Rukun Puasa Ramadhan beserta Syarat Wajib dan Keutamaannya

Rukun Puasa Ramadhan beserta Syarat Wajib dan Keutamaannya

edr2025/02/24 22:00:41 WIB
Ilustrasi (Foto: Freepik)

Di bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan untuk mengerjakan puasa. Namun, sebelum menjalankannya, sebaiknya kaum muslimin mengetahui tentang rukun puasa Ramadhan.Rukun puasa sendiri merupakan segala sesuatu yang wajib untuk dilakukan selama menjalankan ibadah ini. Jika ada salah satu di antara rukun puasa tersebut yang tidak terpenuhi, maka puasa tidak sah ataupun batal.Lantas, apa saja rukun dari puasa Ramadhan? Apa syarat sah untuk menjalankan ibadah wajib ini?Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!Rukun Puasa RamadhanDikutip dari buku "Panduan Praktis Ibadah Puasa" karya Drs E Syamsuddin Ahmad Syahirul Alim, Lc, disebutkan bahwa pada dasarnya puasa memiliki satu rukun, yaitu menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkannya. Namun, sebagaimana yang dijelaskan oleh Wahbah Al-Zuhaily, menurut Mazhab Maliki dan Syafi'i, terdapat tambahan satu rukun lagi, yaitu niat.Dengan demikian, rukun ibadah puasa ada dua, yakni niat dan menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkannya.Untuk lebih dipahami, berikut penjelasannya masing-masing.1. Niat PuasaNiat adalah keyakinan atau tekad dalam hati untuk menjalankan suatu ibadah tanpa keraguan. Setiap ibadah memerlukan niat untuk membedakannya dengan kebiasaan.Sebab dalam beberapa kasus, seseorang mungkin menahan makan dan minum bukan karena ibadah, melainkan hanya karena diet. Oleh karena itu, niat menjadi penting agar puasa benar-benar dilakukan karena Allah SWT.Dalam puasa fardhu sendiri, niat puasa harus dilakukan sebelum terbit fajar. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW:مَنْ لَمْ يُجْمِعُ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُArtinya: "Barang siapa yang belum menguatkan niat berpuasa sebelum fajar maka tiada puasa baginya." (HR. Abu Daud, al-Tirmidzi, al-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad)Adapun niat puasa yang dapat dilafalkan umat muslim pada bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةَ فَرْضًا للهِ تَعَالَىArtinya: "Saya berniat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban fardhu di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah SWT."Baca juga: Pengertian Puasa Ramadhan, Dalil, Rukun dan Keutamaannya2. Menahan Diri dari Perkara yang Membatalkan PuasaRukun puasa yang kedua adalah menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa. Di antaranya adalah makan dan minum, berhubungan suami istri, serta muntah yang disengaja.Hal tersebut sebagaimana juga telah dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 187:وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ... )Artinya: "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam..."(QS. Al-Baqarah: 187)Untuk lebih jelasnya berikut hal-hal yang dapat membatalkan puasa:Makan dan minumBerhubungan suami istriMuntah dengan sengajaMengeluarkan darah dengan sengajaMenstruasi dan NifasGila atau hilang akalKehilangan kesadaranMemasukkan sesuatu ke dalam tubuhBaca juga: Kumpulan Hadits tentang Puasa Ramadhan, Ibadah yang Penuh dengan KeutamaanSyarat Wajib PuasaSelain rukun puasa, terdapat juga syarat-syarat wajib berpuasa. Dinukil dari buku "Panduan Puasa" karya Fakhrizal Idris, syarat wajib puasa sendiri terbagi menjadi empat, yakni beragama Islam, baligh, berakal, dan Al-Qudrah.Berikut ini masing-masing penjelasannya.1. Beragama IslamOrang kafir atau murtad tidak memiliki kewajiban untuk berpuasa. Sebab, amalan mereka akan tertolak dan tidak diterima oleh Allah SWT.Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Az-Zumar ayat 65:وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَبِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَArtinya: "Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi" (Az Zumar: 65)2. BalighAnak kecil atau perempuan yang belum mencapai usia 15 tahun atau belum menunjukkan tanda-tanda baligh, maka tidak diwajibkan untuknya berpuasa. Ketentuan ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةِ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ، وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَArtinya: "Pena diangkat (tidak berdosa) dari tiga golongan; orang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia bermimpi (baligh), dan orang gila hingga ia berakal (pulih)."3. BerakalOrang yang mengalami gangguan jiwa atau saraf otak terganggu secara permanen tidak diwajibkan berpuasa. Ketentuan ini merujuk pada hadits yang sama seperti pada poin kedua.4. Al-Qudrah (Mampu)Orang yang lemah secara fisik, seperti lansia atau penderita penyakit tertentu, tidak diwajibkan untuk berpuasa. Hal yang sama juga berlaku bagi orang yang sedang dalam perjalanan jauh (safar). Sebab, saat safar kondisi tubuh seseorang tidak dalam keadaan prima.Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 184:اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝١٨٤Artinya: "(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (Al-Baqarah:184)Namun, para ulama menyebutkan bahwa barangsiapa dari golongan yang disebutkan pada poin keempat yang memilih untuk tetap berpuasa, maka puasanya tetap sah. Hal ini didasarkan pada riwayat dari Aisyah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:أَنَّ حَمْزَةَ بْنَ عَمْرٍو الأَسْلَمِيَّ قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَأَصُومُ فِي السَّفَرِ؟ وَكَانَ كَثِيرَ الصِّيَامِ ، فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ فَصُمْ، وَإِنْ شِئْتَ فَأَفْطِرْ

وفي رواية أخرى: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَجِدُ بِي قُوَّةً عَلَى الصِّيَامِ فِي السَّفَرِ، فَهَلْ عَلَيَّ جُنَاحٌ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هِيَ رُخْصَةٌ مِنَ اللهِ، فَمَنْ أَخَذَ بِهَا، فَحَسَنٌ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصُومَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِArtinya: "Hamzah bin Amru Al-Aslamy pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, Apakah saya harus berpuasa saat safar?-ia sering dan banyak berpuasa-. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'jika Anda mau silakan berpuasa, dan jika tidak silakan berbuka."Baca juga: 11 Keutamaan Puasa Ramadhan Lengkap dengan Bacaan Niat dan Tata CaranyaAyat Al-Qur'an tentang Puasa RamadhanBerpuasa di bulan suci Ramadhan telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 183, 184, 185, dan 187. Berikut ini masing-masing ayatnya dalam tulisan Arab, Latin, dan artinya:1. Surah Al-Baqarah Ayat 183يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَععَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙArab Latin: Yâ ayyuhalladzîna âmanû kutiba 'alaikumush-shiyâmu kamâ kutiba 'alalladzîna ming qablikum la'allakum tattaqûn.Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."2. Surah Al-Baqarah Ayat 184اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗووَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَييْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَArab Latin: Ayyâmam ma'dûdât, fa mang kâna mingkum marîdlan au 'alâ safarin fa 'iddatum min ayyâmin ukhar, wa 'alalladzîna yuthîqûnahû fidyatun tha'âmu miskîn, fa man tathawwa'a khairan fa huwa khairul lah, wa an tashûmû khairul lakum ing kuntum ta'lamûn.Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."3. Surah Al-Baqarah Ayat 185شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْققَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَArab Latin: Syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur'ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyasumhu, wa mang kâna marîdlan au 'alâ safarin fa 'iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullâha 'alâ mâ hadâkum wa la'allakum tasykurûn.Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."4. Surah Al-Baqarah Ayat 187اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّههُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُممْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْاا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَArab Latin: Uḫilla lakum lailatash-shiyâmir-rafatsu ilâ nisâ'ikum, hunna libâsul lakum wa antum libâsul lahunn, 'alimallâhu annakum kuntum takhtânûna anfusakum fa tâba 'alaikum wa 'afâ 'angkum, fal-âna bâsyirûhunna wabtaghû mâ kataballâhu lakum, wa kulû wasyrabû ḫattâ yatabayyana lakumul-khaithul-abyadlu minal-khaithil-aswadi minal-fajr, tsumma atimmush-shiyâma ilal-laîl, wa lâ tubâsyirûhunna wa antum 'âkifûna fil-masâjid, tilka ḫudûdullâhi fa lâ taqrabûhâ, kadzâlika yubayyinullâhu âyâtihî lin-nâsi la'allahum yattaqûn.Artinya: "Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa."Baca juga: 4 Ayat Al-Quran tentang Puasa Ramadhan, Perintah hingga KeutamaannyaKeutamaan Puasa RamadhanSaat mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, setiap umat muslim tentunya mengharapkan ridho dan pahala dari Allah SWT. Terdapat berbagai keutamaan yang didapatkan umat muslim ketika berpuasa di bulan Ramadhan.Berikut ini keutamaan puasa di bulan Ramadhan:1. Dibukakan Pintu SurgaDisadur dari buku '12 Bulan Mulia Amalan Sepanjang Tahun' karya Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny, salah satu keutamaan puasa Ramadhan adalah dibukanya pintu surga bagi umat muslim yang mengerjakannya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:Artinya: "Allah Azza wa Jalla berfirman, 'Hai Ridwan, bukalah pintu-pintu surga! Hai Malik, (penjaga pintu neraka) tutuplah pintu-pintu neraka bagi mereka yang berpuasa dari kalangan umat Muhammad SAW! Wahai Jibril, turunlah ke bumi dan ikatlah semua setan yang terlaknat agar dia tidak dapat menggoda dan merusak puasa orang-orang dari umat Muhammad SAW."2. Menjadi Syafaat di Hari KiamatPuasa juga akan menjadi syafaat atau pertolongan bagi umat muslim pada hari kiamat, termasuk pada puasa Ramadhan. Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:Artinya: "Puasa dan shalat malam akan memberi syafaat kepada seseorang pada hari kiamat. Puasa berkata, 'Ya Rabb, dia menahan diri dari makan dan minum pada waktu siang.' Adapun orang yang mengabaikan puasanya dan tidak menahannya dari apa yang diharamkan Allah, maka puasa akan berkata baginya, 'Semoga Allah menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakanku.'" (Al-Musnad)3. Diampuni Dosa-dosanya yang LaluMengutip laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), umat muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan terhadap Allah SWT, serta mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.Hal ini sebagaimana dikatakan dari Abū Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:Artinya: "Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dengan penuh kesadaran iman dan pengharapan (terhadap Allah) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Al-Bukhari dan Muslim)4. Dijauhkan dari Api NerakaKeutamaan selanjutnya adalah dijauhkan dari api neraka sejauh 70 tahun. Dari Abu Sa'id Al-Khudri RA, ia berkata:Artinya: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Barang siapa berpuasa satu hari di jalan Allah akan dijauhkan Allah dirinya dari neraka sejauh tujuh puluh tahun'." (HR Muslim)5. Memasuki Surga Melalui Pintu Khusus "Ar-Rayyan" di AkhiratSetiap muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka akan mendapatkan keistimewaan, yaitu memasuki surga melalui pintu khusus yakni "Ar-Rayyan" di hari akhirat nanti. Hal ini sebagaimana yang disampikan oleh Sahl RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:Artinya: "Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintuyang diberi nama Ar-Rayyan, yang melaluinya orang-orang berpuasa masuk ke surga di hari kiamat. Pintu itu tidak dilalui oleh siapa pun selain mereka."Baca juga: Niat Puasa Ramadhan Berbagai Versi, untuk Harian dan Sebulan PenuhNah, itulah tadi 2 rukun puasa Ramadhan lengkap dengan syarat wajibnya. Semoga bermanfaat, detikers!

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya