri merupakan momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan, Idul Fitri menjadi hari kemenangan di mana umat Islam kembali kepada fitrah dengan hati yang bersih dan penuh rasa syukur.Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, senantiasa mengajarkan pentingnya Idul Fitri sebagai sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia).Baca juga: Khutbah Idul Fitri dari MuhammadiyahKhutbah Idul Fitri dari NUMelalui khutbah Idul Fitri, muslim diajak untuk merefleksikan nilai-nilai spiritual yang telah diterapkan selama Bulan Ramadan ini. Berikut beberapa khutbah Idul Fitri yang dikutip dari laman NU untuk memberikan wawasan dan inspirasi bagi umat Islam dalam merayakan hari kemenangan ini.1. Kembali Suci dengan Ampunan Ilahi dan SilaturahmiKhutbah Iاللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُاللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُوَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَوَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُلاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَالصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْبِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَأَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِوَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى: الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَوَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚJemaah salat Idul Fitri rahimakumullah. Pagi ini, cahaya matahari dan alunan takbir membelah langit yang tinggi. Mengiringi syukur yang mengalir deras dari dalam sanubari. Hari ini, alam semesta bertasbih.Menyaksikan wajah-wajah yang berseri nan bersih, dalam kemenangan hakiki setelah satu bulan berpuasa karena Allah tanpa pamrih. Setelah satu bulan penuh kita tempuh jalan kesabaran, kini tibalah saatnya kita merayakan kemenangan dan keberkahan. Teriring kalimat doa:جَعَلَنَا اللَّهُ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَArtinya: Semoga kita menjadi orang yang kembali fitri dan terjamin, serta masuk dalam golongan orang-orang muttaqin.Di pagi ini, hati-hati yang haus akan rahmat Allah dipenuhi keceriaan yang mendalam. Dibasuh lautan ampunan dari Allah, Tuhan semesta alam. Di bawah langit yang bertasbih atas izin ilahi, kita berkumpul dalam kemenangan sejati.Bukan hanya karena menuntaskan puasa di bulan yang suci, tetapi karena berhasil menundukkan hawa nafsu untuk menjadikan jiwa-jiwa menjadi suci. Baca Juga Khutbah Idul Fitri: Lebaran, Momentum Perkuat Kesalehan Vertikal-Horizontal Idul Fitri bukan sekadar hari perayaan.Idul Fitri bukan hanya tentang pakaian baru dan berbagai aneka hidangan. Idul Fitri bukan hanya pergi jalan-jalan menuruti keinginan. Idul Fitri ini adalah momentum menguatkan tekat baja, menjadi hamba Allah yang patuh pada perintahnya dan sekuat tenaga meninggalkan segala yang dilarang Allah SWT.Idul Fitri adalah tentang hati yang kembali suci, tentang ruh yang bersujud dalam damai dalam hati, merasakan kelembutan kasih sayang Allah yang Maha Abadi. Idul Fitri adalah tentang panggilan untuk kembali pada kesucian, memperkuat silaturahmi dan kebersamaan, dan menanamkan kasih sayang pada mereka yang selama ini bersama dalam kehidupan. Semoga kebahagiaan ini tidak hanya berhenti di hari ini, tetapi terus menyala dalam setiap langkah kita dalam kehidupan ini.اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُArtinya: Ma'asyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Idul Fitri yang dimuliakan Allah Untuk mewujudkan kesucian diri kita, ada dua hal yang perlu kita pahami dan tancapkan dalam hati dan sukma. Pertama adalah penguatan dimensi vertikal kepada Allah SWT, melalui penguatan ibadah dan meraih ampunan atas segala dosa.Kedua adalah penguatan dimensi horisontal kepada sesama manusia, melalui kepekaan sosial dan senantiasa menebar kebaikan dan cinta. Jika dua hal ini mampu diaplikasikan dalam kehidupan kita, maka insyaallah kehidupan kita akan dinaungi kebahagiaan sampai akhir masa. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙArtinya: Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (Surat Ali Imran ayat 133). Dilanjutkan dengan:الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚArtinya: (Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (Surat Ali Imran ayat 134).Dari ayat ini kita diingatkan cara untuk menyucikan jiwa. Langkah pertama untuk meraihnya adalah berdasarkan ayat Al-Imran 133. Kita diperintahkan untuk bersegera meraih ampunan dan surga-Nya. Seraya menyadari bahwa kuasa Allah begitu luas bagi kita. Seluas surga yang Ia sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.Bentuk ikhtiar meraih ampunan-Nya, telah kita lakukan selama satu bulan penuh. Berpuasa menjalankan perintah Allah dengan hati yang kukuh. Iman dan takwa juga terus kita semai untuk memastikan ibadah kita senantiasa utuh. Semoga semua ini berujung pada ampunan Allah sebagaimana hadits Rasulullah dari Abu Hurairah:مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِArtinya: Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, dengan keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa masa lalunya. (HR Al-Bukhari dan Muslim).اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُMa'asyiralmusliminwalmuslimat, jemaah salat Idul Fitri yang dimuliakan Allah Langkah kedua untuk menyucikan diri adalah sesuai dengan lanjutan ayat pada surat Ali Imran ayat 134.Jika kita ingin kembali kepada kesucian dan ketakwaan yang kuat, maka kita harus menguatkan ibadah sosial dengan sedekah, infak, dan zakat. Ibadah ini tidak hanya dilakukan saat kita dalam kondisi finansial kuat, namun harus dilakukan saat kita merasa berat sebagai wujud taat kepada Allah sang pemberi nikmat.Kita harus yakin bahwa berbagi tidak akan mengurangi harta kita. Sebaliknya, dengan berbagi maka hakikatnya Allah sedang menambah apa yang kita punya. Zakat fitrah yang kita keluarkan di bulan puasa dan zakat mal untuk menyucikan jiwa, adalah wujud kesadaran jiwa, bahwa semua yang kita punya adalah milik Allah SWT, dan akan kembali kepada-Nya.Hal ini sekaligus menyadarkan kita bahwa ada hak orang lain di dalamnya, semua bukan milik kita dan tak akan di bawa saat kita meninggalkan dunia. Hanya dengan cara berbuat baik dengan harta yang disedekahkan kepada sesama, harta kita akan memberi manfaat saat kita sudah kembali kepada Allah swt.عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُArtinya: Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, 'Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya,)kecuali kemuliaan di dunia dan akhirat, serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Allah akan meninggikan derajatnya di dunia dan akhirat'. (HR Muslim).Ma'asyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Idul Fitri yang dimuliakan Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 134, Allah juga memerintahkan, agar kita senantiasa mengendalikan amarah dan suka memaafkan kesalahan. Karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.Ramadhan dan Idul Fitri menjadi momentum pembuktian. Saat puasa, kita diwajibkan mengendalikan nafsu amarah yang sering kita lakukan. Kemudian di Hari Idul Fitri, kita diperintahkan untuk saling memaafkan. Mari semua itu kita lakukan dengan tulus tanpa kepalsuan. Perkuat silaturahmi untuk mengikat hati kita sesama penuh kedamaian.Mari jadikan Idul Fitri kali ini, Idul Fitri kita yang terbaik bagi kita. Mari kuatkan tekad untuk senantiasa mempertahankan kesucian ini bersama. Kita tidak tahu apakah kita akan bisa bertemu dengan Idul Fitri-Idul Fitri di masa selanjutnya. Mari kita saling memaafkan atas segala dosa yang pernah kita buat pada sesama.Terutama meminta maaf kepada kedua orang tua kita, yang telah melahirkan kita ke dunia. Beruntunglah yang masih memiliki kedua orang tua. Mereka adalah jimat yang harus terus kita jaga. Merekalah yang telah berjasa dalam kehidupan kita dan menghantarkan kita meraih kesuksesan kehidupan di dunia. Saat ini usia orang tua kita terus bertambah.Fisik mereka pun semakin lemah. Raih kedua tangan mereka yang sudah keriput namun penuh berkah. Cium tangan mereka, peluk erat tubuhnya. Minta maaflah kepada mereka dengan setulus hati dan jiwa. Percayalah, sesukses apapun kiprah di dunia, tidak ada apa-apanya di hadapan mereka. Merekalah yang menjadikan kita mampu meraih ini semua.Allah Berfirman:وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْلَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًاArtinya: Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (Surat Al-Isra' ayat 23).Dalam kitab Tafsir Marah Labid Jilid I, halaman 522, Syekh Nawawi Banten menjelaskan bahwa anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tua. Beliau mengingatkan bahwa orang tua telah memberikan kasih sayang dan berkorban tanpa batas dalam mendidik serta membesarkan anak-anak mereka.Sehingga sebagai anak, kita wajib membalas kebaikan mereka, meskipun apa yang kita lakukan tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang telah mereka berikan dalam hidup kita. Berbakti ini tidak hanya saat mereka hidup di dunia.Bagi orang tuanya yang sudah meninggal dunia, bukan berarti selesai bakti kita kepada mereka. Ziarahi makamnya. Berdoalah kepada Allah untuk mengampuni segala dosa dan menerima amal ibadahnya. Bukan harta, jabatan, dan materi dunia yang mereka harapkan dari anak-anaknya.Namun untaian doa dan kebaikan para penerusnya yang mereka nanti-nantikan di alam kuburnya. Semoga Allah swt menerima amal ibadahnya dan mengampuni dosa-dosanya. Semoga Allah menerima doa-doa kita untuk orang tua kita. Amin.اللهُ أَكْبَرُ ٣× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُMa'asyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Idul Fitri yang dimuliakan Allah. Demikianlah Khutbah Idul Fitri kali ini, semoga bisa kita resapi dan kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga Allah senantiasa mempertahankan kesucian kita di Hari Raya Idul Fitri seperti bayi yang terlahir kembali. Amin.Khutbah IIاللهُ اَكْبَرُ (٣×) اللهُ اَكْبَرُ (٤×) اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَاِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذي وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُأَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌاَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَمِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌعِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُBaca juga: 200+ Lokasi Salat Idul Fitri Muhammadiyah di Lamongan2. Meraih Kemenangan Sejati di Hari yang FitriKhutbah Iاَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُاَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ... اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ... اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُاللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًالاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُلَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَالحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا بِنِعْمَةِ الإيمانِ وَالإسْلامِ، وَأَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً فِي مَمَرِّ اللَّيَالِيوَالأَيَّامِأَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَنْ أَرْسَلَ إِلَيْنَا رَسُولًا يَهْدِينَا إِلَى سُبُلِ النَّجَاةِ وَالسَّلاَمِأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ الْمَلِكُ الْعَلَّامُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْبَشِيرُ وَالنَّذِيرُ الشَّفِيعُ يَوْمَ الزِّحَامِاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً لَا تَفْنَى وَلَا تَبِيدُ، وَسَلِّم تَسْلِيمًا كَثِيرًاأَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ التَّقْوَى، وَاسْتَمْسِكُوا مِنَ الْإِسْلَامِ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىقَالَ اللَّهُ تَعَالَى وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِينَ : قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى , وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىاللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , وَلِلّٰهِ الْحَمْدُAllahu Akbar, yang telah meletakkan manusia berada Allahu Akbar, yang telah meletakkan manusia berada pada derajat yang paling tinggi di antara makhluk ciptaan lainnya, agar dengan ketinggian derajat itu manusia dapat mengagungkan zat yang menciptakan langit dan bumi, taat kepada-Nya sembari membersihkan diri dari hawa nafsu dan permusuhan terhadap sesama. Dalam menjalani kehidupan, manusia senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, menjalani hidup dengan penuh welas asih dan saling menghormati.Oleh karenanya, marilah kita melahirkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, hidayah, kesehatan, dan kesempatan yang telah diberikan kepada kita pada pagi hari ini. Tidak ada balasan untuk setiap kebaikan kecuali kebaikan itu sendiri. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur'an:هَلْ جَزَاۤءُ الْاِحْسَانِ اِلَّا الْاِحْسَانُArtinya: Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan. (QS Al-Rahman (55): 60)اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , وَلِلّٰهِ الْحَمْدُMa'asyiral muslimin, jemaah salat Id rahimakumullah ...Saat ini, kita semua merasakan kebahagiaan yang mendalam saat merayakan Idul Fitri, setelah sebulan penuh berjuang melawan nafsu dan melaksanakan ibadah di bulan Ramadan. Rasa gembira dan kepuasan menghiasi hati kita, setelah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa di siang hari.Di malam hari, kita berjuang melawan hawa nafsu melalui qiyamul lail, salat tarawih, dan tahajud, serta memperbanyak taqarrub ilallah (تَقَرُّب إِلَى اللَّهِ). Selama bulan puasa yang telah kita lewati bersama, kita telah berjuang menahan lapar dan dahaga.Di siang hari, kita menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, sementara di malam hari, kita berusaha melawan rasa malas agar dapat melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati. Semua ini merupakan wujud pengabdian kita kepada Allah SWT.Sebagai pelengkap perjuangan tersebut, di penghujung bulan Ramadan, kita juga membersihkan diri dengan mengeluarkan zakat fitrah. Zakat ini sebagai bentuk kepedulian kita terhadap sesama sekaligus untuk menyempurnakan ibadah puasa. Semoga setiap usaha dan pengorbanan kita selama bulan suci Ramadan diterima dan menjadi berkah bagi kita semua. Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an:قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى , وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىArtinya: Sungguh, beruntunglah orang yang membersihkan diri dan dia ingat nama Tuhannya lalu dia melaksanakan sembahyang". (QS Al-A'la (87): 14-15)اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , وَلِلّٰهِ الْحَمْدُMa'asyiral muslimin, jemaah salat Id rahimakumullah ...Setelah berhasil mengalahkan hawa nafsu, pada hari Idul Fitri yang penuh berkah ini, kita merayakan kemenangan kita dengan menggaungkan takbir dan tahmid. Mari kita serukan keagungan Allah dan sebarkan syiar Islam ke seluruh penjuru. Ini adalah momen yang tepat untuk berbagi kebahagiaan dan keceriaan dengan sesama.Bulan Ramadhan telah disetting Allah sebagai momen pembelajaran bagi kita semua, agar setiap insan yang memasuki bulan suci ini dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dengan harapan besar, semoga kita keluar dari Ramadhan sebagai pribadi-pribadi yang lebih baik.Maka, di samping mewajibkan puasa Ramadhan, Allah juga mewajibkan zakat fitrah serta menganjurkan kita untuk memperbanyak tadarus dan iktikaf. Rasa lapar dan dahaga yang kita alami selama berpuasa bukan hanya sebagai bentuk taqarrub kepada Allah.Tetapi juga untuk menumbuhkan rasa simpati terhadap sesama, terutama mereka yang kurang mampu. Jika terapi ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka umat Islam akan keluar dari bulan Ramadan dengan membawa kemenangan yang hakiki.اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , اللهُ أَكْبَرُ , وَلِلّٰهِ الْحَمْدُMa'asyiral muslimin, jemaah salat Id rahimakumullah ...Hari raya Idul Fitri adalah momen istimewa yang telah disiapkan Allah untuk mengembalikan manusia kepada ke-fitrah-an. Marilah kita berusaha untuk kembali kepada kesucian dan tunduk patuh kepada Allah SWT.Di hari inilah, saatnya kita memperbaiki hubungan antar sesama, menguatkan tali ukhuwah yang mungkin semakin hari semakin renggang atau bahkan telah putus. Mari kita hidupkan kembali tradisi silaturahmi yang makin hari makin tergerus oleh budaya barat, dan menghiasi hari raya ini dengan sikap penuh kebaikan serta upaya untuk saling menghadirkan kebahagiaan.Mari kita berlomba-lomba saling memberi maaf tanpa harus dimintain maaf terlebih dulu. Model kehidupan seperti inilah yang sangat dibutuhkan saat ini-kehidupan yang didasari rasa cinta dan pengorbanan jauh dari curiga, suudzon, serta perilaku kasar. Inilah gambaran kehidupan Islami yang dicita-citakan oleh umat Islam saat ini.Jangan sampai suasana indah Idul Fitri ini hanya berlalu dalam sekejap. Jangan biarkan hari raya ini mengikis nilai-nilai persaudaraan di antara kita. Sesuai dengan maknanya, bulan Syawal adalah waktu untuk peningkatan; mari kita manfaatkan momentum ini untuk memperkuat ibadah kita dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, sehingga setiap langkah kita menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang lebih bermakna. Rasulullah SAW berpesan:اِجْتَهِدُوا يَوْمَ الْفِطْرِ فِي الصَّدَقَةِ وَأَعْمَالِ الْخَيْرِ وَالْبِرِّ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالتَّسْبِيحِ وَالتَّهْلِيلِ، فَإِنَّهُ يَوْمٌ الَّذِي يغفرُ اللَّهُ فِيهِذُنُوبَكُمْ وَيَسْتَجِيبُ دُعَاءَكُمْ وَيَنْظُرُ إِلَيْكُمْ بِالرَّحْمَةِArtinya: Bersungguh-sungguhlah kalian di hari nan fitri tersebut untuk senantiasa bisa bersedekah dan beramal kebaikan seperti salat, zakat fitrah, bertasbih, bertahlil, sebab hari itu adalah hari dimana Allah SWT mengampunkan segala dosa kalian dan hari mengijabah segala permohonan kalian begitupun juga hari mencucurkan rahmat-Nya. (Durrotun Nashihin).Hari ini adalah saat di mana Allah mengampuni dosa-dosa kita, mengabulkan doa-doa kita, dan memandang kita dengan rahmat-Nya. Marilah kita resapi makna Idul Fitri ini dengan sepenuh hati dan amalkan semampu kita. Ingatlah, Idul Fitri bukanlah batas akhir dari amal-amal baik yang telah kita lakukan selama Ramadan.Jika selama bulan suci ini kita mampu melaksanakan salat 20 rakaat lebih, bangun malam untuk bertadarus, maka mampukah kita meneruskan kebiasaan baik ini di waktu-waktu mendatang? Ini adalah pertanyaan dan tantangan bagi kita semua.Mudah-mudahan setelah Ramadan ini, kehidupan kita senantiasa dihiasi dengan nilai-nilai rendah hati, rasa persaudaraan, dan hubungan kekeluargaan yang mencerminkan keadaan yang baik dan penuh ampunan dari Allah. Amin Ya Rabbal 'Alamin.جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُالله لِى وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah IIالخلُطْبَةُ الثَّانيةاَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ... اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ ... اَللهُ أَكْبَرُالْحَمْدُ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضى، وَأَشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَه لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُأمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالى حَقَّ التَّقْوى. وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِوَقَالَ تَعَالى: إنَّ اللهَ وَمَلائِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلى النَّبِيِّ يَا أيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًااَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِه وَأصْحَابِه أجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحْاَجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَعَبَادَ اللَّهِ .. أنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىوَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعْمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ3. Lebaran, Momentum Petik Hikmah RamadanKhutbah Iاللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُالْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا أَخْفَاهُ، الْمُتَكَفِّلُ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىعَلَى مَاأَعْطَاهُأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُوَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْوَالاَهُJemaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah. Tiada kata terindah yang layak terucap dari lisan kita pada kesempatan pagi hari ini selain Alhamdulillah. Puji dan syukur yang setinggi-tingginya kita panjatkan kepada Allah Dzat yang maha memberi nikmat, sekaligus mengantarkan kita hingga hari raya ini.Setelah kita berjuang menahan haus dan lapar. Setelah kita berjihad melawan godaan nafsu dan syahwat. Akhirnya sampai di hari lebaran. Hari ketika diharamkan berpuasa dan diharuskan menikmati makanan.Salawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Alam Habinana wa Nabiyyana Muhammad SAW. Sosok yang menjadi penghulu para nabi dan rasul. Nabi yang menjadi pembuka hidayah bagi umatnya. Serta kepada para sahabatnya, para tabi'in, tabi tabi'in, hingga kepada kita semua yang senantiasa berharap diakui umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya.Khatib berpesan kepada diri pribadi dan jemaah id sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Atas perkenan-Nya, kita bisa berkumpul di tempat ini. Mengakhiri rangkaian ibadah Ramadhan, disertai dengan renungan bersama bagaimana kita meneruskan dan melestarikan nilai-nilai Ramadhan yang baru saja kita lewati. Tujuannya agar kita semua memiliki orientasi yang jelas dalam melangkah ke depan.Jemaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah. Hikmah pertama, puasa Ramadhan adalah bentuk kasih sayang Allah untuk umat Rasulullah agar dapat melipatgandakan pahala ibadah dan meraih bermacam-macam kebaikan. Sebagaimana diketahui, usia rata-rata umat Rasulullah itu hanya 60 tahunan.Dengan adanya bulan Ramadhan, ibadah kita bisa menandingi ibadah umat-umat terdahulu yang usianya sampai ratusan tahun. Hal ini terjadi karena dilipatgandakannya ibadah umat Rasulullah di bulan Ramadhan, salah satunya melalui malam Lailatul Qadar. Allah berfirman dalam Surat Al-Qadar:إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍArtinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.Puasa memberi pelajaran bahwa Allah kuasa mengunggulkan suatu perkara di antara perkara-perkara yang lain. Dan, bulan Ramadhan pun diunggulkan di antara bulan-bulan yang lain. Demikian halnya Allah mengunggulkan hamba-hamba-Nya di antara hamba-hamba yang lain. Sehingga tak heran kita mendapati ada manusia yang kaya, ada yang alim, ada yang tampan, dan seterusnya.Di sisi yang lain, Allah juga kuasa menjadikan hamba-hamba sebaliknya dari keadaan itu. Artinya, bukan Allah tak kuasa membuat kaya semua hamba-Nya. Bukan Allah tidak kuasa memberi ilmu kepada semua hamba-Nya. Tapi di balik itu Allah memberikan keadilan dan hikmah yang luar biasa.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدJemaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah Kedua, pelajaran penting lainnya dari Ramadhan adalah melahirkan hubungan dan rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya. Tidak ada hamba yang dapat melihat hakikat hubungan dan rahasia itu kecuali Allah. Sehingga pantas tidak ada yang berhak membalas puasa kecuali Allah.Sungguh, pelajaran Ramadhan yang satu ini sangat penting bagi kita untuk selalu mengaitkan segala sesuatu dengan Allah. Sehingga kita selamanya berhubungan dengan Allah, merasa dilihat dan diawasi oleh Allah. Merasa diatur oleh Allah, merasa digerakkan oleh Allah, layaknya kita sedang berpuasa tak berani membatalkan puasa karena merasa dilihat Allah meski tak ada seorang pun yang melihat.Intinya, segala sesuatu yang terjadi tak ada yang luput dari pengawasan dan ketentuan Allah. Begitu pula kita ibadah itu bukan karena makhluk, tetapi karena Allah. Sehingga harus merasa berada di hadapan Allah. Selanjutnya, kita tidak berani berbuat dosa sebab merasa ditatap oleh Allah. Inilah ihsan, sebagaimana digambarkan Rasulullah saat ditanya malaikat Jibril.قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِحْسَانُ؟، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنَّكَ إِنْ لَا تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَArtinya: Malaikat Jibril bertanya: Wahai Rasulullah, apa artinya ihsan? Beliau menjawab: Ihsan itu engkau beribadah kepada Allah, seakan-akan engkau melihat-Nya. Kendati engkau tidak melihat-Nya, tetapi Dia selalu melihatmu, (HR. Ahmad).Walhasil, pelajaran ini harus benar-benar dijiwai dengan menyadari bahwa ibadah kita hanya untuk Allah dan seperti berada di hadapan Allah. Kendati belum bisa merasa berada di hadapan Allah, sadarilah bahwa kita senantiasa ditatap Allah.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدJemaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah. Ketiga, pelajaran Ramadhan adalah menyadarkan bahwa kewajiban berpuasa dengan menahan segala sesuatu yang sebelumnya halal seperti makan dan minum, hanya pada bulan Ramadhan.Namun, puasa dari perkara yang haram itu sepanjang bulan bahkan seumur hidup. Jika selama puasa kita diperintah menahan diri dari perkara yang halal, maka apalagi perkara yang haram.Nah, sesungguhnya puasa ingin memberi pelajaran kepada kita semua bahwa dalam segala hal tidak boleh berlebihan, termasuk dalam menikmati perkara yang halal. Ramadhan mengajarkan kita tentang kesederhanaan karena Allah tidak menyukai manusia yang berlebihan. Demikian sebagaimana yang diamanatkan dalam Al-Quran:يا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَArtinya: Wahai anak-cucu Adam, pakailah pakaian kalian yang indah setiap (memasuki) masjid, juga makan dan minumlah kalian, tapi jangan berlebihan. Sesungguhnya, Allah tidak menyukain orang-orang yang berlebihan, (QS. Al-A'raf [7]: 31).Malahan, dalam ayat yang lain, orang yang berlebihan itu diancam digolongkan ke dalam ahli neraka.وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِArtinya: Sesungguhnya orang yang berlebihan mereka itu golongan ahli neraka, (QS. al-Mu'min [40]: 43).اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدJemaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah. Keempat, puasa memberi pelajaran bagi kita untuk menyantuni kaum papa dan duafa. Selama puasa kita menahan lapar dan belajar merasakan bagaimana laparnya orang-orang lemah. Sehingga di akhir Ramadhan, kita diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah, infaq, dan sedekah. Di antaranya untuk menunjukkan kasih sayang dan kepedulian kita kepada mereka.Yang lebih penting lagi, zakat itu untuk membersihkan diri dari segala macam kotoran batin yang tak terlihat secara kasat mata. Sekaligus zakat juga menjadi penyulam dan penambal puasa kita dari perkara yang merusak kesempurnaannya. Dari zakat ini diharapkan mengingat bahwa dalam rezeki kita ada hak orang lain yang harus diberikan.Ingatlah kisah Nabi Sulaiman, seorang nabi yang paling kaya di muka bumi. Di akhirat, ia masuk surga 500 tahun lebih lambat dari Nabi Isa yang merupakan nabi termiskin. Pasalnya, Nabi Sulaiman mesti menghadapi hisab semua hartanya.Padahal, semua harta Nabi Sulaiman dipakai taat kepada Allah. Apalagi jika harta kita dipakai untuk maksiat. Sehingga, marilah di Ramadhan tahun ini, kita keluarkan harta seraya membersihkan diri.Jemaah Idul Fitri Yang Dimuliakan Allah. Itulah sebagian pelajaran Ramadhan untuk kita cermati bersama. Insyaallah, masih banyak pelajaran lain yang dapat kita renungkan dan kita maknai.Sekali lagi, kita jangan sampai melewatkan dan meninggalkan Ramadhan tanpa kesan. Harus ada nilai yang membekas dan pelajaran berarti bagi kita sebagai hasil gemblengan dan didikan Ramadhan.Mudah-mudahan kita termasuk hamba yang kembali fitrah yang berarti kembali kepada kesucian dan ampunan dosa-dosa. Minal a'idin walfaizin. Semoga kita termasuk hamba yang meraih kemenangan. Semoga amaliah kita selama Ramadhan diterima Allah SWT. Dan, doa-doa yang kita panjatkan diterima-Nya. Amin ya robbal alamin. Amin ya mujibassailin.جَعَلَناَ الله ُوَإِياَّكُمْ مِنَ العاَئِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ وَأَدْخَلَناَ وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِباَدِهِ المُتَّقِيْنَ. بَارَكَ اللهُ لِيْوَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْتِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَKhutbah IIاللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُاَلْحَمْدُ ِللّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَقَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلعَظِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَأًصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِماَتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌقَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ اْلحَاجَاتِ. رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِاْلحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ اْلفَاتِحِيْنَاَللهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا،وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَتَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النّاساَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُيَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَرَبَّنَا أَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِعِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهىَ عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِيَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ