Aksi 'Sniper' Buru Hama Tikus di Minggir Sleman, Salurkan Hobi dan Bantu Petani

Aksi 'Sniper' Buru Hama Tikus di Minggir Sleman, Salurkan Hobi dan Bantu Petani

afn2025/02/16 09:24:37 WIB
Para sniper bersenapan angin berkumpul sebelum melakukan perburuan hama tikus di Minggir, Sleman, Sabtu (15/2/2025). Foto: Dwi Agus/detikJogja

Ratusan sniper bersenapan angin berkumpul di Lapangan Tiban, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Sabtu (15/2) malam. Mereka datang untuk berburu hama tikus di wilayah tersebut. Terlebih kawasan ini sudah mengalami gagal penyemaian benih sebanyak tiga kali.Salah satu grup sniper yang datang adalah kelompok Supriyanto (40). Dia bersama 8 temannya sengaja datang dari Srumbung, Magelang, Jawa Tengah untuk berburu tikus. Bermodalkan senjata angin laras panjang kaliber 4,5 milimeter."Jadi ini kami sudah kali kedua berburu di sini. Selain melampiaskan hobi juga membantu para petani dengan memburu hama tikus," jelasnya saat ditemui di Lapangan Tiban, Sabtu malam (15/2/2025).Supriyanto menuturkan tak ada persiapan khusus dalam berburu tikus. Menggunakan senapan angin Mauser berukuran kaliber 4,5 milimeter. Selain itu juga senter sebagai penerang gelapnya sawah.Baca juga: Penembak Dikerahkan Basmi Hama Tikus di Kulon Progo, 1 Ekor Dibayar Rp 4.000"Kalau target sebanyak-banyaknya ya, karena basmi hama tikus. Kalau kendala paling karena gelap, lalu padinya lumayan tinggi. Jadi tikusnya ndelik (sembunyi)," katanya.Lurah Sendangmulyo Budi Susanto menyebut para petani telah mengeluh sejak awal tahun. Serangan hama tikus membuat gagal tanam sejak awal musim. Bahkan tikus langsung memakan benih yang baru saja disemai dan ditebar.Kondisi ini membuat para petani frustasi. Terlebih hama tikus berlangsung merata di sejumlah area sawah. Sehingga kondisi yang sama terjadi di seluruh wilayah Sendangmulyo."Jadi baru ngurit (tabur benih) itu sudah dimakan. Sudah tiga kali sejak awal tahun ini. Jadi ya masa tanam mundur atau bisa gagal tanam malahan kalau tidak ditangani sejak awal," ujarnya ditemui di lokasi yang sama, Minggu dini hari (16/2/2025).Budi menuturkan area perburuan tikus tersebar di sejumlah dusun. Dengan titik kumpul awal di Lapangan Tiban pada pukul 18.00 WIB. Selanjutnya waktu berburu berakhir pada pukul 24.00 WIB atau Minggu dini hari (16/2/2025).Strategi serupa pernah dilakukan pada tahun lalu. Hasilnya dapat mengurangi hama tikus secara signifikan. Bahkan berhasil panen dengan hasil di atas 70 persen dari total tanam."Setelah selesai semua tikus dikumpulkan, nanti per ekor dihargai Rp 3000. Untuk kali ini dimulai lebih sore, kalau tahun lalu itu mulai jam 21.00 WIB, tapi berakhirnya sama jam 24.00 WIB," katanya.Budi menuturkan antusiasme terus bertambah setiap evennya. Kali ini diikuti lebih dari 105 sniper dari sejumlah daerah. Tak hanya dari wilayah Jogja, adapula dari sejumlah wilayah di Jawa Tengah."Antusiasme terus bertambah setiap evennya, bahkan tak hanya dari Jogja saja. Beberapa wilayah dari Jawa Tengah juga ikut serta. Jadi srawung hobi tapi juga membantu petani," ujarnya.Direktur Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gunawan, mengapresiasi kolaborasi ini. Berupa pembasmian hama tikus dengan melibatkan sniper atau penembak jitu. Sehingga angka hama tikus dapat dikendalikan secara signifikan.Baca juga: Ular Tikus Berbisa atau Tidak? Simak Faktanya!Hama tikus, lanjutnya, merupakan momok bagi para petani. Serangan tak hanya mendekati masa panen, bahkan sejak awal tanam. Sehingga potensi puso bisa terjadi apabila serangan massif."Jadi ini bagus sekali gerakan pengendalian hama dengan melibatkan komunitas profesional. Kolaborasi dengan sniper ini bagus, jadi salurkan hobi tapi juga basmi hama tikus," katanya.Cara pembasmian hama tikus dengan menembak, menurutnya lebih ramah lingkungan. Ini karena tidak menggunakan obat kimia pada sawah. Sehingga tidak berdampak pada ekosistem lingkungan."Ini lebih ramah lingkungan dan nanti dari BSIP menawarkan, setelah objek atau sasaran tembaknya ini terkumpul mudah-mudahan banyak, nanti langsung dijadikan diolah pupuk organik. Jadi tidak asal dibuang atau kubur," ujarnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya