Doa dan Witir setelah Sholat Tarawih, Amalan yang Dianjurkan pada Ramadan

Doa dan Witir setelah Sholat Tarawih, Amalan yang Dianjurkan pada Ramadan

aeb2025/03/02 11:00:56 WIB
Foto: Getty Images/lakshmiprasad S

Doa dan witir setelah sholat tarawih adalah amalan yang bisa dikerjakan oleh muslim. Seperti diketahui, tarawih adalah sholat sunnah yang dilakukan sehabis Isya selama bulan suci Ramadan. Biasanya, tarawih ditutup dengan witir.Mengutip dari buku Tuntunan Shalat Sunnah Tarawih oleh Shabri Shaleh Anwar, sholat tarawih hukumnya sunnah muakkad. Artinya, walaupun sunnah tetapi sangat dianjurkan.Baca juga: Kapan Tarawih Pertama 2025 Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah?Sholat tarawih dapat dikerjakan secara sendiri maupun berjamaah dengan jumlah rakaat yang bervariasi sesuai pendapat para ulama. Tata cara pelaksanaan dan doa yang diamalkan ketika tarawih memiliki nilai yang istimewa.Menurut riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA, Rasulullah tidak pernah melaksanakan sholat sunnah malam hari lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya.Meski demikian, ada pendapat ulama yang menganjurkan sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat, ditambah tiga rakaat witir. Pendapat ini didasarkan pada riwayat Tirmidzi yang menyebutkan bahwa pada masa kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, umat Islam menjalankan sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat.Pandangan tersebut juga dianut oleh mayoritas ahli fiqih, termasuk ulama dari mazhab Hanafiyah, Hanabilah, dan Syafi'iyah.Doa setelah Sholat TarawihMenurut buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan karya Abu Maryam Kautsar Amru, doa setelah sholat tarawih disebut sebagai doa kamilin. Bacaan diamalkan oleh seorang bilal yang nanti akan diikuti para jemaah.Berikut bacaan doa kamilin,اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَArab latin: Allâhummaj'alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfizhîn. Wa liz-zakâti fâ'ilî n. Wa lima 'indaka thâlibîn. Wa li 'afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa 'anil laghwi mu'ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil 'âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ'I râdlîn. Wa lin na'mâ'I syâkirîn. Wa 'alal balâ'i shâbirîn. Wa tahta liwâ'i muhammadin shallallâhu 'alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ'irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha'âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa 'asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka'sin min ma'în. Ma'al ladzîna an'amta 'alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ'i wash shâlihîna wa hasuna ulâ'ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi 'alîman. Allâhummaj'alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su'adâ'il maqbûlîn. Wa lâ taj'alnâ minal asyqiyâ'il mardûdîn. Wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma'în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil 'âlamîn.Artinya: "Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."Witir sebagai Penutup TarawihSholat witir hukumnya sunnah muakkad dan kerap dijadikan penutup sholat malam, termasuk tarawih. Dari Abu Sa'id Al Khudri, Nabi SAW menganjurkan umat Islam untuk menunaikan witir,"Sholat witirlah kalian sebelum tiba waktu Subuh." (HR Muslim)Mengutip buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW oleh Ustaz Arif Rahman, cara mengerjakan witir sama seperti sholat sunnah lainnya. Perbedaan witir dengan yang lain hanya pada niatnya.Sholat witir dapat dilakukan dengan satu salam atau dua salam, baik dipisah maupun digabungkan antar rakaatnya.Surat yang dianjurkan untuk dibaca pada rakaat pertama sholat witir setelah Al-Fatihah, yaitu surat Al-A'la. Sementara di rakaat yang kedua dianjurkan untuk membaca surat Al-kafirun, lalu rakaat yang ketiga surat Al-Ikhlas.Dalil dari anjuran ini merujuk pada hadits dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda:"Rasulullah melakukan sholat witir tiga rakaat setelah Isya. Pada rakaat pertama membaca surat Al-A'la, rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun, dan rakaat ketiga membaca surat Al-Ikhlas." (HR At-Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah).Doa setelah Witir yang Bisa DibacaMasih dari sumber yang sama, setelah mengerjakan sholat witir ada doa yang bisa diamalkan oleh muslim. Doa ini berisi zikir dan wirid, berikut bacaannya.1. Membaca Syahadatأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُAsyhadu an lā ilāha illallāh.Artinya, "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah."2. Membaca Istighfarأَسْتَغْفِرُ اللهَAstaghfirullāh.Artinya, "Aku memohon ampunan Allah."3. Memohon Rida dan Surga Allahأَسْأَلُك رِضَاك وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ سَخَطِك وَالنَّارِAllahumma inni as'aluka ridhakawal jannah, wa a'udzu bika min sakhathika wan-nar.Artinya, "Tuhanku, aku memohon ridha dan surga-Mu. Aku juga berlindung kepada (rahmat)-Mu dari murka dan neraka-Mu."4. Membaca Tasbihسُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِSubhānal malikil quddūs.Artinya, "Mahasuci Tuhan yang kudus," (HR An-Nasa'i dan Ibnu Majah).5. Pujian Kesucianسُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ المَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِSubbuhun, quddusun, rabbuna warabbul mala'ikati war ruh.Artinya, "Suci dan qudus Tuhan kami, Tuhan para malaikat dan Jibril," (HR Al-Baihaqi dan Ad-Daruqutni).6. Pujian atas Keluasan Ampunanاللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيAllahumma innaka 'afuwwun karimun tuhibbul 'afwa, fa'fu 'anni.Artinya, "Tuhanku, sungguh Kau maha pengampun lagi pemurah. Kau menyukai ampunan, oleh karenanya ampunilah aku."7. Pujian Atas Kemurahan dan Kasih Sayang Allah SWTيَا كَرِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَYā karīmu, bi rahmatika yā arhamar rāhimīna.Artinya, "Wahai Zat yang maha pemurah, (aku memohon) atas berkat rahmat-Mu, wahai Zat yang paling penyayang dari segenap penyayang."8. Permohonan Ampunan dan Keselamatanاللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِكAllahumma ini a'udzu bi ridhaka min sakhathika, wa bi mu'afatika min 'uqubatika. Wa a'udzu bika minka, la uhshi tsana'an alayka anta kama atsnayta 'ala nafsika.Artinya, "Tuhanku, aku berlindung kepada ridha-Mu dari murka-Mu dan kepada afiat-Mu dari siksa-Mu. Aku meminta perlindungan-Mu dari murka-Mu. Aku tidak (sanggup) membilang pujian-Mu sebanyak Kau memuji diri-Mu sendiri," (HR Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya