Misteri Makam Kuno di Dalam Ruko Cokronegaran Solo

Misteri Makam Kuno di Dalam Ruko Cokronegaran Solo

apu2025/02/02 11:05:52 WIB
Makam di dalam rumah di Kampung Cokronegaran, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Minggu (26/1/2025). Foto: dok. detikJateng

Sebuah makam diduga kuno berdiri di Kampung Cokronegaran, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Tidak diketahui tokoh siapa yang terbaring di dalamnya.Fakta itu terkuak dalam acara jelajah Kampung Pecinan yang digelar Solo Societeit. Para peserta diajak berkunjung ke sejumlah tempat di sekitaran Kali Pepe.Dari beberapa tempat yang didatangi, para peserta terpaku pada sebuah rumah di Jalan Suryopranoto Nomor 55. Tampak dari luar, bangunan dua lantai itu seperti rumah biasa. Pintu utama rumah itu merupakan pintu besi warna biru sepanjang muka bangunan.Baca juga: Penampakan Makam Kuno Misterius di Rumah Pasar Gede SoloBangunan itu dari luar tampak bergaya modern. Namun begitu memasuki dalamnya, terdapat bangunan kecil di lantai satu.Bangunan persegi sekitar 3x3 meter itu dilengkapi atap yang ada gentingnya, dan hanya terdapat satu pintu. Di dalam, ruangannya dilapisi keramik warna putih di alas dan di dinding ruangan, serta terdapat sebuah batu nisan yang cukup kuno.Makam di dalam rumah di Kampung Cokronegaran, Kelurahan Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Minggu (26/1/2025). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJatengAda Aksara Jawa di Batu NisanKetika dilihat lebih dekat, terlihat tulisan seperti aksara Jawa di batu nisannya. Di sebelahnya ada tempat dupa, dua lilin, dan bekas sesajen.Sejarawan sekaligus Ketua Solo Societeit, Dani Saptoni, menerangkan makam tersebut letaknya terpisah dengan pemakaman kampung."Menurut pemilik rumah, dulu rumah itu berupa kawasan lahan kosong, yang ada rumput dan bambu di pinggir kali. Di sela-sela itu, terdapat makam tersebut. Sementara makam kampung berada di sebelah timurnya," kata Dani kepada detikJateng di Kopi Sahabat Kita, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Minggu (26/1/2025).Dani menjelaskan dari batu nisannya, dia menilai sosok yang dimakamkan bukanlah orang sembarangan, melainkan tokoh masyarakat. Namun, mereka tidak bisa mengidentifikasi siapa sosok itu.Pasalnya, tulisan yang ada di pusara masih belum cukup memberi keterangan terkait siapa manusia yang dibaringkan di dalamnya."Kalau dilihat dari nisannya, jelas itu makam priyayi. Di tulisan makamnya cuma tertera Ahad Legi 1486, lalu ada angka 40, dan keterangan di bawahnya itu kulawu adhi. Kulawu itu nama wuku. Dan ada semacam simbol salib, tapi kita tidak bisa mengidentifikasi apakah itu makam orang Kristen awal di Solo," jelasnya.Baca juga: 5 Fakta Makam Kuno Misterius dalam Rumah Kawasan Pasar Gede Solo"Kalau di nisan Jawa tidak tertera kabangun ing (dibangun pada), itu (keterangan waktu di tulisan nisan) biasanya tanggal meninggalnya. Kalau 1486 dikonversi ke Masehi sekitar tahun 1558," ucapnya.Ragukan Tulisan di MakamDani melanjutkan dirinya masih meragukan tulisan yang tertera di batu nisan. Sebab, tahun 1558 merupakan awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Sementara model nisannya sendiri terungkap media akhir abad 19."Apakah dulu nisan itu direnovasi. Lalu keterangan itu meninggalnya di empunya itu, atau dibangunnya nisan itu, kita juga tidak bisa memprediksi. Karena tidak ada keterangan lain," kata dia.Sementara tulisan aksara Jawa yang menunjukkan angka tahun 1969 di depan pintu makam, Dani menyebut tulisan itu dibuat sendiri pemilik rumah. Si pemilik menulisnya sebagai pengingat renovasi dari rumah kayu yang jadi rumah tembok makam tersebut.Masyarakat penyuka sejarah dan sudah mengetahui keberadaan makam itu lantas melakukan penelitian. Dari situ muncullah sejumlah hipotesis.Dani mengungkapkan salah satu hipotesis yang muncul adalah kuburan tersebut milik Patih Cokronegoro. Hanya saja, dugaan itu dia bantah karena Patih Cokronegoro diketahui dimakamkan di Gunung Sari, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo."Makam Patih Cokronegoro makamnya ada di Kartasura. Yang jelas itu makam Kunden, orang yang disegani zaman dahulu," ucapnya.Baca juga: Melihat Makam Kuno Misterius dalam Rumah di Kawasan Pasar Gede SoloSejarawan sekaligus pendiri Solo Societeit, Heri Priyatmoko bersyukur makam itu masih dipertahankan, meski rumah itu sudah beberapa kali berganti pemilik. Hal itu menunjukkan toleransi orang Tionghoa di pecinan."Itu hunian orang Tionghoa yang masih mempertahan makam lokal. Kalau bentuk arogansi, itu akan dihilangkan. Ini kearifan, dan toleransi orang Tionghoa di Pecinan," pungkas Heri.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya