Keraton Jogja memiliki banyak ruang dan pendopo yang dibangun dengan fungsi dan tujuan tertentu. Salah satunya Siti Hinggil yang menjadi bagian Keraton Jogja untuk mendengarkan aspirasi rakyat.Siti Hinggil merupakan pendopo yang ada di kompleks Keraton Jogja, berada di sisi selatan dari Alun-alun Lor (utara), dan menghadap langsung ke Alun-alun Lor.Diceritakan dalam Kisah Kesultanan Yogyakarta, yang ditampilkan dalam Ruang 5 di dalam Diorama Arsip Jogja, Siti Hinggil ini digunakan oleh Raja Keraton Jogja, Sultan Hamengku Buwono untuk mendengarkan aspirasi rakyat yang berkumpul di Alun-alun Utara."Jadi bangunan Siti Hinggil digunakan jika rakyat ingin menyampaikan sebuah aspirasinya, rakyat akan berkumpul di Alun-alun Utara dengan menggunakan baju serba putih melakukan ritual topo pepe atau berjemur," ujar pemandu pengunjung Diorama Arsip Jogja, Dewi (25), saat tim detikJogja mengunjungi Diorama pada Kamis (31/8/2023).Baca juga: Ternyata Ini Alasan Banyak Pohon Sawo Kecik di Keraton JogjaDijelaskan juga melalui maket Keraton Jogja dalam Diorama, bangunan Siti Hinggil ini letaknya lebih tinggi daripada bangunan lainnya di lingkungan Keraton Jogja. Hal ini dikarenakan supaya Sultan mengetahui seberapa banyak rakyat menyampaikan aspirasinya.Bangunan Siti Hinggil atau yang juga disebut tanah tinggi ini dulunya dibuat dengan menggunakan tanah yang diambil di jalan yang kini merupakan kawasan Titik 0 Km Jogja menuju Alun-alun Lor. Itu sebabnya mengapa jalan dari Titik 0 Km menuju Alun-alun Lor menurun."Kemudian kalau pernah main dari 0 Km ke Alun-alun Utara itu jalannya kan turun atau jrojog. Nah jalan tersebut ternyata dulu tanah di jalan tersebut sengaja diambil untuk membangun Siti Hinggil atau tanah tinggi," jelasnya.Baca juga: Mengenal 7 Bangsal di Keraton Jogja dan Fungsinya
Sementara itu, dikutip dari laman jogjacagar.jogjaprov.go.id, Siti Hinggil merupakan kompleks bangunan pada halaman terletak di sisi selatan kompleks Pagelaran. Siti Hinggil (Sitinggil) berarti 'tanah yang ditinggikan' yang memiliki fungsi agar dapat terlihat dan melihat. Kata lain dari Siti Hinggil ini adalah Siti Bentar atau Siti Luhur.Ketinggian permukaan tanah di halaman Siti Hinggil di Keraton Jogja berada pada 2,85 meter dari tanah dasar yang dicapai melalui tangga di sisi utara dan selatan halaman. Denah halaman berbentuk segi empat dengan sisi arah utara-selatan 77 meter dan sisi arah timur-barat 88 meter, diberi pagar keliling tinggi 2,40 meter, dengan pagar sisi depan (utara) dibuat berlubang-lubang yang dinamakan 'pagar trancangan' yang berfungsi untuk dapat melihat ke kompleks Pagelaran serta Alun-alun Lor dan sebaliknya.Dalam halaman Siti Hinggil terdapat delapan bangunan dan sebuah struktur yang diurutkan berdasarkan hierarki fungsi bangunan, yaitu Bangsal Siti Hinggil, Bangsal Manguntur Tangkil, Bangsal Witana, Tarub Agung, Bale Bang dan Bale Angun-Angun, Bangsal Kori barat dan timur, dan Renteng Mentog Baturana.Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Fiesta Inka Purwoko peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.