Harga Santan di Batam Melonjak Tajam, Tembus Rp 46 Ribu per Kg

Harga Santan di Batam Melonjak Tajam, Tembus Rp 46 Ribu per Kg

nkm2025/03/04 22:00:38 WIB
Foto: -Pedagang santan di pasar Mitra Raya, Batam.  (Alamudin Hamapu/Kontributor Kepri)

Harga santan kelapa di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengalami lonjakan drastis pada awal Ramadhan ini. Semula harga santan kelapa pada bulan Januari masih di angka Rp 20 ribu per kilogram dan saat ini sudah di angka Rp 46 ribu per kilogram.Jumri salah satu pedagang santan di Pasar Mitra mengatakan kenaikan terjadi dikarenakan kesulitan pedagang dalam mendapatkan stok kelapa parut. Menurutnya informasi dari pemasok kelapa di Kuala Tungkal, Jambi dan Tembilahan, Riau selalu kosong."Kami cek ke pemasok, sejak awal Januari kemarin stok sudah tidak ada," kata Jumri, Selasa (4/3/2025).Jumri menyebut untuk mengantisipasi harga yang terlalu tinggi, pedagang biasanya menawarkan santan campur kepada pembeli. Perkilogram harga santan kelapa murni di jual seharga Rp 46 ribu, sedangkan santan kelapa campur dijual di harga Rp 23 ribu."Santan campur ini maksudnya dua butir kelapa, kita parut dan sari kelapanya dicampur air. Mau tidak mau ini adalah pilihan paling masuk akal saat ini," ujarnya.Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam, Mardanis menyebut lonjakan harga ini terjadi karena sebagian besar pasokan kelapa diekspor ke Malaysia dan Singapura yang harga jualnya lebih tinggi dibandingkan pasar lokal."Sekarang pasokan langka karena agen eksportir membeli dengan harga lebih tinggi, misalnya Rp 10 ribu , sementara harga lokal hanya Rp8 ribu. Ini membuat harga jual santan di pasar menjadi lebih mahal," jelasnya.Berdasarkan pantauan Dinas Ketahanan Pangan di lapangan, harga santan di Batam mengalami lonjakan drastis dalam beberapa bulan terakhir. Dari harga normal sekitar Rp 22 ribu per kilogram, kini santan dijual hingga Rp 40 ribu per kilogram.Baca juga: 2 Pria Karimun Ditangkap di Bandara Batam, Sembunyikan Sabu di Celana Dalam"Bahkan, di beberapa pasar harga santan mencapai Rp 48 ribu per kilogram. Kenaikan ini sudah dikeluhkan masyarakat, terutama pelaku usaha kuliner," jelasnyaKetua Komisi II DPRD Batam, Yunus Muda menduga mahalnya harga santan kelapa itu diduga akibat petani kelapa lebih memilih menjual ke distributor dibandingkan menjual ke pedagang. Ia meminta pemerintah kota Batam agar bertindak cepat mengantisipasi hal tersebut."Di sinilah perlu peran pemerintah, paling tidak pemerintah harus memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi sebelum ekspor," ujarnya.Yunus mendorong pemerintah mencari solusi cepat mengatasi lonjakan harga santan kelapa. Ia juga mendorong pemerintah memanfaatkan pulau-pulau di sekitar Batam, untuk budidaya kelapa."Tergantung nanti dari pemerintah, Pulau-Pulau itu kita tanami aja kelapa semua, karena ini menjadi persoalan," ujarnya.Baca juga: Pemkot Batam Anggarkan 4 Mobil Dinas Pimpinan DPRD senilai Rp 3,6 Miliar

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya