4 Kriteria Pemimpin yang Baik Menurut Islam seperti Rasulullah

4 Kriteria Pemimpin yang Baik Menurut Islam seperti Rasulullah

kri2024/11/27 06:03:41 WIB
Ilustrasi pemimpin. Foto: Getty Images/500px Unreleased/Usama Arshad / 500px

Pemimpin adalah salah satu unsur penting dalam tertatanya kehidupan manusia, baik itu dalam masyarakat, organisasi, maupun negara. Seorang pemimpin yang baik adalah impian setiap rakyat karena mereka diharapkan dapat menciptakan kemajuan dan kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya.Hisyam bin Urwah meriwayatkan dari Abu Shalih dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,سَيَلِيْكُمْ بَعْدِي وَلَاةٌ، فَيَلِيْكُمُ الْبَرُّ بِرِّهِ، ويلكم الْفَاجِرُ بِفُجُوْرِهِ، فَاسْمَعُوا لَهُمْ وَأَطِيعُوا فِي كُلِّ مَا وَافَقَ الْحَقَّ، فَإِنْ أَحْسَنُوْا فَلَكُمْ وَلَهُمْ، وَإِنْ أَسَاءُوْا فَلَكُمْ وَعَلَيْهِمْ.Artinya: "Sepeninggalku akan datang kepada kalian pemimpin-pemimpin, kemudian akan datang kepada kalian pemimpin yang baik dengan membawa kebaikannya, kemudian akan datang kepada kalian pemimpin jahat dengan membawa kejahatannya. Maka dengarkan mereka, dan taatilah apa saja yang sesuai dengan kebenaran. Jika mereka berbuat baik, maka kebaikan tersebut untuk kalian dan mereka, dan jika berbuat jahat, maka kalian mendapat pahala dan mereka mendapat dosa."Baca juga: 5 Doa Memilih Pemimpin Adil dan AmanahDalam Islam, kepemimpinan bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Sebab, seorang pemimpin ini tidak hanya berhubungan dengan manusia, tetapi juga dengan Allah SWT.Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat yang mulia telah memberikan teladan sempurna tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap. Inilah beberapa kriteria pemimpin menurut Rasulullah SAW yang dapat menjadi contoh bagi para pemimpin dalam kehidupan.Kriteria Pemimpin Menurut Rasulullah SAWMengutip buku Kepemimpinan dalam Perspektif Islam yang ditulis oleh Ari Prasetyo, kriteria pemimpin menurut Islam erat kaitannya dengan sosok Rasulullah SAW. Sebagai pemimpin teladan, beliau menjadi contoh kriteria pemimpin yang seharusnya dalam kehidupan. Rasulullah SAW dalam kepemimpinannya dikaruniai empat sifat utama, sebagai berikut.1. Shiddiq atau JujurKejujuran adalah salah satu kriteria utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Masyarakat akan menghormati pemimpin yang terbukti jujur karena kejujuran akan membangun kepercayaan.Pemimpin yang jujur akan lebih mudah diterima oleh masyarakat, sementara pemimpin yang tidak jujur akan dibenci masyarakatnya. Kejujuran seorang pemimpin juga dapat dilihat dari perkataan dan sikapnya karena saling mencerminkan satu sama lain.Rasulullah SAW dikenal dengan sifat ash-shadiqul amin atau jujur dan terpercaya yang sudah diakui masyarakat Quraisy sebelum beliau diutus sebagai rasul. Begitu pula dengan Nabi Yusuf AS dan Khalifah Abu Bakar RA, yang juga dikenal dengan sifat yang sama.Ini menunjukkan bahwa kejujuran adalah salah satu sifat utama yang dimiliki para nabi dan pengikutnya. Dari Ma'qil bin Yasar, beliau berkata, "Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَهُوَ غَاشُ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ.Artinya: "Tidaklah seorang hamba yang diangkat oleh Allah sebagai pemimpin atas suatu rakyat (kelompok masyarakat), lalu dia mati pada hari kematiannya dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan pasti Allah mengharamkan surga baginya." (HR Muttafaq 'alaih)2. Amanah atau Dapat DipercayaKriteria pemimpin selanjutnya adalah amanah. Dengan memiliki sifat amanah, pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan yang diberikan masyarakat dan mengelola segala urusan dengan baik untuk kepentingan bersama.Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang bertanggung jawab. Dalam Islam, seorang pemimpin bukanlah raja yang hanya dilayani dan diikuti keinginannya, melainkan seorang khadim atau pelayan.Sebagaimana pepatah Arab yang mengatakan, "sayyidul qaumi khodimubum" yang berarti pemimpin sebuah masyarakat adalah pelayan mereka. Seorang pemimpin sudah seharusnya menggunakan tenaga dan pikirannya untuk melayani rakyatnya.Pemimpin dituntut untuk mengutamakan kepentingan rakyat, bukan sifat individualis yang hanya mementingkan diri sendiri. Saat menjadi pemimpin, ia adalah pelayan yang bertugas untuk memajukan dan menjaga kesejahteraan rakyat.Dalam Shahih Bukhari, Rasulullah SAW bersabda,إِذَا ضَيِّعَتْ الأَمَانَةُ، فَانْتَظِرُ السَّاعَةَ، قَالَ: كَيْفَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا أَسْئِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ.Artinya: "Apabila amanah disia-siakan, maka tunggulah datangnya Kiamat." Seorang Badui bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana amanah disia-siakan?" Beliau menjawab, "Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya."3. Tablig atau KomunikatifKemampuan berkomunikasi adalah kriteria yang harus dimiliki seorang pemimpin. Sebab, pemimpin tidak berhadapan dengan benda mati yang bisa dipindah sesuka hati, melainkan dengan manusia yang memiliki berbagai macam perasaan dan kecenderungan. Oleh karena itu, komunikasi menjadi kunci dalam membangun hubungan yang baik antara pemimpin dan rakyat.Seorang pemimpin harus terbuka kepada rakyatnya. Keterbukaan ini bukan berarti pemimpin harus selalu menceritakan masalah pribadinya, tetapi pemimpin harus mampu membangun kepercayaan dan menciptakan ruang untuk berkomunikasi yang efektif dengan rakyat, termasuk dalam memutuskan suatu perkara.Salah satu ciri kekuatan dalam komunikasi pemimpin adalah keberaniannya menyampaikan kebenaran dengan adil, meskipun hal itu dapat mendatangkan konsekuensi yang berat. Seperti dalam pepatah Arab yang mengatakan, "qulil haqqa walau kaana murran," yang berarti sampaikanlah kebenaran meskipun itu pahit.Allah SWT berfirman dalam surah Shad ayat 26,يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ ࣖ ٢٦Artinya: "(Allah berfirman,) "Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah (penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak dan janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari Perhitungan."4. Fathonah atau CerdasKriteria pemimpin selanjutnya yaitu mereka harus memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakatnya. Kecerdasan dapat membantu pemimpin dalam menyelesaikan masalah dan mencari solusi untuk rakyatnya.Pemimpin yang cerdas tidak akan membiarkan masalah berlarut-larut, karena dia selalu berusaha menyelesaikannya dengan tepat waktu. Bagi pemimpin yang cerdas, ilmu merupakan kunci untuk terus maju dalam menjalankan tugas kepemimpinannya.Pemimpin yang cerdas juga akan terus belajar dan mencari ilmu, karena dia percaya bahwa dengan ilmu dan keimanan, dia akan mendapatkan penghormatan tinggi di mata manusia dan Allah SWT.Dari Abdullah bin Amru bin Al-'Ash, dia mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama, maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan." (HR Muttafaq 'alaih)Baca juga: Hadits Larangan Meminta Jabatan, Pemimpin Harus yang Dicintai dan Mencintai Rakyat

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya