Nasib sial dialami enam emak-emak asal Mojokerto dan Pasuruan. Mereka harus gigit jari karena uang sedianya untuk Lebaran hingga biaya sekolah lenyap tertipu arisan Rp 653 juta.Para korban melaporkan penipuan lelang arisan online yang dilakukan Ernawati (29). Mereka berharap uang ratusan juta itu bisa kembali. Pasalnya, uang tersebut untuk kebutuhan hidup sehari-hari, biaya sekolah anak, dan merayakan Idul Fitri.Salah satu korban, Fera Melinda Febrianti (23) mengalami kerugian Rp 28,5 juta karena tertipu lelang arisan online tersebut. Sebagian uang itu hasil kerja kerasnya sebagai penyanyi dari panggung ke panggung. Sedangkan, Rp 12 juta hasil menggadaikan BPKB sepeda motor Honda Beat miliknya.Baca juga: Ngenesnya 6 Emak-emak Tertipu Arisan Rp 653 Juta, Uang Lebaran Lenyap"Uang itu sedianya biaya sekolah anak saya dan untuk Lebaran nanti," kata janda anak 1 asal Desa Candiharjo, Ngoro, Mojokerto ini kepada wartawan, Jumat (15/3/2024).Fara menjelaskan, ia baru satu bulan menjadi peserta lelang arisan online Ernawati. Awalnya ia sempat ragu, namun Ernawati berhasil meyakinkannya. Fara juga tergiur keuntungan Rp 300 ribu hingga Rp 1,4 juta per minggu."Awalnya lancar, mulai 2 Februari lalu tidak ada pembayaran sama sekali. Harusnya cairnya arisan yang saya beli tanggal 2 sampai 9 Februari lalu," terangnya.Fara bersama lima korban lainnya pun melaporkan pelaku ke Polres Mojokerto pada Kamis (14/3/2024) sore karena Erawati kabur dan tidak bisa dihubungi. Sebelum terlapor kabur, Fara sudah berulang kali menagihnya."Sampai saya ceritakan kondisi saya janda, punya anak, ditinggal suami, saya minta uang saya, tetap tidak direspons. Ke rumahnya sampai tiga kali, saat itu kondisi anak saya sakit cuma diberi Rp 150 ribu," ungkapnya.Baca juga: 6 Emak-emak di Mojokerto dan Pasuruan Tertipu Arisan Bodong Rp 653 JutaHal yang sama dialami Tri Tyas (33). Warga Desa Randubango, Mojosari, Mojokerto ini rugi Rp 32 juta. Sudah dua tahun ia menjadi peserta arisan online Ernawati. Ibu dua anak ini juga tergiur keuntungan besar dari membeli arisan yang dilelang Ernawati."Keuntungannya beda-beda, ada yang 10%, 50%, sampai 70%. Yang terakhir menjelang dia kabur berani menjanjikan keuntungan sampai 70%. Arisan yang saya beli harusnya cair Februari sampai Maret tahun ini," jelasnya.Kini, Tri hanya bisa gigit jari karena pelaku warga Desa Menanggal, Kecamatan Mojosari kabur membawa uang arisan. Ernawati diketahui juga mempunyai brand skincare dan pelangsing perut sendiri. Dan, saat ini Ernawati tercatat sebagai warga Kelurahan Kalumata, Kecamatan Kota Ternate Selatan, Kota Ternate."Itu uang tabungan selama satu tahun hasil suami kerja sebagai marketing di perusahaan leasing. Padahal, uang itu untuk biaya anak sekolah, kebutuhan sehari-hari, dan Lebaran. Akhirnya saya harus bantu cari uang dengan jualan makanan," ujarnya.Korban lain Siti Farida Nanda (31) warga Desa Wiyu, Pacet, Mojokerto berharap Ernawati mendapatkan hukuman setimpal. Ia mengaku rugi Rp 114 juta hasil kerja kerasnya selama berdagang asinan buah. Uang tersebut Rp 16 juta arisan online yang mandek dan Rp 98 juta membeli arisan online yang dilelang terlapor."Uang itu sedianya untuk makan setiap hari dan Lebaran juga. Kok ya tega membawa kabur uang saya," cetusnya.Kerugian terbesar dialami ER (31). Ia mengaku rugi Rp 369 juta karena mengikuti lelang arisan online Ernawati. Warga Watukosek, Gempol, Pasuruan ini menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada Sat Reskrim Polres Mojokerto."Laporan kami sudah diterima. Kami mengikuti alur dari kepolisian, hukuman kami serahkan kepada kepolisian," tegasnya.Jika ditotal, kerugian korban Rp 653,5 juta. Mereka adalah ER rugi Rp 369 juta, Siti rugi Rp 114 juta, dan Linda (36) warga Desa Pekukuhan, Mojosari, Mojokerto rugi Rp 70 juta. Lalu, Eka Widhi (27), warga Desa Pekukuhan, Mojosari rugi Rp 40 juta, Tri rugi Rp 32 juta, serta Fera rugi Rp 28,5 juta.Sat Reskrim Polres Mojokerto menerima laporan kasus lelang arisan online tersebut dengan nomor laporan LP/B/33/III/2024/SPKT/POLRES MOJOKERTO/POLDA JATIM. Nanda menjadi pelapor dalam laporan polisi ini. Sedangkan, lima perempuan lainnya menjadi saksi korban."Laporan para korban sudah kami terima, kami juga sudah menerbitkan laporan polisi. Selanjutnya akan kami selidiki secara mendalam kasus ini," tandas Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Imam Mujali.