Penarikan tunai dan transaksi mata uang dolar AS bakal dilarang di Irak per 1 Januari 2024. Langkah ini diambil sebagai upaya terbaru untuk mengekang penyalahgunaan cadangan mata uang asing untuk upaya kejahatan dan penghindaran sanksi AS terhadap Iran.Pemerintah Irak ingin memberantas penggunaan ilegal mata uang dolar AS. Sekitar 50% dari US$ 10 miliar uang dolar AS yang didapatkan Iran secara resmi dari kantor Federal Reserve New York tiap tahunnya digunakan secara ilegal. Fakta tersebut diungkapkan oleh Mazen Ahmed, Direktur Jenderal Investasi dan Pengiriman Uang di Bank Sentral Irak (Central Bank of Irak/CBI).Dikutip dari Reuters, Jumat (6/10/2023), Irak juga berencana mendorong dedolarisasi secara masir di negaranya. Selama ini, dolar AS lebih disukai dibandingkan mata uang lokal oleh masyarakat yang bosan dengan perang dan krisis yang berulang setelah invasi AS pada 2003.Baca juga: Dolar AS Pagi Ini Melemah 0,32% di Rp 15.584Masyarakat yang menyetor dolar AS ke bank sebelum akhir 2023 akan tetap dapat menarik dana dalam dolar AS pada 2024. Namun dolar AS yang disetorkan pada 2024 hanya dapat ditarik dalam mata uang lokal dengan kurs resmi 1.320 Dinar Irak."Jika Anda ingin menarik uang tunai, Anda dapat menggunakan kurs resmi dalam dinar," kata Mazen Ahmed.Pernyataan bank sentral kemudian mengatakan larangan penarikan tunai dolar AS hanya akan berlaku untuk rekening yang menerima transfer dari luar negeri.Irak telah menyiapkan sebuah platform untuk mengatur transfer. Selama ini sebagian besar permintaan dolar AS dan yang dulunya merupakan sarang kuitansi palsu dan transaksi penipuan mengalirkan dolar AS ke Iran dan Suriah.Baca juga: Bukan Cuma Rupiah, Mata Uang Ini Juga Tertekan Dolar ASSaat ini, di Irak juga sudah banyak bank lokal telah membatasi penarikan tunai dolar AS dalam beberapa bulan terakhir, sehingga memperparah kekurangan yang menyebabkan nilai tukar pasar paralel terus meningkat.Ahmed mengatakan, beberapa bank kekurangan dolar AS karena banyak orang yang mencoba menarik sekaligus di tengah perasaan tidak nyaman terhadap sistem keuangan yang ada. Sementara beberapa bank juga mengalami kekurangan karena mereka memberikan pinjaman dalam mata uang dolar AS yang kemudian dibayar kembali dalam Dinar Irak.CBI juga membatasi jumlah dolar AS yang disediakan sebagai bagian dari perjanjian dengan The Fed untuk membatasi uang tunai dan beralih ke pembayaran elektronik. Ahmed juga membantah adanya laporan penghentian pengiriman uang tunai ke Irak dari The Fed yang membuat dolar AS berkurang.