Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, umat Muslim mulai mempersiapkan diri untuk memperbanyak ibadah mereka. Selain untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, juga untuk mengejar berkah dari malam Lailatul Qadar yang disebut lebih baik dari seribu bulan.Salah satu upaya dalam memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir Ramadhan adalah dengan melakukan itikaf. Ibadah ini biasa dilakukan di masjid-masjid dari malam hingga dini hari. Namun, waktu pasti kapan itikaf dapat dilakukan dan berapa lama itikaf berlangsung masih kerap menjaid pertanyan.Simak penjelasan lebih lanjut mengenai waktu pelaksanaan itikaf berserta dalilnya berikut ini, sebagaimana disarikan dari buku I'tikaf Menurut Sunnah yang Sahih (2005).Pengertian ItikafItikaf adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam, terutama di bulan Ramadan. Secara bahasa, itikaf berarti menetap atau mencurahkan waktu untuk sesuatu. Dalam syariat Islam, itikaf didefinisikan sebagai menetapnya seorang Muslim yang berakal dan telah baligh di dalam masjid dengan niat itikaf untuk jangka waktu tertentu.Dalam beberapa ayat Al-Qur'an, kata "itikaf" menunjukkan makna menetap dan menghabiskan waktu untuk sesuatu. Salah satu ayat yang menyebutkan itikaf dengan makna syar'i adalah:"... Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang itikaf, yang rukuk, dan yang sujud..." (QS. Al-Baqarah: 125)Allah juga berfirman:"... Janganlah kamu campuri mereka itu (istri-istrimu), sedangkan kamu beri'tikaf dalam masjid..." (QS. Al-Baqarah: 187)Dari ayat-ayat tersebut, dapat dipahami bahwa itikaf merupakan ibadah yang dilakukan dengan berdiam di dalam masjid dalam waktu tertentu dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah.Kapan Itikaf Dilakukan?Terdapat banyak hadis shahih yang menjelaskan tentang pelaksanaan itikaf. Mayoritas menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan itikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Berikut beberapa di antaranya:1. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa ia berkata:
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan hingga Allah mewafatkan beliau. Kemudian aku melakukan itikaf setelah beliau."2. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan itikaf sepuluh hari terakhir di setiap bulan Ramadan. Pada tahun beliau diwafatkan, beliau itikaf selama dua puluh hari."3. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa ia berkata: