Motif kuli bangunan DF (23) menghabisi dosen Dosen UIN Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34), diragukan oleh keluarga korban. Keluarga korban tidak percaya jika motif DF membunuh Dian lantaran ucapan kasar dari korban.Menanggapi hal itu, Kasat Reskrim Polres Sukoharjo AKP Teguh Prasetyo mengatakan, perihal motif sakit hati tersebut merupakan keterangan dari tersangka. Sementara untuk motif lebih dalam lagi akan saat persidangan nanti."Itu kan berdasarkan keterangan tersangka, nanti motif akan lebih terbuka dan terbukti di persidangan," kata Teguh saat dihubungi detikJateng, Senin (28/8/2023).Terkait kesaksian pelaku itu, Teguh menyampaikan, akan dibuktikan di pengadilan. Bilamana pelaku terbukti berbohong, maka akan menjadi bahan yang memberatkan hukuman bagi tersangka."Kan bisa jadi pemberat hukuman juga kalau keterangannya tidak benar," ucap Teguh.Baca juga: Dekan UIN Solo Ragukan Motif Kuli Pembunuh Dian: Korban Orangnya LembutDia menegaskan, fakta dari hasil penyelidikan dan penyidikan membuktikan DF telah menghabisi nyawa putri guru besar Universitas Mataram (Unram) Prof. Moh Hasil Tamzil itu.Selain dari pengakuan tersangka, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti handphone, laptop, pisau, kasur, dan pakaian korban."Yang jelas perbuatannya sudah terjadi, yaitu menghilangkan nyawa dan mengambil barang milik orang lain," ujarnya.Diberitakan sebelumnya, pelaku merupakan kuli bangunan yang tengah melakukan renovasi rumah korban di Perumahan Graha Sejahtera Tempel. Menurut kesaksian pelaku, dia sudah bekerja hampir 1 bulan ini.Baca juga: Kata Polisi soal Teror Suara Kaki Sebelum Dian Dosen UIN Solo DibunuhNamun pada hari Senin (21/8), dia sempat ditegur korban. Pada hari itu, pelaku sedang memasang batu bata bersama tiga orang temannya. Hal itu membuatnya sakit hati, hingga ingin menghabisi nyawa korban."Karena kerjanya jelek, ditolol-tololin dibego-begoin, ya semacam itu. Saya ditegur Senin pagi sampai sore. Lalu saya ada kepikiran bunuh, jadi sudah direncanakan," kata DF saat konferensi pers di Mapolsek Gatak, Sukoharjo, Jumat (25/8).Selengkapnya baca di halaman berikutnya....Sementara itu, Fatin Nabila Fitri (22), adik kandung Wahyu Dian Silviani (34) dosen UIN Raden Mas Said Solo membantah jika kakaknya berkata kasar kepada tukang bangunan berinisial DF (23). Nabila justru merasa ada hal yang mencurigakan selama dua minggu menemani kakaknya di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo."Saya di Solo dari 3 Agustus hingga 17 Agustus 2023. Kalau pelaku bilang kakak saya tololin dia padahal kakak saya ngecek ke rumah itu cuma datang melihat. Pas ke sana, kakak saya malah izin ke tukang itu. Suwun pak suwun," katanya bercerita seusai prosesi pemakaman di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (26/8).Baca juga: Keluarga Dian Dosen UIN Solo Ungkap Ada Teror Suara Kaki Sebelum Pembunuhan