Makna 'Aing Still Kasep' yang Diucapkan Petarung MMA Bilal Hasan

Makna 'Aing Still Kasep' yang Diucapkan Petarung MMA Bilal Hasan

iqk2025/02/04 17:51:28 WIB
Petarung MMA berdarah Indonesia, Bilal Hasan pertahankan gelar juara dunia divisi flyweight di ajang Cage Fury Fighting Championship (CFFC). (Foto: Istimewa)

Dalam wawancara di atas ring, dengan kacamata hitam dan bendera Indonesia di badannya, petarung MMA berdarah Indonesia, Bilal Hasan mengucapkan 'Aing Still Kasep'. Ucapan dalam bahasa Sunda yang kemudian dia jelaskan dalam bahasa Inggris seraya membuka kacamatanya, 'I am still handsome' (saya tetap ganteng).Maksud ucapan itu menunjukkan bahwa setelah bertarung dengan Brian Hauser dalam duel sengit yang digelar di Philadelphia, Amerika Serikat, pada Sabtu, 1 Februari waktu setempat atau Minggu, 2 Februari WIB, wajahnya tak kurang sesuatu pun.Baca juga: 'Aing Still Kasep' Mendunia Usai Diucapkan Juara MMA Bilal HasanPetarung bernama lengkap Bilal Alakai Hasan ini kembali mencatatkan namanya di kancah internasional dengan mempertahankan gelar juara dunia divisi flyweight di ajang Cage Fury Fighting Championship (CFFC) tersebut.Di dalam bahasa Sunda 'Aing' adalah kata yang umum di gunakan dalam pergaulan sehari-hari. Kata 'aing' memberikan kesan berani, percaya diri, dan jauh dari nuansa terjajah bagi pengucapnya. Namun, dalam undak-usuk (tingkatan tutur) bahasa Sunda, 'Aing' diklasifikasikan sebagai kata 'kasar'.Aing adalah kata ganti orang pertama yang berbicara atau dalam bahasa Indonesia berarti 'saya'; 'aku'. Ditimbang dari rasa bahasanya, 'aing' sepadan dengan 'déwék'.Namun, benarkah kata aing adalah kata yang kasar? Jawabannya adalah ya. Akan tetapi, nilai kasar kata ini muncul kemudian hari dalam perjalanan sejarah etnis Sunda. Pada masa Sunda kuno, kata 'aing' tidak bernilai kasar sebab bahasa Sunda mulanya adalah bahasa yang egaliter.Kata 'Aing' di Sunda KunoBahasa Sunda kini mengenal undak-usuk basa (tingkatan tutur). Ada yang menyebutkan terpengaruh oleh agama Hindu yang mengenal kasta, di mana agama itu pernah dianut oleh orang-orang Sunda di silam masa.Karena itu, undak-usuk dipakai sesuai dengan tingkatan sosial kawan bicara. Jika bicara dengan orang terhormat seperti pejabat atau orang dewasa, maka diksi yang dipakai halus. Jika dengan teman sebaya diksinya 'loma', dan jika dengan yang status sosialnya rendah, dipakai diksi kasar.Namun, dugaan itu kurang pas jika disandingkan dengan sejumlah bukti cara berbahasa yang terdapat dalam naskah Sunda kuno. Buku 'Tata bahasa Acuan Bahasa Sunda' terbitan Depdikbud Ri tahun 1994 mengutip naskah Sunda kuno, Tjarita Parahyangan."....carek Rahyang Sempakwaja:" Rababu leumpang! Ku siya bwatkeun budak eta ka rahyangtang Mandiminyak. Anteurkeun Patemuan siya sang Slahtwah. Leumpang Pwah Rababu ka Galuh. "Ai(ng) dititah ku Rahyang Sempakwaja mwatkeun budak eta, beunang sija ngeudeu-ngeudeungeudeu ai(ng) teh" (Atja, 1968: 19)Dalam kutipan itu, terdapat kata 'aing' (saya) dan ungkapan untuk lawan bicaranya 'siya' atau 'sia' yang berarti kamu. Dan itu menjadi bahasa sehari-hari. Dalam kutipan itu, bahasa antara suami dan istri.Naskah Sunda Kuno Bujangga Manik dalam mengisahkan perjalanannya juga menggunakan kata 'aing' sebagai kata ganti orang pertama tunggal yang bertindak sebagai narator dalam kitab itu.Menurut Ajip Rosidi, sebagaimana dikutip oleh 'Tata bahasa Acuan Bahasa Sunda' terbitan Depdikbud RI tahun 1994, undak-usuk di dalam bahasa Sunda berdasarkan sejarah bahasa, masuk ke dalam bahasa Sunda dan menjadi unsur bahasa Sunda sejak abad ke-17."Tingkat tutur berkembang bersamaan dengan "macapat", bentuk sastra Babad, hasil kerajaan Mataram pada waktu Sultan Agung memerintah." tulis buku itu mengutip Ajip.'Aing' yang BeraniKata Indonesia 'saya' punya banyak padanan di dalam bahasa Sunda, di antaranya aing, déwék, abdi, pribados, kawula, kula, dan lain sebagainya. Jika mau ditimbang-timbang artinya, tampaknya kata 'aing' memberi kesan paling berani di antara kata yang lain.Kata 'abdi' yaitu kata halus untuk 'aing', sebagaimana diungkapkan Kamus Sundadigi, diserap dari bahasa Arab, 'abdun. Artinya 'hamba'. Mengabdi berarti menghamba. Dalam bahasa Sunda ada 'ngabdi' yang artinya 'kumawula' atau menghamba. 'Kaula' juga punya derivasi 'kumawula' yang artinya bekerja pada juragan tertentu, yang dalam hal ini sama dengan menghamba.Dibandingkan dengan yang lain, 'Aing' adalah kata yang memberi kesan lebih merdeka dan berani. Bilal Hasan tepat mengucapkan 'Aing Still Kasep' di kancah dunia. Kesan merdeka, berani, dan garang ditampilkan oleh kata 'Aing'.Makna 'Kasep'Kata 'Kasep' (ditulis dalam Sunda dengan é, yaitu Kasép) menurut sementara kamus bahasa Sunda adalah pujian untuk laki-laki yang berparas bagus dengan rincian kulitnya mulus, hidungnya mancung, dan lain sebagainya. Kasep diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi ganteng.Jika lelaki baru saja potong rambut, orang Sunda akan berkomentar bahwa kini wajah lelaki tersebut terlihat 'kasep'. Ukuran kasep memang subjektif, tetapi kasep juga bukan hanya ganteng, melainkan dapat dipakai untuk menyebut sesuatu yang telah disempurnakan.Sebuah rumah yang cat dindingnya sudah kusam dan kemudian dicat ulang oleh pemiliknya supaya terlihat cantik, orang Sunda akan menyebutnya 'ngasépan imah' atau membuat rumah kembali terlihat 'kasep'.Kasep yang merupakan kata halus ini dipakai juga sebagai panggilan sayang seornag ibu kepada anak lelakinya. Misalnya dalam contoh: Si Kasep, si jimat ema, kadieu bageur! (Si Kasep, jimat emak, sini sayang).Tetapi, kasep juga bisa digunakan untuk mengejek orang yang bertingkah seperti penjilat, yaitu mematut-matut tingkah diri agar telihat baik di hadapan atasan, tetapi tidak demikian sesungguhnya ketika orang itu berada bersama para pegawai lainnya.Untuk tujuan tersebut, kata 'Kasep' berubah menjadi 'Kumasép', artinya 'mematut-matut diri supaya kasep'. Misalnya dalam contoh: Lah, kumasep ari hareupeun dunungan mah! (Lah, kumasep kalau di depan juragan).Kata 'kumasép' juga dapat ditujukan kepada orang yang banyak gaya. Kumasép untuk laki-laki, jika yag banyak gaya adalah perempuan maka digunakan kata 'gumeulis'.Baca juga: Aset Bandung Zoo Disita Kejati Jabar!Makna 'Aing Stil Kasep' yang Diucapkan Bilal Hasan Petarung MMADalam konteks ucapan Bilal Alakai Hasan, 'Aing Still Kasep' secara langsung dapat diterjemahkan Aing (saya), Still (dari bahasa Inggris, artinya tetap), dan Kasep (ganteng). Secara utuh, 'Saya tetap ganteng'.Namun, yang dimaksudkannya adalah wajahnya tetap dalam keadaan ganteng meski telah 'berkelahi' dalam kejuaraan tingkat Internasional. Ini membuktikan bahwa Bilal Hasan bisa bertarung dan menang, dengan kebisaanya itu tubuhnya, terutama wajahnya selamat dari memar, bonyok, atau kondisi lain yang dapat membuatnya terlihat 'tidak ganteng'.Perkataan Bilal Hasan dengan ucapan 'Aing Still Kasep' itu tentu bukan 'Kumasep' kan detikers? Melainkan kasép yang sebenar-benarnya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya