Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang telah terpatri di pikiran setiap penduduk Indonesia. Sejatinya bagaimana asal-usul konsep Bhinneka Tunggal Ika? Berikut pembahasan ringkas seputar sejarah, arti, makna, dan tujuannya.Semboyan Bhinneka Tunggal Ika tampak tertulis dalam selembar pita yang dicengkeram lambang negara Indonesia, burung Garuda Pancasila. Mulanya, sebagaimana informasi dalam buku Garuda Pancasila oleh Arus Heru Utomo dkk, alih-alih pita Bhinneka Tunggal Ika, burung Garuda menggenggam bendera Merah Putih.Kemudian, setelah melalui dialog intensif antara Sultan Hamid II, Mohammad Hatta, dan Soekarno, pita Merah Putih tersebut diganti dengan pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Sampai sekarang, pita bertuliskan semboyan ini tampak senantiasa terlihat mendampingi burung Garuda Pancasila.Jadi, bagaimana sejarahnya hingga Bhinneka Tunggal Ika terpilih sebagai semboyan bangsa Indonesia? Di bawah ini detikJateng sudah menyiapkan paparan lengkap, mulai dari sejarah, arti, makna, hingga tujuannya.Baca juga: Sosok Mendur Bersaudara, Fotografer Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945Sejarah Bhinneka Tunggal IkaDisadur dari buku Antologi Paradigma Negara Bhineka oleh Achmad Jainuri dkk, Bhinneka Tunggal Ika diambil dari sebuah kakawin Jawa kuno buatan Empu Tantular. Kakawin sendiri merupakan wacana puisi dalam bahasa Jawa Kuno. Secara etimologis, kakawin bisa dimaknai sebagai 'karya seorang penyair' atau 'syair karya penyair'.Kakawin karangan Empu Tantular yang berisikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika bertajuk Sutasoma dan dibuat sekitar abad ke-14, di bawah pemerintahan Raja Rajasanagara atau biasa dikenal sebagai Hayam Wuruk. Menariknya, kakawin ini istimewa karena memberi pengajaran tentang toleransi antara umat Hindu Siwa dan Buddha.Menurut keterangan dari detikEdu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini tercantum dalam pupuh 139 bait ke-5 yang berbunyi, "Rwneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ing Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa."Kurang lebih, artinya adalah, "Konon Buddha dan Siwa merupakan dua dzat yang berbeda. Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran."Lebih lanjut, dalam Jurnal of Citizenship Values bertajuk 'Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Identitas Bangsa Indonesia' oleh Mas Fierna Janvierna Lusie Putri dan Rannisa Genki Mubarok, dalam perkembangan selanjutnya, semboyan ini diusulkan oleh Sukarno saat perancangan Garuda Pancasila sebagai simbol negara.Lalu, pada 15 Februari 1950, Sultan Hamid II yang bertanggung jawab merancang lambang negara mengumumkan bahwa semboyan ini telah menjadi bagian dari Garuda Pancasila. Baru pada 1951, tepatnya melalui PP Nomor 66 Tahun 1951, semboyan Bhinneka Tunggal Ika diresmikan.Arti Bhinneka Tunggal IkaSemboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Secara etimologis, kata 'bhinneka' berasal dari dua kata, yakni bhinna dan ika. Bhinna berarti terpisah atau berbeda, sedangkan ika bermakna itu. Adapun kata tunggal, maknanya adalah satu.Ketika digabungkan, Bhinneka Tunggal Ika berarti 'berbeda satu itu' secara bahasa. Namun, jika dimaknai keseluruhannya, semboyan ini berarti 'berbeda-beda, tetapi tetap satu'. Frasa ini merujuk kepada heterogennya masyarakat Indonesia yang menjadi kekayaan tersendiri.Baca juga: Mengapa Warna Bendera Indonesia Merah Putih? Ini Penjelasan LengkapnyaMakna Bhinneka Tunggal IkaDilansir detikNews, makna Bhinneka Tunggal Ika adalah:Bangsa Indonesia memahami bahwa perbedaan suku, agama, ras, dan golongan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan menjadi kekayaan yang memperkuat persatuan. Justru dari keberagaman inilah lahir semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.Sejarah telah mengajarkan bahwa semangat kedaerahan yang berlebihan bisa melemahkan bangsa, bahkan membuatnya rentan terhadap pengaruh asing. Oleh karena itu, semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah landasan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan.Arus globalisasi membawa perubahan yang cepat dan percampuran budaya yang tak terhindarkan. Dalam situasi ini, bangsa Indonesia perlu punya semacam 'filter' yang kuat agar nilai-nilai kebangsaan tetap terjaga. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan bahwa meskipun kita terbuka terhadap budaya lain, identitas bangsa harus tetap dijaga agar tidak luntur.Tak hanya sekadar semboyan, Bhinneka Tunggal Ika juga menjadi salah satu pilar utama yang menopang kehidupan berbangsa dan bernegara. Bersama dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhinneka Tunggal Ika menjaga kesatuan bangsa.Tujuan Semboyan Bhinneka Tunggal IkaSebagaimana telah dijabarkan secara ringkas di atas, Bhinneka Tunggal Ika bertujuan untuk menyatukan bangsa Indonesia yang begitu beragam. Tanpa adanya semboyan dan kesadaran dari diri setiap individu, Indonesia bisa dirongrong dan rusak akibat kepentingan pribadi maupun golongan tertentu.Dengan adanya semboyan ini, diharapkan, masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan dalam semangat toleransi dan kebersamaan. Bila tujuan ini tercapai, identitas bangsa bisa terbangun dengan kuat tanpa konflik sehingga pada gilirannya, memajukan nusantara.Hal ini sesuai dengan tujuan awal dibentuknya Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri. Kala itu, Empu Tantular menuliskan semboyan ini dalam rangka menegaskan toleransi keagamaan. Bagaimana tidak, ia adalah seorang penganut Buddha Tantrayana yang hidup di Majapahit, kerajaan bercorak Hindu-Siwa.Baca juga: Makna 5 Simbol Pancasila Lengkap dari Bintang sampai Padi dan KapasDemikian pembahasan ringkas mengenai konsep Bhinneka Tunggal Ika, mulai dari sejarah hingga tujuannya. Semoga menambah wawasan detikers, ya!