Begini Awal Mula Penetapan Kalender Masehi, Siapa Pencetusnya?

Begini Awal Mula Penetapan Kalender Masehi, Siapa Pencetusnya?

faz2025/01/01 12:00:00 WIB
Foto: Getty Images/baona/Ilustrasi kalender

Tahun 2024 telah usai dan 2025 dimulai. Banyak negara telah memulai tahun yang baru dengan kalender 2025. Namun, tahukah detikers bagaimana awal mula pergantian tahun ditentukan?Selama ini, pergantian tahun didasarkan pada kalender Masehi yakni sistem penanggalan tahun yang dihitung berdasarkan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari. Kalender ini terbagi menjadi 12 bulan yang dimulai dari Januari dan diakhiri dengan Desember.Pencetus Kalender MasehiMenurut studi berjudul "Komparasi Sejarah dan Aturan Kalender Tahun Masehi" yang terbit di Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi pada 2022 oleh M Saifulloh dan kawan-kawan, kalender Masehi pertama kali digunakan pada masa Kekaisaran Romawi, tepatnya di bawah kepemimpinan Gaius Julius Caesar.Julius Caesar saat itu menginginkan perubahan dalam sistem penanggalan Romawi yang sebelumnya didasarkan pada siklus Bulan, menjadi sistem yang mengikuti siklus Matahari.Menurut Kaisar Romawi, pergantian sistem penanggalan yang didasarkan pada siklus Matahari dianggap lebih selaras dengan pergantian musim. Perhitungan kalender ini diambil berdasarkan peredaran semu Matahari yang berlangsung selama satu tahun atau sekitar 366 hari.Namun, kalender ini sempat mengalami sedikit 'galat' akibat kesalahan dalam perhitungan yang mengakibatkan tahun 46 SM mengalami keterlambatan sekitar 3 bulan dari musim yang seharusnya.Akhirnya, atas saran dari Ahli Astronomi dan Matematika bernama Sosigenes, kalender Masehi atau yang selanjutnya disebut 'Kalender Julian' dilakukan perubahan dalam panjang tahun yang semula berjumlah 366 hari menjadi 365,25 hari, seperti saat ini.Baca juga: Bukan 1 Januari, Negara-Budaya Ini Rayakan Tahun Baru pada Tanggal LainBaca juga: 2 Negara Ini Sudah Merayakan Tahun Baru Sore Ini, Kok Bisa?Nama Bulan pada Kalender JulianDalam kalender 'Julian,' selisih satu hari antara 'tahun pendek' dengan 'tahun panjang' kemudian dimasukan ke dalam Februari. Inilah alasan mengapa bulan ini mengalami perbedaan jumlah hari dari waktu ke waktu.Menariknya, penetapan bulan pertama dalam kalender Masehi yang dimulai pada 'Januari' diambil untuk memperingati sidang pertama dewan gereja Kekaisaran Romawi kuno yang dilaksanakan pada satu 'Ianuarius' (Januari).Berikut nama-nama bulan pada kalender 'Julian' awal yang masih menggunakan nama dalam sistem penanggalan Romawi kuno:- Ianuarius (bulan pertama)- Februarius (bulan kedua)- Martius (bulan ketiga)- Aprilis (bulan keempat)- Maius (bulan kelima)- Iunius (bulan keenam)- Quintilis diganti dengan Julius (bulan ketujuh)- Sextilis (bulan kedelapan)- September (bulan kesembilan)- October (bulan kesepuluh)- November (bulan kesebelas)- Desember (bulan keduabelas)Mengapa Disebut Kalender Masehi?Penyebutan 'Masehi' pada sistem penanggalan 'Julian' sebenarnya dimulai ketika umat Kristen mengadopsi sistem penanggalan tersebut sebagai kalender resmi mereka. Kaum Kristen menyesuaikan angka tahun berdasarkan kelahiran Yesus Kristus sebagai titik awal perhitungan.Pembagian waktu ini meliputi 'Anno Domini' (AD) atau yang berarti 'tahun kita' menandai tahun-tahun setelah kelahiran Yesus Kristus. Sementara itu, 'Before Christ' (BC) atau yang berarti 'sebelum Kristus' menandai tahun-tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus.Sejak saat itu, kalender Julian mulai dikenal dengan sebutan 'Kalender Masehi' yang berbasis pada perhitungan kelahiran Yesus Kristus sebagai titik acuannya, seperti dikutip dari Live Science.Kapan Kalender Masehi Mulai Digunakan Dunia?Sistem penanggalan Masehi yang saat ini digunakan, sebenarnya merujuk pada kalender 'Gregorian' yang merupakan modifikasi atau lanjutan dari kalender 'Julian'. Kalender ini dimodifikasi oleh Paus Gregorius XIII dan mulai diperkenalkan kepada dunia pada 1582.Perubahan ini meliputi pemotongan 10 hari dari kalender 'Julian' karena adanya 'ketidakselarasan' antara perhitungan tahun dengan permulaan musim semi. Selain itu, Paus Gregorius juga menetapkan aturan baru mengenai tahun kabisat dengan mengubah tahun-tahun ratusan yang semestinya termasuk tahun kabisat menjadi tahun basitah.Paus Gregorius juga mencetuskan perhitungan kelahiran Yesus Kristus sebagai titik awal dari sistem penanggalan kalender Masehi. Proses penerimaan kalender ini setidaknya memakan waktu hingga tiga abad sampai akhirnya diterima dan diberlakukan secara internasional.Di Indonesia sendiri, kalender Masehi pertama kali digunakan secara resmi pada 1910 pada masa Kolonial Belanda. Saat itu, pemerintah Kolonial memberlakukan undang-undang "Wet op het Nederlandsche Onderdaanschap", yang salah satunya mengatur perubahan sistem penanggalan di Hindia Belanda yang semula menggunakan kalender Hijriah menjadi kalender Masehi.Baca juga: Kenapa Tahun Baru Identik dengan Kembang Api? Ini Penjelasan Ahli

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya