Kisah 2 Ilmuwan Ungkap Kematian Tragis dr Achmad Mochtar yang Dieksekusi Jepang

Kisah 2 Ilmuwan Ungkap Kematian Tragis dr Achmad Mochtar yang Dieksekusi Jepang

ath2023/10/04 15:34:22 WIB
Makam dr Achmad Mochtar. (Foto: AN Uyung Pramudiarja)

Viral profil dr Achmad Mochtar, dokter dan peneliti kedokteran di Indonesia yang terkemuka di masanya. Beliau adalah orang Indonesia pertama yang menjadi direktur Lembaga Eijkman yang didirikan pada masa Belanda.Kisah hidupAchmad Mochtar yang heroik dan tragis rela dieksekusi pasukan Jepang demi menyelamatkan rekan-rekan sejawatnya, belakangan banyak diperbincangkan lagi di media sosial.Kebenaran di balik kisah tersebut diungkap oleh seorang ilmuwan asal Inggris, Kevin Baird dan mantan Direktur Lembaga Eijkman Prof Sangkot Marzuki. Baird pertama kali mendengar tentang cerita eksekusi Achmad Mochtar dari salah satu muridnya. Penasaran, Baird bersama ahli biologi bernama Prof Sangkot Marzuki mulai melakukan investigasi dengan mewawancarai keluarga korban yang selamat.Kala itu Prof Sangkot menerima sebuah buku berwarna hijau berisi sejarah Eijkman termasuk data dan sejarah dr Achmad Mochtar. Dari situlah muncul keinginan untuk meluruskan sejarah mengenai kisah hidup dr Achmad Mochtar yang sempat dituduh melakukan sabotase vaksin atau bioterorisme.Baca juga: Viral Kisah dr Achmad Mochtar, Ilmuwan yang Rela Mati demi Selamatkan RekannyaDari penyelidikan itu, Baird mengungkap fakta-fakta yang mencengangkan. Achmad Mochtar ternyata dikambinghitamkan oleh pasukan Jepang untuk menutupi insiden yang menewaskan ratusan pekerja paksa Indonesia. Lebih mengejutkannya lagi, Achmad Mochtar dengan suka rela menjadi kambing hitam demi menyelamatkan nyawa staf dan kolega yang ikut ditahan bersamanya waktu itu.Melalui arsip The Guardian pada tahun 2010, kejadian itu bermula saat tim dokter dari Jepang melakukan uji coba vaksin tetanus. Mereka memberikan vaksin tersebut kepada para pekerja paksa sebelum nantinya diberikan ke tentara dan pasukan udara Jepang. Namun, vaksin tersebut ternyata gagal dan menewaskan sekitar 900 pekerja paksa Indonesia.Untuk menutupi insiden tersebut, pasukan Jepang kemudian menangkap Achmad Mochtar dan staf dari Lembaga Eijkman yang saat itu ikut terlibat dalam pengembangan vaksin. Mereka pun disiksa, dipukuli, dibakar, dan disetrum. Salah satu staf bahkan meninggal dunia.Namun tiba-tiba, pasukan Jepang membebaskan seluruh tahanan, kecuali Achmad Mochtar. Ternyata, ilmuwan asal Indonesia itu membuat kesepakatan dengan pasukan Jepang untuk menjadi kambing hitam atas insiden tersebut dengan syarat mereka mau melepaskan staf dan kolega yang ikut ditahan.Next: Penyiksaan dr Achmad MochtarBaca juga: Akhir Hidup dr Achmad Mochtar yang Tragis, Dituduh Jepang Sabotase VaksinPermintaan Achmad Mochtar dituruti pasukan Jepang. Achmad Mochtar pun akhirnya dieksekusi dengan dipancung, dan tubuhnya diremukkan oleh mesin giling uap sebelum sisa jasadnya dikubur di sebuah pemakaman umum.Mengetahui fakta itu, Baird memiliki pandangan baru akan sosok Achmad Mochtar. Ia menyebut Achmad Mochtar bukan hanya seorang martir bagi negara dan profesinya, tapi juga pahlawan yang rela berkorban nyawa demi menyelamatkan nyawa koleganya."Achmad Mochtar bukan hanya pahlawan bagi Indonesia, tapi dia juga adalah seorang pahlawan bagi sains dan kemanusiaan," ujar Baird."Dia kehilangan segalanya, termasuk seorang istri di rumah. Namun Achmad Mochtar menyerahkan nyawanya untuk staf, kolega, dan teman-temannya," tuturnya."Kami mengira kepahlawanan seperti ini hanya dilakukan oleh orang-orang militer dan bukan intelektual terpelajar. Namun sepertinya tidak demikian, seperti yang kita lihat dari kisah Achmad Mochtar," sambung Baird.Temuan Baird tersebut didukung oleh Sjamshidat Ronokusumo, ilmuwan asal Indonesia yang juga ikut menginvestigasi kebenaran di balik misteri kematian Achmad Mochtar."Dia meninggal sebagai seorang martir yang melindungi bawahannya," ucapnya.Butuh waktu 65 tahun, sejak kematiannya, untuk mengungkap penyebab kematian dr Achmad Mochtar itu. Proses pencarian kebenaran itu oleh 2 ilmuwan, Prof J Kevin Baird dan Prof Sangkot Marzuki diabadikan dalam buku 'War Crimes in Japan-Occupied Indonesia: A Case of Murder by Medicine'.Baca juga: Cerita Penemuan Makam dr Achmad Mochtar, Puluhan Tahun Tak Diketahui Lokasinya

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya