Rajab yang merupakan salah satu bulan istimewa dalam kalender Hijriah telah tiba. Memangnya, apa keistimewaan Rajab? Mari, simak 5 keistimewaan Rajab dan amalan sunnahnya di bawah ini!Dikutip dari NU Jawa Barat, Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Sa'id Ruslan menjelaskan bahwasanya Rajab punya dua nama, yakni Fardu dan Asham. Fardu berarti satu karena merupakan satu-satunya bulan yang tidak bersambung dengan tiga bulan haram lainnya.Adapun Asham, artinya adalah tuli. Alasannya, pada bulan Rajab, tidak terdengar gencatan senjata untuk berperang sebagaimana dilakukan oleh bangsa Arab jahiliah. Dalam bulan ini, semua orang Arab menyimpan alat-alat tempurnya dan berdamai. Bahkan, mereka saling mengunjungi.Lalu, apa arti dari kata 'Rajab' itu sendiri? Disadur dari buku Keagungan Bulan Rajab oleh Abu Ghozie as-Sundawie, dalam buku qamus bahasa, Rajab berarti:رجِبَ الرجلُ رَجَباً وَرَجَبٌ شهر سموه بذلك لِتَعْظِيمِهِمْ إِيَّاهُ والتَّرْجِيبُ الْقِتَالَ فِيهِ يَسْتَحِلُّوْنَ فِيْهِ وَلَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ عَنِ الْقِتَالِ التَّعْظِيمُ وَالرَّاجِبُ الْمُعَظَمُ لِسَيِّدِهِArtinya: "Rajab artinya mulia, sebagaimana perkataan, "Rajabar Rajulu Rajaban" artinya sesorang memuliakan dengan sebuah pemuliaan. Rajab adalah nama bulan. Dinamakan dengan rajab (mulia) karena mereka dahulu sangat mengagungkannya pada masa jahiliah, yaitu dengan tidak menghalalkan peperangan pada bulan tersebut, At Tarjib artinya At Ta'dzim yaitu pengagungan, Ar Raajib artinya orang yang diagungkan karena kepemimpinannya," (Al Qamus al-Muhith 1/74 dan Lisanul Arab 1/411).Lantas, apa yang membuat Rajab istimewa? Baca uraian lengkapnya yang telah detikJogja siapkan di bawah ini, yuk!Baca juga: Sholat Rajab Berapa Rakaat? Ini Tata Cara Lengkap dengan Bacaan NiatKeistimewaan Bulan Rajab1. Termasuk Salah Satu Bulan Haram atau MuliaLandasannya adalah firman Allah SWT dalam Al-Quran surat at-Taubah ayat 36. Diambil dari Quran Kementerian Agama, ayatnya berbunyi:اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَArtinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."Berdasar tafsir tahlili Kementerian Agama, empat bulan haram atau mulia yang dimaksud ayat di atas adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab.2. Satu-satunya Bulan Haram yang TerpisahRajab menjadi satu-satunya bulan haram yang tidak bersambung dengan bulan haram lainnya. Pasalnya, ia justru diapit Jumadal Akhir dan Syaban. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah dalam sebuah hadits:إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلَاثُ مُتَوَالِيَاتٌ : ذُو القَعْدَةِ، وَذُو الحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَArtinya: "Sesungguhnya zaman (tahun) ini telah berputar sesuai dengan aslinya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun dua belas bulan, di antaranya empat bulan haram, tiga bulan berturut-turut: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, dan keempat adalah Rajab yang diagungkan kabilah Mudar yang berada di antara bulan Jumadal Akhir dan Syaban," (HR Bukhari no 3197 dan Muslim no 1679).3. Ditekankan untuk Menjauhi Perbuatan ZalimRajab menjadi salah satu bulan yang Allah SWT tekankan bagi umat Islam untuk lebih menjauhi perbuatan zalim. Tak hanya dalam surat at-Taubah ayat 36 saja, Allah SWT juga menekankan larangan ini dalam surat al-Maidah ayat 2:يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْاۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِArtinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah, jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qalā'id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula mengganggu) para pengunjung Baitul Haram sedangkan mereka mencari karunia dan rida Tuhannya! Apabila kamu telah bertahalul (menyelesaikan ihram), berburulah (jika mau). Janganlah sekali-kali kebencian(-mu) kepada suatu kaum, karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil Haram, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya."Dikutip dari buku 20 Faedah Terkait Bulan Rajab karya Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid, Qatadah berkata:"Sesungguhnya berbuat zalim di dalam bulan-bulan suci lebih besar kesalahan dan dosanya daripada berbuat zalim di dalam bulan lainnya, walaupun suatu kezaliman apa pun bentuknya merupakan dosa besar, akan tetapi Allah mengagungkan suatu perkara sesuai dengan kehendaknya." (Tafsir at-Tabari 14/238 dan Tafsir Ibnu Katsir 4/148)4. Ganjaran Perbuatan Baik Lebih TinggiDi samping dosa, perbuatan baik juga akan mendapat pahala yang lebih tinggi selama bulan-bulan haram, termasuk Rajab. Dikutip dari NU Jawa Timur, Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas'ud al-Baghawi dalam kitab tafsirnya menjelaskan:العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّArtinya: "Amal salih lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan selainnya."5. Bulan Persiapan Menuju RamadhanRajab diibaratkan seperti gerbang pembuka menuju Ramadhan yang begitu dinanti-nantikan seluruh umat Islam. Logikanya, dengan banyak beramal pada Rajab dan Syaban, detikers akan bisa lebih mudah beramal selama Ramadhan karena telah terlatih.Abu Bakar al-Balkhi pernah memberikan perumpamaan mengenai Rajab:"Bulan Rajab adalah bulan menanam, sedangkan bulan Syaban adalah bulan untuk menyiram tanaman tersebut, dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen apa yang telah ditanam. Permisalan bulan Rajab itu bak angin, dan bulan Syaban seperti awan, sedangkan Ramadhan adalah hujannya." (Lata'if al-Ma'arif halaman 121)Amalan Sunnah RajabBerhubung Rajab adalah bulan mulia yang padanya berbagai amal kebaikan lebih baik balasannya, detikers mesti memanfaatkannya sebaik mungkin. Lantas, apa saja amalan sunnah yang bisa dikerjakan? Berikut ini uraian ringkasnya:1. Doa Masuk RajabPertama, detikers bisa memanjatkan doa saat Rajab telah masuk. Diambil dari buku Kumpulan Doa dalam Alquran & Hadits karya Said bin Ali al-Qahthani yang diterjemahkan Mahrus Ali, doanya adalah:اللهُ أَكْبَرُ، اَللّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلامِ ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُArab Latin: Allahu akbar, allahumma ahlilhu 'alainā bil-amni wal-īmāni, was-salāmati wal-islāmi, wat-taufīqi lima tuḥibbu rabbana wa tarḍā rabbunā wa rabbukallah.Artinya: "Allah Maha Besar. Ya Allah! Tampakkan bulan tanggal satu itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau sukai dan ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah." (berdasar HR Tirmidzi nomor 5/504 dan ad-Darimi nomor 1/336)2. Puasa SunnahMengerjakan puasa adalah amalan yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan-bulan haram, termasuk Rajab. Pasalnya, bulan-bulan ini punya keutamaan dan pahala yang insyaa Allah didapatkan akan besar.Dirujuk dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karya Hari Ahadi, Imam Nawawi berkata,قَالَ أَصْحَابُنَا وَمِنْ الصَّوْمِ الْمُسْتَحَبِ صَوْمُ الأَشْهُرِ الحُرم وهي ذُو القَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ ....Artinya: "Ulama madzhab kami berpendapat, termasuk puasa yang dianjurkan ialah berpuasa pada bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab. Yang paling utamanya berpuasa pada bulan Muharam." (Al-Majmu', VI/386)Juga Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan,وقد كان بعض السلف يصوم الأشهر الحرم كلها منهم ابن عمر والحسن البصرى وأبو اسحاق السبيعى وقال الثوري الأشهر الحرم أحب إلى أن أصوم فيهاArtinya: "Sebagian salaf berpuasa di seluruh bulan haram, di antaranya Ibnu Umar, al-Hasan al-Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi'i. Ats-Tsauri berkata, 'Saya sangat suka berpuasa sunnah di bulan-bulan haram.'." (Latha'if al-Ma'arif, 119)3. Berdzikir dan BerdoaDzikir maupun doa yang bersumber dari Al-Quran maupun hadits bisa detikers amalkan selama Rajab. Sebagai perumpamaan, detikers bisa membaca Sayyidul Istighfar setiap pagi dan petang. Dirujuk dari NU Jawa Timur, bacaannya adalah:اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَArab Latin: Allahumma anta robbi la illa ha illa anta kholaqtani wa ana 'abduka wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mas tatho'tu a'udzubika min syarri ma shona'tu abu u laka bini'matika 'alayya wa wa abu u dibdzanbi fahgfirli fa innahu la yaghfirudz dzunaba illa anta.Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Dan aku atas tanggungan dan janji-Mu selama aku masih mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat yang Kau berikan kepadaku. Aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."4. Umrah bila MampuPerlu diingat sebelumnya, tidak ada riwayat yang menjelaskan bahwasanya Rasulullah SAW pernah umrah pada Rajab. Namun, ada sebagian sahabat dan tabiin yang mengerjakan amalan ini pada Rajab, seperti Umar bin Khattab, Aisyah, dan Qasim bin Muhammad.Artinya, jika detikers sedang diberi kemampuan oleh Allah SWT, maka berumrah adalah hal yang boleh-boleh saja. Syaikh Ibnu Utsaimin menerangkan,"Para salaf berbeda pendapat, apakah melaksanakan umrah di bulan Rajab merupakan sunnah atau bukan? Sebagian dari mereka berpendapat bahwa umrah di bulan Rajab adalah sunnah, dan sebagian yang lain berpendapat bahwa hal itu bukanlah sunnah. Dikarenakan jika ia adalah sunnah maka Rasulullah SAW akan menjelaskannya, baik dengan ucapannya atau dengan perbuatan beliau..dan saya tidaklah melihat adanya dalil yang gamblang akan disunnahkannya pelaksanaan umrah di bulan Rajab." (Fatawa Ibnu Utsaimin 8/20)Baca juga: Bacaan Doa Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali Saat Masuk Bulan RajabNah, itulah 5 keistimewaan Rajab plus amalan-amalan sunnahnya yang perlu detikers ketahui. Semoga bermanfaat!