Senja yang menghangatkan jalanan Kampung Cihurang, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Sukabumi, perlahan berubah menjadi saksi bisu tragedi. Di sudut jalan dekat sebuah gang, tubuh Suherlan alias Samson (33) terkapar, sebagian terkulai ke arah got yang ada di pinggir jalan. Darahnya merembes ke aspal yang dingin, bercampur dengan debu dan sisa amarah massa yang baru saja pergi.Di lokasi itu tubuh Samson tergeletak tak bernyawa, lokasinya tak jauh dari rumah Kepala Desa Cidadap, Deden Anta Nurman, dan sebuah masjid besar di lokasi tersebut. Sebuah tempat yang di siang hari dipenuhi dengan aktivitas warga, kini menjadi lokasi di mana seorang pria dengan banyak cerita akhirnya menemui ajalnya."Saya sedang di Klinik Korpri saat kejadian, anak sakit mengambil antrean kupon," kata Kades Deden saat dihubungi detikJabar, Senin (24/2/2025).Deden mengaku baru mengetahui persitiwa itu menjelang magrib, ia menduga aksi itu spontan dilakukan oleh warganya. "Mungkin yang begitu mah spontan ya, bagaimana ya bingung. (Dapat kabar) sebelum magrib, saya langsung ke lokasi pendekatan keluarga langsung inilah ke keluarganya jangan (memantik) emosi," beber Deden.Polisi Amankan Bambu Runcing Hingga Besi Beton Dari Lokasi Tewasnya Samson Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabarPantauan detikJabar selepas peristiwa mengerikan itu terjadi, ditemukan sejumlah benda dengan noda darah. Percikannya juga bertebaran di tembok rumah warga. Selain bambu runcing, ada juga batu-batu besar hingga potongan beton."Sudah ada enam (warga yang diamankan)," singkat Kades Deden saat ditanya soal warganya yang dijemput polisi setelah kejadian itu.Kabar dihimpun dari lokasi sesaat setelah insiden itu, beberapa jam sebelum tubuhnya ditemukan kaku, Samson terlihat di kampung yang pernah mengusirnya. Berjalan di jalanan Cihurang dengan golok di tangan.Tidak ada yang tahu pasti bagaimana keributan itu dimulai. Warga yang menyaksikan hanya bisa mendengar benturan senjata sebelum tubuh Samson tumbang. Begitu Samson jatuh, massa mulai mendekat. Beberapa membawa balok, bambu runcing, batu, dan besi beton."Bawa yang ada noda darah, semuanya saja masukkan ke kantong," ujar seorang petugas kepolisian saat mengamankan lokasi kejadian pada Jumat (21/2/2025).Di sekitar jasadnya, terlihat pecahan bambu dengan noda darah, sandal hitam, serta kain sarung yang ikut diamankan. Percikan darah memercik hingga ke tembok rumah warga, membekas di antara bayangan senja yang perlahan tenggelam.Sudut jalan tempat jasad Samson ditemukan bukan sekadar jalan biasa. Beberapa meter dari lokasi itu, berdiri sebuah masjid besar yang selama ini menjadi tempat ibadah warga. Ada yang mengenal Samson sebagai sosok yang kerap terlihat di sana."Semasa hidupnya, Samson kerap bersalawat di masjid ini, kadang subuh dan kadang tengah hari," ujar seorang warga yang tinggal dekat dengan masjid kala itu.Namun, bagi sebagian warga lainnya, kehadiran Samson di kampung lebih banyak menimbulkan ketakutan."Ibu-ibu takut karena dia suka memperlihatkan kemaluannya, takut diperkosa. Apalagi ke anak kecil kami khawatir," ungkap seorang warga saat aksi penolakan kedatangan Samson beberapa waktu lalu.Ketakutan itu akhirnya berubah menjadi penghakiman di sudut jalan itu. Pada Sabtu, 22 Februari 2025, tubuh Samson kembali dibawa ke Masjid Nurul Hidayah yang berdiri tak jauh dari lokasi kejadian.Puluhan warga datang menyalatkannya. Tidak ada teriakan. Tidak ada ketakutan. Hanya keheningan yang menyelimuti masjid tempat Samson dulu sering bersalawat.