Pendapatan Per Kapita RI Naik Jadi Rp 78 Juta/Tahun, Masyarakat Makin Makmur?

Pendapatan Per Kapita RI Naik Jadi Rp 78 Juta/Tahun, Masyarakat Makin Makmur?

aid2025/02/05 13:02:26 WIB
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,03% sepanjang 2024. Pertumbuhan itu diikuti dengan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia yang mencapai Rp 78,62 juta atau US$ 4.960,33 untuk 2024."PDB per kapita tahun 2024 adalah sebesar Rp 78,62 juta atau sebesar US$ 4.960,33 per kapita untuk 2024," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Rabu (5/2/2025).Sebelumnya pada 2023, PDB per kapita Indonesia tercatat sebesar Rp 75 juta atau US$ 4.919,7. PDB per kapita biasanya menjadi salah satu indikator untuk mengukur jumlah uang yang diperoleh tiap orang di suatu negara atau wilayah, di mana total penghasilan negara dibagi jumlah seluruh penduduknya.Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan PDB per kapita yang naik tidak menjamin seluruh masyarakat Indonesia semakin makmur. Hal itu dikarenakan perhitungannya yang dinilai masih bias.Baca juga: Ekonomi RI Melambat 5,03%, Belanja Rumah Tangga Jadi Bantalan"Pendapatan per kapita yang naik tidak bisa menjadi cerminan bahwa seluruh masyarakat mendapatkan manfaat dari ekonomi. Pendapatan per kapita adalah hitungan yang masih bias karena membagi seluruh total output ekonomi atau PDB dengan jumlah penduduk," ucap Bhima.Bhima menyoroti ketimpangan di Indonesia yang diklaim menjadi salah satu terbesar baik dari sisi penguasaan harta atau aset. Berdasarkan risetnya, harta 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan milik 50 juta orang Indonesia."Itu hasil riset dari CELIOS, yang artinya kemakmuran atau kenaikan pendapatan ekonomi secara nasional lebih banyak dinikmati oleh 50 orang paling kaya di Indonesia. Selama ketimpangan itu masih lebar, pendapatan per kapita yang naik tidak bisa menjadi satu-satunya indikator adanya kemajuan dalam pembangunan ekonomi," imbuhnya."Jadi harus dilengkapi dengan indikator-indikator ekonomi lainnya sehingga pemerataan itu bisa lebih tecermin dari kenaikan pendapatan suatu negara," tambahnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya