Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana cara burung tidur ketika mereka menghabiskan hampir seluruh waktunya di udara? Jika burung yang hidup di daratan bisa bertengger di cabang pohon atau berlindung di tempat yang aman saat malam tiba, bagaimana dengan burung yang terbang sepanjang hari, bahkan berhari-hari tanpa mendarat?Dikutip dari Cornell Lab, sebagian besar burung adalah makhluk diurnal, yang berarti mereka aktif di siang hari dan tidur di malam hari. Namun, ada juga burung yang mampu tidur saat masih berada di udara. Salah satu contoh terbaik adalah cikalang atau frigatebird, yang bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu di atas lautan tanpa mendarat.Penasaran seperti apa cara burung tidur saat mereka terbang sepanjang hari? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!Baca juga: Pandai Berpura-pura Jadi Kobra, Apakah Ular Hidung Babi Berbahaya?Saat Terbang Sepanjang Hari, Bagaimana Cara Burung Tidur?Berdasarkan penelitian berjudul Evidence That Birds Sleep in Mid-Flight oleh Niels C Rattenborg dkk dan Sleeping in Flight: Adaptations of a Bird's Brain oleh Ziyad Bouslama dkk, berikut adalah beberapa cara burung terbang ketika mereka terbang sepanjang hari.1. Tidur dengan Satu Belahan Otak Tetap TerjagaSalah satu cara utama burung tidur saat terbang adalah dengan menggunakan unihemispheric slow-wave sleep (USWS) atau tidur dengan satu belahan otak tetap terjaga. Dalam mode tidur ini, satu sisi otak beristirahat sementara sisi lainnya tetap aktif untuk menjaga kesadaran lingkungan.Ketika burung tidur dengan cara ini, satu matanya tetap terbuka untuk melihat ke arah yang dituju dan menghindari tabrakan dengan burung lain. EEG atau alat pemantau gelombang otak menunjukkan bahwa selama USWS, satu belahan otak menunjukkan gelombang lambat beramplitudo tinggi yang menandakan tidur, sedangkan sisi lain memiliki gelombang cepat khas kondisi terjaga.Mekanisme ini sangat berguna bagi burung yang harus tetap terbang dalam waktu lama, seperti burung cikalang yang sering tidur sambil tetap melayang di udara tanpa mendarat selama berminggu-minggu.2. Tidur dengan Kedua Belahan OtakSelain tidur dengan satu sisi otak tetap terjaga, burung juga bisa mengalami bihemispheric slow-wave sleep (BSWS), di mana kedua belahan otak tidur secara bersamaan. Namun, dalam kondisi ini, burung tetap dapat mempertahankan postur tubuh yang stabil dan tidak kehilangan kendali atas gerakan terbangnya.Pada burung cikalang, BSWS hanya terjadi selama beberapa menit dalam satu waktu dan cenderung lebih jarang dibandingkan USWS. Meski kedua belahan otak sedang beristirahat, burung tetap bisa menjaga keseimbangan berkat mekanisme kontrol otot yang tetap bekerja, seperti yang terlihat pada burung yang tetap berdiri saat tidur.Penelitian menunjukkan bahwa BSWS tidak mempengaruhi kemampuan burung untuk terbang dengan stabil. Namun, dibandingkan dengan tidur di daratan, intensitas dan durasi tidur dalam mode BSWS selama penerbangan jauh lebih rendah.3. Tidur dalam Pola Singkat dan TerbatasBurung yang tidur saat terbang tidak mendapatkan jumlah tidur yang sama seperti ketika mereka berada di daratan. Misalnya, burung cikalang hanya tidur sekitar 42 menit per hari saat terbang, dibandingkan dengan 12 jam per hari saat mereka berada di daratan.Tidur saat terbang juga berlangsung dalam durasi yang sangat pendek. Rata-rata, episode tidur dalam penerbangan hanya berlangsung sekitar 11 detik, sedangkan di darat bisa mencapai 28 detik. Durasi yang lebih singkat ini mungkin disebabkan oleh kebutuhan untuk tetap waspada terhadap lingkungan sekitar.Menariknya, meskipun tidur mereka berkurang secara drastis selama penerbangan panjang, tidak ada efek negatif yang terlihat pada kesehatan atau kemampuan mereka untuk bertahan hidup. Ini menunjukkan bahwa burung memiliki mekanisme unik untuk mengatasi kurang tidur, mungkin dengan cara yang mirip dengan power nap pada manusia.4. Menyesuaikan Tidur dengan Pola TerbangBurung yang tidur saat terbang juga memiliki kecenderungan untuk menyesuaikan pola tidur dengan gerakan terbang mereka. Penelitian menunjukkan bahwa burung cikalang cenderung tidur saat sedang naik dalam arus udara (thermal updrafts), dan tetap terjaga saat meluncur turun atau mengepakkan sayap.Ketika burung sedang melayang dalam pola melingkar, mereka lebih sering tidur dengan belahan otak yang berlawanan dengan arah putaran. Misalnya, jika mereka berputar ke kiri, belahan otak kanan lebih sering dalam keadaan tidur, sementara mata kiri tetap terbuka untuk memantau arah terbang.Pola ini menunjukkan bahwa burung dapat menyesuaikan kapan dan bagaimana mereka tidur berdasarkan kebutuhan lingkungan dan kondisi penerbangan mereka.5. Tidur REM yang SingkatBurung juga mengalami rapid eye movement (REM) sleep, tetapi dengan cara yang berbeda dari manusia dan mamalia lainnya. Pada manusia, REM sleep ditandai dengan hilangnya tonus otot sepenuhnya, tetapi burung tetap dapat menjaga beberapa kontrol otot selama REM sleep.Dalam penelitian terhadap burung cikalang, REM sleep terlihat mirip dengan kondisi terjaga, dengan gelombang otak berfrekuensi tinggi dan beramplitudo rendah. Namun, saat memasuki REM sleep, burung menunjukkan gerakan kepala yang tiba-tiba atau kepala mereka mulai jatuh ke bawah, menandakan bahwa mereka benar-benar dalam keadaan tidur nyenyak meskipun hanya untuk waktu yang sangat singkat.Di udara, REM sleep sangat jarang terjadi, dan jika pun terjadi, hanya berlangsung beberapa detik dalam satu waktu. Hal ini kemungkinan karena REM sleep yang lebih lama dapat mengganggu keseimbangan dan kontrol penerbangan burung.Baca juga: Cara Pemakaman Langit: Proses Ritual, Tujuan, Makna, dan LokasinyaNah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai cara burung tidur ketika terbang sepanjang hari. Semoga bermanfaat!