Belakangan wabah kutu busuk menyerang Paris dan mengganggu tempat-tempat umum, seperti transportasi hingga rumah sakit. Ternyata kutu busuk yang lebih dikenal di Indonesia sebagai 'bangsat' atau dalam bahasa Jawa 'tinggi' ini juga pernah mewabah di Indonesia.Ahli parasitologi dari Fakultas Kesehatan Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Prof Tri Baskoro Tunggul Satoto, MSc, PhD, mengungkapkan wabah 'bangsat' atau 'tinggi' ini menjadi permasalahan yang serius di tahun 1970-an. Namun, saat ini tidak ada data yang pasti soal kasus wabah tersebut."Hal tersebut kemungkinan lebih cenderung disebabkan karena rendahnya pelaporan kasus," kata Prof Tri pada detikcom, Senin (16/10/2023)."Selain Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara yang telah melaporkan adanya peningkatan kasus gigitan kutu busuk di antaranya Malaysia, Thailand, dan Singapura," jelasnya.Baca juga: Heboh Wabah Kutu Busuk di Paris, Ternyata Pernah Terjadi di IndonesiaKutu busuk atau 'bangsat' ini memiliki ukuran yang kecil seukuran biji apel. Meski tak menimbulkan efek berbahaya, kutu busuk kerap bikin gatal-gatal yang mengganggu dan memicu alergi.Mengatasinya juga gampang-gampang susah. Kata Prof Tri, mengatasi kutu busuk adalah upaya yang sangat menantang. Jika kutu busuk di lingkungan rumah sulit diatasi, sangat dianjurkan untuk menggunakan jasa professional.Jika menemukan kutu busuk di rumah, segera ganti sprei, tirai, atau permukaan lain dan cuci dengan air panas bersuhu >60°C. Penggunaan vacuum cleaner dapat membantu mengurangi populasi kutu busuk."Kutu busuk dapat diatasi dengan penyemprotan insektisida, seperti yang umum digunakan di rumah untuk membunuh nyamuk dan kecoa. Namun penyemprotan insektisida sulit menjangkau bagian dalam dari sofa, kasur, atau perabot lain yang terkontaminasi kutu busuk sehingga diperlukan penggunaan secara berulang," jelasnya.Baca juga: Stroke Jadi Penyebab Kematian Nomor 1 di RI, Menkes Beri Warning!