Menanti Perubahan Besar Pengolahan Sampah di Pasar Caringin

Menanti Perubahan Besar Pengolahan Sampah di Pasar Caringin

bba2024/12/19 15:30:50 WIB
Tumpukan sampah di Pasar Caringin. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)

Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Pasar Caringin sebagai pasar induk terbesar di Kota Bandung, tumpukan sampah masih menjadi pemandangan sehari-hari. Volume sampah di Pasar Caringin terus bertambah hingga memunculkan 'gurun' sampah.Pengelola Pasar Caringin tidak tinggal diam melihat sampah terus menumpuk. Berbagai upaya telah dilakukan agar masalah sampah bisa dituntaskan. Namun upaya-upaya yang dilakukan menemui kendala.Baca juga: Penambahan Ritase Bukan Solusi Atasi 'Gurun' Sampah Pasar Caringin"Kami ini sudah dua tahun ke belakang mempersiapkan untuk mengelola sampah mandiri dengan teknologi, ini sebelum ada kebakaran Sarimukti, itu tahun 2022. Cuma kami tidak punya lahan," ucap Kepala Pengelola Pasar Caringin, Asep Syarif Hidayat, Kamis (19/12/2024)."Jadi kami sebelum ada darurat sampah sudah berpikir panjang tidak mau bergantung pada pola buang, cuma permasalahan kami tidak punya lahan saja," lanjutnya.Kemudian, masalah sampah mulai muncul setelah ritase angkutan sampah dari Pasar Caringin ke TPA Sarimukti dikurangi yang awalnya 10 ritase per hari menjadi hanya 3 ritase saja. Dengan hanya 3 ritase, sampah di Pasar Caringin yang per hari bisa mencapai 50-60 ton tidak tertangani."Kemudian setelah darurat ritase dikurangi jadi 8, kemudian 5 hingga 3. Bayangkan dengan sampah 50 ton per hari kita hanya bisa buang 3 rit sekitar 30 ton, ya sisanya seperti ini (menumpuk)," ungkapnya.Upaya lainnya yang dilakukan pengelola pasar adalah menyediakan alat pengolah sampah untuk menjadi kompos. Tapi lagi-lagi, upaya ini menemui kendala karena sulitnya mencari market yang mau menerima kompos olahan."Upaya kami juga dengan mengolah kompos ya, itu per hari kita upayakan 2 ton. Cuma karena marketnya tidak ada ya kita numpuk juga, jadi susah marketnya itu. Jadi masalah juga buat kami, makanya kita stop dulu," terangnya.Namun kini, setelah berbagai masalah soal sampah muncul, harapan untuk mengubah wajah Pasar Caringin menjadi lebih baik terbuka lebar. Asep menyebut, Pemprov Jabar telah mengizinkan pihaknya menggunakan lahan milik pemprov yang berada di sekitar pasar.Nantinya kata dia, lahan tersebut akan digunakan menjadi lokasi pengolahan sampah berbasis teknologi. Menurut Asep, dengan metode itu, sekitar 40 ton sampah di Pasar Caringin bisa diolah tiap harinya sehingga tidak perlu lagi dibuang ke TPA Sarimukti."Kami sepakat untuk mengolah sampah berbasis teknologi, itu diolah 40 ton per hari mudah-mudahan bisa selesai dan pola 3R," kata Asep.Selain itu, pengelola Pasar Caringin juga bakal memperketat aturan bagi pemasok agar tidak mengolah barang di dalam pasar, termasuk mengedukasi pedagang agar memilah sampah. Dengan begitu menurut Asep, timbulan sampah bisa ditekan."Kita mensosialisasikan ke pedagang untuk berupaya mengurangi sampah terkait pemilahan, pengumpulan dan pewadahan, supaya sampah tidak berserakan, termasuk kepada pemasok 12 komoditi yang menghasilkan sampah banyak, nanti yang masuk sudah siap jual, tidak diproses di dalam pasar. Itu upaya kami," jelasnya.Baca juga: Kata Pengelola Pasar Caringin Usai Ritase Pembuangan Sampah DitambahAsep menyebut, langkah-langkah itu akan mulai efektif berjalan di awal tahun 2025 mendatang. Karenanya, dia meyakini akan ada perubahan besar dalam hal pengolahan sampah di Pasar Caringin."Mudah-mudahan tahun depan sudah zero waste di Pasar Caringin, tidak tergantung pola buang. Tahun depan ada perubahan besar dan Caringin akan jadi role model untuk pengolahan sampah di pasar. Mudah-mudahan sukses," tutup Asep.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya