Menjelang bulan puasa, frasa iftar Ramadhan akan sering kita dengar. Lantas, tahukah kamu arti iftar Ramadhan? Berikut ini penjelasan lengkap mengenai asal kata dan keutamaannya!Puasa Ramadhan adalah ibadah khusus yang hanya dimiliki bulan kesembilan Hijriah ini. Puasa Ramadhan hukumnya wajib berdasar firman Allah SWT dalam Al-Quran dan sabda Nabi Muhammad SAW.شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗArtinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah....(QS al-Baqarah: 185)Berbicara tentang puasa Ramadhan, terdapat sejumlah kosakata mengenainya yang perlu detikers ketahui, termasuk iftar. Langsung saja, baca uraian mengenai asal kata dan keutamaan iftar yang telah detikJogja siapkan di bawah ini, yuk!Baca juga: 55 Poster Ramadhan 2025 Anak TK, SD, SMP, dan SMA Simpel hingga LucuAsal Kata Iftar dan ArtinyaDikutip dari unggahan akun Instagram resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Asahan, @bps_asahan, iftar kata Arab berupa isim mashdar dari kata kerja afthara-yufthiru. Kata kerja berbentuk madhi (lampau) ini bermakna berbuka puasa atau membatalkan puasa.Adapun dalam situs Almaany, إفْطَار (iftar) berarti buka puasa. Sementara itu, bentuk kata kerjanya, yakni أفْطَرَ (afthara) dan يُفْطِرُ (yufthiru) bermakna 'memberi makanan buka puasa'.Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, iftar diartikan sebagai hal berbuka puasa. Jadi, bila kata iftar digabung dengan Ramadhan, maka artinya adalah 'buka puasa Ramadhan'.Buka puasa, termasuk untuk puasa Ramadhan, dilakukan ketika Matahari sudah terbenam atau waktu maghrib. Dalilnya tertera dalam potongan firman Allah SWT surat al-Baqarah ayat 187:وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚArtinya: "Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam..."Keutamaan Iftar RamadhanBuka puasa Ramadhan dianjurkan untuk dilakukan sesegera mungkin ketika Matahari sudah tenggelam. Diambil dari buku Fikih Muyassar terjemahan Fathul Mujib, dari Sahl bin Sa'd RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرِ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَArtinya: "Kaum muslimin akan senantiasa di atas kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR Bukhari no 1957 dan Muslim no 1098)Di samping itu, menjelang waktu iftar atau buka puasa, seorang muslim dianjurkan berdoa. Pada waktu tersebut, doa seseorang tidak akan tertolak berdasar sabda Nabi Muhammad SAW:ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالْمَظْلُومُArtinya: "Ada tiga golongan yang tidak tertolak doanya, yaitu orang yang berpuasa hingga berbuka, imam yang adil, dan orang yang dizholimi." (HR Tirmidzi no 2526 dan al-Baihaqi no 3/345. Imam Tirmidzi menilainya hasan, sedangkan Syaikh al-Albani mengatakan shahih.)Sunnah Iftar Ramadhan1. Makanan untuk Berbuka PuasaDisadur dari buku Sifat Puasa Nabi dan 20 Amalan Ringkas di Bulan Ramadhan oleh Raehanul Bahraen dan Rafif Zufarihsan, ada sebuah hadits yang menjelaskan tentang makanan anjuran untuk berbuka puasa:كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّي عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍArtinya: "Nabi SAW biasa berbuka dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada, dengan tamr (kurma kering), jika tidak ada, beliau meneguk beberapa teguk air." (HR Ahmad III/163 dan Abu Dawud II/306)2. Doa Buka PuasaTerdapat beberapa doa yang bisa dibaca pada momen buka puasa. Diambil dari buku Kumpulan Doa dari Al-Quran dan Hadits karya Syaikh Sa'id bin Wahf Al-Qahthani, lafal doa pertama adalah:ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْشَاءَ اللهArab Latin: Żahabaẓ-ẓamā'u wabtallatil-'urūqu wa ṡabatal-ajru insyā'allāh.Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, insya Allah." (HR Abu Dawud II/306)Doa kedua yang juga dapat detikers baca adalah:اَلَّلهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِيْArab Latin: Allahumma innī as'aluka biraḥmatikal-latī wasi'at kulla syai'in an tagfira lī.Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu, supaya memberi ampunan atasku." (HR Ibnu Majah I/557)Adapun bila detikers berbuka puasa di rumah saudara atau tetangga, doa berikut ini dapat dibaca:أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ.Arab Latin: Afṭara 'indakumuṣ-ṣā'imūna wa akala ṭa'āmakumul-abrāru, wa ṣallat 'alaikumul-malā'ikah.Artinya: "Semoga orang-orang yang berpuasa berbuka di sisimu dan orang-orang yang baik makan makananmu, serta malaikat mendoakan, agar kamu mendapat rahmat." (HR Abu Dawud III/367, Ibnu Majah I/556, dan an-Nasa'i nomor 296-298)Waktu membaca doa-doa di atas, sebagaimana penjelasan dari laman NU Online, adalah setelah berbuka. Hal ini diungkapkan oleh Syaikh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam Hasyiyah I'anatut-Thalibin juz 2 halaman 279.Baca juga: 45++ Poster Menyambut Bulan Ramadhan 2025 Terbaru, Gratis, Lucu, dan Keren!Nah, itulah pembahasan ringkas mengenai asal kata iftar dan keutamaannya yang perlu detikers pahami sebelum Ramadhan tiba. Semoga menambah wawasanmu, ya!