Di Jakarta Selatan ada sate maranggi yang tak kalah enak dari menu populernya di Purwakarta. Bernama Sate Maranggi Guru Mughni, ada sate maranggi pedas berempah versi Jaksel di sini.Mendengar nama sate maranggi identik dengan kota Purwakarta. Muncul dan populernya olahan sate dengan daging sapi di Purwarkarta membuat hidangan ini dikenal sebagai khasnya Jawa Barat.Ternyata di Jakarta juga ada sate maranggi yang tak kalah enak dengan di Purwakarta. Bedanya, sate maranggi versi Jakarta ini memilih menciptakan identitasnya sendiri dengan sentuhan rasa pedas yang lebih nyata.Bernama Sate Maranggi Guru Mughni, warung sate ini berawal justru dengan sebuah tempat makan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Rempahnya yang meresap serta ciri khas olesannya yang pedas seolah memberi sentuhan berbeda pada karakter rasa sate maranggi di sini.Baca juga: Apa Boleh Muslim Makan Cokelat Hadiah Valentine? Ini Kata UlamaDetail InformasiNama Tempat MakanSate Maranggi Guru MughniAlamatJl. Radio Dalam Raya No.1, Gandaria Utara, Jakarta Selatan.No Telp0818-885-133Jam OperasionalMinggu-Kamis, 10.30 - 21.00 WIBJumat - Sabtu, 10.30 - 24.00 WIBEstimasi HargaRp 30.000 - Rp 100.000Tipe KulinerTradisionalFasilitasMakan di TempatBawa PulangToiletArea MerokokPenyajian maranggi yang dilakukan oleh Sate Maranggi Guru Mughni menggunakan bagian potongan sapi has dalam. Foto: detikcom/Riska FitriaDaging has dalam yang empukSate Maranggi Guru Mughni tak memiliki banyak cabang, hanya ada dua di kawasan Jakarta Selatan yaitu Kuningan dan Radio Dalam. Walaupun cabangnya sedikit, tetapi hal ini menjadi kelebihannya karena memudahkan pemiliknya untuk memerhatikan kualitas rasa dengan lebih efektif.Ketika ke cabangnya di Radio Dalam, tim detikfood membuktikan sendiri kelezatan menu di sini. Potongan daging sapi yang digunakan ialah bagian has dalam, terlihat dari seratnya yang halus serta kadar lemaknya yang sangat minim.Tak sekadar aroma, seluruh menu berjudul maranggi saat dicicipi memiliki rasa rempah, khususnya ketumbar, yang begitu meresap. Ini menandakan daging has dimarinasi dengan bumbu dalam waktu yang lama.Pemilihan daging sate tentu berpengaruh pada hasil teksturnya setelah matang dan disajikan. Penggunaan daging has dalam sukses bikin sate empuk lembut dengan kadar lemak yang minim sehingga tidak meninggalkan jejak berminyak usai menyantapnya.Kreasi menu bercampur telur yang unikSelain dijadikan sate menu maranggi dan iganya juga ditumis dengan campuran telur. Foto: detikcom/Diah AfrilianTak hanya fokus dengan hidangan sate, tetapi Sate Maranggi Guru Mughni punya ciri khas hidangan khasnya. Menu ini diberi imbuhan 'gila' karena penyajiannya yang mirip seperti topping pada nasi gila.Ada dua varian yang kami pesan pada jenis menu ini ialah Maranggi Gila dan Iga Gila yang masing-masing dibanderol Rp 75.000 per porsi.Maranggi Gila berupa potongan daging has dalam berbentuk persegi, kira-kira 2x2 sentimeter, yang ditumis bersama telur orak-arik. Memesan level pedas 2, racikan bumbu tumisannya memadukan sambal yang pedas menggelitik dan legitnya kecap manis.Menu ini berwarna cokelat yang membuat kami berpikir tak terlalu pedas, tetapi ternyata lambat laun rasa pedasnya meningkat dari yang menggelitik hingga membuat berkeringat. Perbedaan antara Maranggi Gila dan Iga Gila terdapat pada jenis dagingnya.Maranggi Gila menggunakan potongan daging sate maranggi yang dilepaskan dari tusukan bambunya, sehingga memiliki aroma dan rasa ketumbar yang lebih kuat.Sementara untuk Iga Gila menggunakan potongan daging iga yang sebelumnya sudah dipresto hingga empuk, tapi tidak dimarinasi dengan bumbu ketumbar seperti maranggi.Ada olahan sup hingga sate maranggi yang khas di halaman selanjutnya.Daging iga yang tebal dan tak amisSelain potongan maranggi ada juga olahan iga yang tak kalah empuk. Foto: detikcom/Riska FitriaOlahan iga di Sate Maranggi Guru Mughni juga tak bisa dipandang sebelah mata. Selain menu Iga Gila, ada Sop Iga dan Iga Goreng yang masing-masing dibanderol Rp 65.000.Keduanya memiliki karakter yang berbeda. Iga Goreng menyajikan daging iga yang ditumis dengan bumbu dasar putih yang ditambahkan kecap manis. Dibuktikan dengan aroma harum lembut bawang putih dengan rasa gurih tipis dan kecap manis yang manis legit sebab sudah terkaramelisasi.Iga Goreng disajikan dengan kuah pelengkap yang bening kecokelatan. Rasa kuah kaldunya gurih lembut dengan sedikit sentuhan manis dan irisan daun bawang serta bawang goreng yang memperkaya aromanya. Jika ingin lebih pedas segar, bisa tambah sambal dan perasan jeruk nipis.Sementara untuk Sop Iga lebih cocok dinikmati bagi penggemar hidangan berkuah yang bening dan ringan. Potongan iganya besar-besar dengan daging yang tebal tetapi empuk. Dagingnya bahkan mudah lepas dari tulang!Seporsi sop iga berisi potongan daging iga, irisan tomat merah, potongan tomat hijau, serta taburan daun bawang dan bawang goreng. Rasa kuahnya sendiri benar-benar mendefinisikan sop, gurih lembut kaldu, asin yang tipis, serta sengatan pala dan cengkeh yang menambah aroma harum serta rasa hangat ketika kuahnya disesap.Lagi-lagi, jika ingin menambahkan rasa pedas atau asam segar dapat mengandalkan sambal merah dan potongan jeruk nipis sebagai pelengkapnya. Sop iga di Sate Maranggi Guru Mughni akan lebih enak dimakan hangat dengan nasi putih.Sate maranggi pedas minim lemakCiri khas sate maranggi di sini terdapat pada bumbunya yang pedas manis. Foto: detikcom/Diah AfrilianBeralih ke bintang utama menunya, ada Sate Maranggi Pedas (Rp 70.000) yang sepenuhnya daging tanpa selipan lemak atau gajih. Kami memesan level pedas 1 agar tak terlalu mengubah rasa original dari bumbu satenya itu sendiri.Untuk menunggu sate maranggi disajikan butuh waktu yang lebih lama daripada menu lainnya, kira-kira 15-20 menitan pelayannya baru mengantar menu tersebut pada kami. Penyajian sate marangginya cenderung sederhana, dengan 10 tusuk sate yang ditumpuk dan dilengkapi irisan tomat hijau juga merah.Pelanggan dipersilahkan menuangkan kecap manisnya sendiri. Saat disajikan aroma harum ketumbar langsung menyeruak bahkan sebelum dinikmati.Berbeda dengan sate maranggi di Purwakarta atau Cianjur, sate maranggi di sini tak didominasi rasa kecap manis. Perpaduan gurih, manis, rempah dari ketumbar, dan pedas terasa saat mengunyah potongan demi potongan dagingnya.Meski kami memesan tingkat kepedasan level 1, ternyata pedasnya tidak hanya di awal. Perlahan rasa pedasnya terasa semakin kuat.Ingin tempat makan atau produk Anda direview oleh detikfood? Kirim email ke foodreview@detik.comBaca juga: Apa Itu Durian Tewel yang Viral di Pasar Cheng Ho?