Sejarah Kerajaan Demak: Daftar Raja, Masa Kejayaan, hingga Peninggalannya

Sejarah Kerajaan Demak: Daftar Raja, Masa Kejayaan, hingga Peninggalannya

sto2024/11/05 11:49:10 WIB
Masjid Agung Demak peninggalan Kerajaan Demak. (Foto: Wikha Setiawan/detikcom)

Kerajaan Demak selama ini dikenal menorehkan kisah panjang yang termasuk dalam bagian sejarah Nusantara. Sebagai cara mengenal lebih dekat dengan Kerajaan Demak, berikut akan dipaparkan sejarah, daftar raja, masa kejayaan, hingga peninggalannya secara rinci.Sebagaimana diketahui, saat belajar di bangku sekolah kita sering kali dihadapkan pada sejumlah materi dalam pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) tentang berbagai kerajaan yang pernah menguasai wilayah Pulau Jawa. Salah satu di antaranya yang tak luput untuk dipelajari adalah Kerajaan Demak.Nah, bagi detikers yang menyimpan rasa penasaran mengenai Kerajaan Demak yang pernah berdiri di Indonesia, terdapat rangkuman informasi yang akan dipaparkan di dalam artikel ini. Simak baik-baik penjelasannya berikut ini, ya, mulai dari daftar raja, masa kejayaan, hingga peninggalannya.Baca juga: Apa Itu Karesidenan dan Ada Berapa di Jawa Tengah? Ini PenjelasannyaSejarah Kerajaan DemakMengutip dari buku 'Sejarah' yang ditulis oleh Tugiyono K S, dijelaskan bahwa Kerajaan Demak merupakan sebuah kerajaan yang memegang puncak kepemimpinan di Jawa. Kondisi tersebut terjadi setelah Majapahit runtuh. Sejarah Kerajaan Demak bermula pada abad ke-15 silam.Pada saat itu, Kerajaan Demak merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam yang telah berkembang di Pantai Utara Pulau Jawa. Dijelaskan bahwa pendiri Kerajaan Demak adalah seorang putra Raja Majapahit bernama Raden Patah atau Raden Fatah.Tidak hanya lahir sebagai putra dari seorang raja, Raden Patah juga merupakan seorang keturunan Majapahit yang menikahi sosok putri Sunan Ampel. Selain dikenal sebagai Raden Patah, sang pangeran juga kerap disebut sebagai Penambahan Timbun.Sementara itu, dijelaskan dalam buku 'Sejarah' karya Nana Supriatna, setelah Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, kerajaan tersebut terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Setelah kepemimpinan Raden Patah berakhir, cucunya yaitu Sumangsang menggantikannya.Kemudian di sekitar tahun 1507, seorang bernama Pati Unus atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sabrang Lor naik takhta yang membuatnya disebut sebagai Sultan Demak. Di tangan Sultan Demak, Kerajaan Demak mengalami perkembangan.Tepatnya terjadi di tahun 1512-1513, Pati Unus memiliki rencana dalam menjalankan politik ekspansi dan memperkuat perdagangan di Selat Malaka hingga Laut Jawa. Ia pun melancarkan serangan terhadap Malaka.Setelah itu, barulah ibu kota Kerajaan Majapahit dapat direbut oleh Demak di tahun 1527. Pada momentum inilah sejumlah kerajaan kecil yang tersebar di Pulau Jawa juga berhasil direbut oleh Demak. Sebut saja misalnya Tuban, Pengiang, Klunkung, Terung, Bagelan, hingga Banyumas.Beberapa tahun setelahnya, sejumlah kerajaan kecil yang memiliki corak Hindu juga berhasil direbut. Namun demikian, pada saat ini terjadi kepemimpinan Demak telah berganti.Masa Kejayaan Kerajaan DemakSelain berhasil melakukan ekspansi pada sejumlah wilayah kerajaan yang ada di Pulau Jawa, ternyata Kerajaan Demak juga memperoleh masa kejayaan di bawah kepemimpinan seorang raja baru. Raja tersebut tidak lain adalah Sultan Trenggono.Masih dijelaskan dalam buku yang sama, Sultan Trenggono ternyata memiliki masa kepemimpinan di Demak sejak tahun 1521 silam. Sosoknya berhasil membuat Kerajaan Demak meraih masa kejayaan yang begitu gemilang. Salah satunya terkait dengan penguasaan daerah-daerah yang ada di wilayah Pulau Jawa.Aloysius Fernandi dalam bukunya 'Ensiklopedia Sejarah Kerajaan Nusantara Seri II' memaparkan, pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono, Demak berhasil merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran. Tidak hanya itu saja, kerajaan ini juga dengan penuh usaha berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Pasundan atau Jawa Barat sekaligus wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur.Beberapa wilayah di Jawa Timur yang berhasil direbut adalah Surabaya, Malang, Kediri, Madiun, Pasuruan, Madura, Blambangan, hingga Tuban. Sayangnya, saat terlibat dalam sebuah pertempuran di tahun 1546 silam, Sultan Trenggana kehilangan nyawanya.Semenjak berakhirnya kepemimpinan Sultan Trenggono, Demak justru mengalami kemunduran. Masih dijelaskan dalam buku yang sama, situasi tersebut salah satunya dikarenakan terjadinya perselisihan di antara anggota keluarga. Mereka saling memperebutkan takhta kerajaan.Daftar Raja Kerajaan DemakLantas siapa sajakah raja dari Kerajaan Demak? Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, raja di Kerajaan Demak dimulai oleh Raden Fatah sebagai sosok yang mendirikannya. Setelah itu, Kerajaan Demak diambil alih oleh kepemimpinan kepada sejumlah sultan lainnya.Sementara itu, dijelaskan dalam jurnal 'Sejarah Kesultanan Demak: Dari Raden Fatah Sampai Arya Penangsang' oleh Zuliani Putri dan Hudaidah, disampaikan bahwa Kerajaan Demak setidaknya pernah dipimpin oleh empat raja yang berbeda. Berikut rangkumannya:1. Raden FatahRaden Fatah merupakan pendiri Kerajaan Demak. Sosoknya merupakan pemimpin dari kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Di bawah kepemimpinan Raden Fatah, Demak berhasil memiliki pelabuhan besar yang dapat berfungsi sebagai penghubung transportasi bagi perdagangan dan juga nelayan. Raden Fatah meninggal dunia pada tahun 1518 silam.2. Pati Unus atau Pangeran Sabrang LorSetelah kepemimpinan Raden Fatah berakhir, kekuasaan diambil alih oleh Pati Unus atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sabrang Lor. Pada masa kepemimpinannya, Demak berhasil memimpin penyerangan terhadap Malaka. Namun, Pati Unus meninggal dunia tak lama setelah Raden Fatah yaitu di tahun 1521.3. Sultan TrenggonoSetelah Pati Unus wafat, Sultan Trenggono menggantikannya sebagai raja Kerajaan Demak. Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono inilah, Demak mengalami masa kejayaan karena berhasil merebut wilayah-wilayah di Pulau Jawa. Sultan Trenggono wafat pada usia 1546 dan memicu kekosongan takhta di Kerajaan Demak.4. Sunan PrawotoSebagai putra sulung dari Sultan Trenggono, nama Sunan Prawoto diajukan untuk menggantikan ayahnya. Hal ini disepakati oleh Sunan Giri bersama dengan sesepuh lainnya. Tidak hanya dikenal sebagai pemimpin Demak, Sunan Prawoto juga mendapatkan gelar sebagai Sultan Syah Alam Akbar Jiem-Boen-ningrat IV.Peninggalan Kerajaan DemakTidak hanya menorehkan kisah yang termasuk dalam sejarah Nusantara, Kerajaan Demak juga menyisakan sejumlah peninggalan. Dirangkum dari buku 'Bank Soal IPS SD/MI Kelas 4,5,6' Uly Amalia, dkk., dan 'IPS SD/MI Kls 5' oleh Amir Kusnandar, berikut peninggalan Kerajaan Demak:1. Masjid Agung DemakMasjid ini didirikan pada tahun 1478. Adapun sosok pendiri dari Masjid Agung Demak adalah Walisongo.2. Saka Tatal, Bedug, dan KentonganSelanjutnya ada saka tatal atau tiang masjid, bedug, dan kentongan yang terdapat di dalam Masjid Agung Demak. Seluruh benda tersebut juga dibuat oleh Wali Songo. Khusus untuk saka tatal berjumlah empat tiang utama ada di dalam masjid tersebut.3. Pintu BledegKemudian ada juga pintu bledeg atau disebut juga sebagai bledeg atau petir. Berbeda dengan saka tatal, bedug, dan kentongan yang merupakan buatan dari Wali Songo, pintu bledeg atau petir ini dibuat oleh Ki Ageng Selo.4. Dampar KencanaPeninggalan Kerajaan Demak lainnya yaitu ada dampar kencana yang dikenal sebagai singgasana raja atau sultan. Namun, dampar kencana saat ini digunakan sebagai mimbar untuk khutbah di dalam masjid.5. Piring CampaKemudian terdapat piring campa berjumlah 60 lebih buah yang merupakan pemberian dari Ibu Raden Patah yaitu Putri Campa.Baca juga: 11 Cerita Rakyat Pendek dari Berbagai Daerah di Pulau JawaDemikian tadi rangkuman sejarah Kerajaan Demak lengkap dengan daftar raja, masa kejayaan, hingga peninggalannya. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers, ya.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya