Arti Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa 'Afihi Wa'fu Anhu

Arti Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa 'Afihi Wa'fu Anhu

row2024/09/08 09:00:12 WIB
Ilustrasi Innalillahi wa inna ilaihi raji'un allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu. Foto: Getty Images/Riza Azhari.

Ketika mendengar kabar orang meninggal, muslim biasanya akan mengucapkan belasungkawa. Ucapan paling populernya yaitu "innalillahi wa inna ilaihi raji'un" yang merupakan kalimat istirja.Namun kini saat berbelasungkawa, sebagian orang menambahkan ucapan "allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu" setelah kalimat istirjanya. Lantas, apa arti bacaan kalimat tersebut dan bagaimana penulisan Arabnya yang benar?Tulisan Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa 'Afihi Wa'fu AnhuAgar tidak salah menuliskan kalimat di atas saat mengungkapkan belasungkawa, ada baiknya mengecek tulisan Arab, latin, dan terjemahannya yang benar berikut ini:إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُArab latin: Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun, allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu.Artinya: "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan kepadanya, dan ampunilah dosanya."Makna Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fu AnhuSering digabung untuk digunakan sebagai ucapan belasungkawa Islami, kalimat "innalillahi wa inna ilaihi raji'un allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu" sebenarnya terdiri dari dua kalimat. Berikut penjelasannya:1. Kalimat IstirjaUcapan pertamanya yaitu kalimat istirja yang berbunyi, "innalillahi wa inna ilaihi raji'un". Kalimat ini berasal dari kalam Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 156:اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ - 156Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)."Sesuai firman-Nya, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam bukunya Fiqih Doa dan Dzikir Jilid 2 mengungkap kalimat istirja sepatutnya diucapkan muslim saat terkena musibah. Kalimat itu mengandung makna bahwa seluruh urusan termasuk musibah yang menimpanya perlu dikembalikan kepada Allah SWT. Dalam artian, muslim hendaknya berserah diri kepada-Nya atas cobaan tersebut.Dengan bernaung kepada kalimat istirja yang mengandung makna kebaikan dan keberkahan itu, hati orang yang terkena musibah dapat menjadi tenang, jiwanya tentram, dan perasaannya kembali nyaman. Dia pun akan menggantikan cobaan hamba-Nya itu dengan kebaikan.Kalimat tersebut juga pernah diajarkan Nabi SAW. Diriwayatkan Muslim, Ummu Salamah RA berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:مَا مِنْ عَبْدٍ يُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ ، فَيَقُولُ : { إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي ، وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا ، إِلَّا أࣤجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَاArtinya: "Tiada seorang hamba yang mendapat musibah, lalu dia mengucapkan "{Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.} Ya Allah, berilah aku pahala disebabkan musibahku ini dan gantilah ia dengan yang lebih baik dari padanya", melainkan Allah memberinya pahala atas musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik daripadanya."Ummu Salamah RA melanjutkan, "Ketika Abu Salamah wafat, aku pun mengucapkan seperti yang diperintahkan oleh Rasul SAW kepadaku. Maka Allah SWT menggantikan untukku yang lebih baik darinya, (yakni menikah dengan) Rasulullah SAW." (HR Muslim)2. Doa untuk JenazahKalimat kedua pada ucapan belasungkawa itu adalah doa untuk orang yang meninggal, yang bunyinya "allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu".Doa ini biasanya pada dibacakan pada sholat jenazah setelah takbir ketiga. Bacaan doa tersebut berisi permohonan ampun dan keselamatan dari orang yang masih hidup atas orang wafat yang dimaksud.Dikutip dari buku Ringkasan Fiqih Mazhab oleh Musthafa Dib Al-Bugha, hadits paling shahih yang menjelaskan doa tersebut dirawikan Muslim dari Auf bin Malik Al-Asyja'i RA. Ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW (pada saat beliau sholat jenazah) membaca doa:اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ ...Artinya: " "Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, berilah keselamatan dan ampunilah dosanya, ... (sampai akhir doa)."Auf bin Malik Al-Asyja'i RA melanjutkan, "Karena doa Rasulullah SAW untuk jenazah itu (begitu mengena), aku membayangkan diriku adalah jenazah (yang disholatkan) itu." (HR Muslim)Apakah Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fu Anhu Boleh Diucapkan Sebagai Kalimat Belasungkawa?Menurut Imam Nawawi dalam bukunya Al-Adzkar, tidak ada kalimat apa pun yang dilarang untuk diucapkan ketika berbelasungkawa saat ada muslim yang meninggal dunia. Selama itu ucapan yang mengandung kebaikan dan tidak bertentangan dengan syariatSayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah turut menjelaskan bahwa diperbolehkan mengungkapkan kalimat apa pun saat berdukacita. Asalkan ucapannya dapat menghibur dna meringankan kesedihan keluarga jenazah yang ditinggalkan.Akan lebih utama apabila mengucapkan kalimat belasungkawa yang pernah diajarkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan Bukhari dari Usamah bin Zaid RA, ucapan berdukacita yang dicontohkan Nabi SAW yaitu:إِنَّ للَّه مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْArab latin: Innallah maa akhadza wa lahu a'tha wa kullun 'indahu bi-ajalin musamman faltashbir waltahtassib.Artinya: "Sungguh bagi Allah apa yang Dia ambil dan bagi-Nya apa yang Dia beri, dan segala sesuatu di sisi-Nya berdasarkan ketetapan yang telah ditentukan, hendaklah engkau bersabar dan mengharapkan pahala." (HR Bukhari)Demikian penjelasan makna dan tulisan Arab kalimat belasungkawa "innalillahi wa inna ilaihi raji'un allahummaghfirlahu warhamhu wa 'afihi wa'fu anhu". Wallahu a'lam.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya