Ilmuwan memprediksi kiamat akan terjadi pada tahun 2026 mendatang. Hal ini terjadi karena populasi yang semakin padat.Melansir detikEdu, Selasa (7/1/2024), hal ini bermula dari ilmuwan ternama abad ke-17, Thomas Malthus yang memprediksi manusia akan punah jika mereka tidak berhenti bereproduksi. Ia khawatir jika pada akhirnya manusia akan mengalahkan jumlah makanan yang tersedia.Namun prediksi ini sudah mulai terbantahkan. Majalah TIME menemukan jika negara-negara maju telah berhasil menciptakan teknologi pangan yang bisa mengimbangi bahkan melampaui populasi manusia.Di Amerika Serikat sendiri telah mencapai titik surplus panen. Saat ini, tekanan populasi hanya dirasakan oleh negara-negara yang masih terbelakang secara teknologi.Sementara itu, hingga kini teori baru tentang kiamat akibat pertumbuhan populasi manusia terus bermunculan. Teori terbaru datang dari fisikawan Universitas Illinois, Heinz von Foerster yang mengatakan puncak kiamat yang akan datang dapat dihitung."Untuk alasan yang jelas akan disebut 'kiamat,' karena pada tanggal itulah N (jumlah 'elemen,' atau orang) menjadi tak terbatas, dan populasi yang cerdas memusnahkan dirinya sendiri," ujar Foerster.Foerster sendiri memprediksi jika kiamat akan datang dalam waktu yang dekat. Menurutnya tanggal yang paling mungkin adalah Jumat, 13 November 2026.Foerster menghitung dengan matematika yang rumit apa yang akan terjadi jika manusia menghindari bencana berskala besar. Menurutnya memandirikan masyarakat dunia yang kooperatif dan mengembangkan metode teknis yang menghasilkan pasokan makanan yang tidak terbatas menjadi salah satu cara.Baca juga: Pertanda 'Kiamat' di Bumi Sebab 40% Daratan Kini KeringIa menjelaskan bahwa populasi apa pun yang bertambah dengan kecepatan yang semakin cepat sedang menuju masalah yang besar. Meski teknologi pangan semakin baik, kata Foerster, tidak akan melaju cepat di depan kurva yang curam.Foerster meyakini tidak perlu menunggu hingga mekanisme eksternal mempengaruhi aktivitas manusia. Saat ini, kata dia, manusia semakin tidak terpengaruh oleh kekuatan alam dan semakin dipengaruhi oleh kekuatan sosial.Baca juga: Kontroversi Ucapan Elon Musk soal Singapura Akan PunahIa lalu mengatakan untuk menghindari kiamat, maka harus membangun mekanisme untuk mengendalikan populasi manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan metode sederhana seperti pajak yang tinggi untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari dua."Besok, tentu saja akan lebih sulit, karena kesenjangan antara angka kelahiran dan angka kematian semakin melebar setiap menit," kata Foerster.