Bikin Resah, Ini Jenis Infeksi Menular Seksual Terbanyak yang Lagi 'Ngegas' di Eropa

Bikin Resah, Ini Jenis Infeksi Menular Seksual Terbanyak yang Lagi 'Ngegas' di Eropa

naf2024/03/08 19:01:10 WIB
Ilustrasi seks. (Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes)

Kasus infeksi menular seksual (IMS) mengalami peningkatan di Eropa berdasarkan data terakhir di 2022 menurut laporan Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Eropa atau European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). Peningkatan terbanyak terjadi di infeksi gonore, yakni kenaikan kasus nyaris mendekati 50 persen.ECDC menilai hal ini meresahkan lantaran menandakan banyak masyarakat belum memiliki akses untuk pencegahan terhadap risiko penyakit, akses testing, hingga pengobatan yang efektif.Selain kasus gonore, sifilis juga meningkat hingga 34 persen, diikuti kasus klamidia 16 persen. ECDC juga menemukan kasus limfogranuloma venereum (LGV) dan sifilis kongenital yang disebabkan oleh penularan dari ibu ke janin, juga meningkat secara signifikan."Tren ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan tindakan segera untuk mencegah penularan lebih lanjut dan memitigasi dampak infeksi menular seksual terhadap kesehatan masyarakat," beber Direktur ECDC Andrea Ammon, dikutip dari laman resmi ECDC, Jumat (8/3/2024.Baca juga: Jeritan Kaum Pria Jalani Simulasi Menstruasi di Jepang: Sakit-Tak Bisa Berdiri"Mengatasi peningkatan substansial dalam kasus IMS memerlukan perhatian segera dan upaya bersama. Pengujian, pengobatan dan pencegahan merupakan inti dari setiap strategi jangka panjang. Kita harus memprioritaskan pendidikan kesehatan seksual, memperluas akses terhadap layanan tes dan pengobatan, dan memerangi stigma yang terkait dengan IMS," sebutnya.Pihaknya juga akan kembali menggencarkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan seksual, termasuk dengan penggunaan kondom yang konsisten.Mengingat meningkatnya kasus IMS di seluruh Eropa, setiap individu harus mengambil langkah proaktif untuk melindungi diri mereka sendiri dan pasangannya.Tes IMS diprioritaskan terutama bagi mereka yang mempunyai pasangan seksual baru atau kerap berganti-ganti. ECDC menyebut sangat penting untuk menjalani deteksi dini dan pengobatan yang cepat.Mengingat, beberapa infeksi ini tidak menunjukkan gejala dan menular lebih jauh tanpa sepengetahuannya, penting bagi pasangan seksual untuk melakukan tes sebelum berhubungan seks tanpa kondom. Jika seseorang mencurigai dirinya tertular IMS, mereka harus segera mencari rekomendasi medis, karena pengobatan tepat waktu sangat penting untuk mencegah penularan lebih lanjut dan potensi komplikasi penyakit.Meskipun infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan sifilis dapat diobati, penyakit ini masih dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius jika tidak ditangani. Ini termasuk, antara lain, penyakit radang panggul atau nyeri kronis. Selain itu, klamidia dan gonore dapat menyebabkan kemandulan, sedangkan sifilis dapat menyebabkan masalah neurologis dan kardiovaskular. Infeksi sifilis yang tidak diobati selama kehamilan dapat menyebabkan dampak buruk yang serius pada anak-anak.ECDC menekankan pentingnya tindakan proaktif untuk mengatasi peningkatan angka IMS dan melindungi kesehatan masyarakat. Salah satu cara paling efektif untuk mencegah IMS adalah dengan melakukan hubungan seks yang aman, termasuk penggunaan kondom yang teratur dan benar saat melakukan aktivitas seksual. Selain itu, membina komunikasi yang terbuka dan jujur mengenai kesehatan seksual dengan pasangan dapat membantu mengurangi risiko penularan IMS dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.Baca juga: Kasus Penyakit Menular Seks Melonjak di Eropa, Inikah Pemicunya?

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya