Tak sedikit masyarakat memandang musik reggae dengan hal negatif. Selain itu, musik reggae juga kerap diidentikan dengan ganja, sehingga tidak semua masyarakat menerima aliran musik ini.Untuk menghilangkan paradigma negatif itu, personel Pemuda Terancam Menggelora atau disingkat PT Menggelora yang digawangi Delluuyee, Rafi Gimbal dan Resya Stromp ingin mengajak masyarakat di Indonesia untuk mengenal lebih dalam soal musik reggae. Mereka ingin musik reggea ini diterima semua kalangan.Baca juga: Sepenggal Sejarah GOR Saparua, Panggung 'Sakral' Band Cadas BandungBerkiprah sejak awal tahun 2019, PT Menggelora merilis album ke duanya bernama 'Kaloberaksi'. Album itu berisikan 13 lagu dan dikolaborasikan dengan banyak musisi ternama di Indonesia. Tak hanya itu, kolaborasi ini juga dikolaborasikan dengan sejarawan, komedian, seniman hingga aktor.Lain dengan album sebelumnya, Album Kolaberaksi ini dikolaborasiakan dengan aliran musik lainnya seperti pop, rock punk dan lainnya. Album Kaloberaksi ini akan dirilis PT Menggelora di Rooftop Ujungberung, Kota Bandung, Jumat (6/10/2023) besok."Basis kita mainkan reagge, album pertama juga ada reaggenyaa, kedua ini kita ajak kolaborasi dengan background, ada artis, seniman, budayawan, aktor, ada juga komedian," kata Delluuyee dalam konferensi persnya."Dari 16 lagu, ada 15 kolaborasi. Belum gitaris, drummer dan lainnya. Kurang lebih ada 25 orang," tambah Delluuyee.Karena para kolabolator berasal dari berbagai latarbelakang, Delluuyee menyebut musik reaggae menjadi tantangan bagi para kolabolator."Ketika kolabolator diajak main musik reggae, menjadi challenge juga buat mereka. Effort gede banget album ini, kita bungkus dengan musik reagge, musiknya reggae banget, dengan genre berbagai karakter," jelasnya.Delluuyee menuturkan, melalui album itu diharapkan musik reggae bisa diterima banyak orang."Ini gerakan dari PT Menggelora gimana reggaenya musik punya khas, ah gimbal, ah vespa, ah ganja, ah bau. Reggae tidak berbicara tentang pantai, tidak berbicara ganja, tidak bicara vespa, pasti hal-hal itu (anggapan). Kita menjauh dari itu dan out of the box," tuturnya.Kolabolator yang digandeng PT Menggelora di antaranya Ipang Lazuardi, Dimas Dinar Wijaksana, Anji, Angga Chandra, Budi Dalton, Emilio Gangstarasta, Gilang Dirga, Ink Mary, Richie FM, Andy Samoel, Sarah Saputri, Sule Prikitiw, Edi Bonetski dan Poppy Sovia.Personil PT Menggelora Rafi Gimbal menambahkan, Album Kolaberaksi ini direncanakan rampung dalam waktu satu tahun, namun selesai sekitar dua tahun. Hal itu, diakibatkan para kolabolator yang memiliki waktu dan kesibukan berbeda-beda."Project 1 tahun, persiapan hampir 2 tahun. Susah banget waktunya, kaya sama Gilang Dirga, kita tektokan di sana di ruang wardobe, tes vokalnya semua," kata Rafi.Baca juga: Distorsi yang Terlupa di GOR Saparua BandungUntuk rilis album yang dikolaborasikan dengan banyak artis ini membuat, personil PT Menggelora lainnya Resha Stromp mengaku kaget dengan rilis lagu tersebut."Kaget sekali, konser ini sempat gak percaya karena telent nya itu luar biasa," ujar Resha.Promotor Kraf Trendy Cayous menargetkan, rilis Album Kolaberaksi ini ditargetkan dapat disaksikan 1.0000 pengunjung. "Karena PT Menggelora, kami tertantang untuk menggelora," ujarnya.