Video Tiktoker Popo masturbasi dengan alat boneka manekin kini viral di media sosial. Imbas kasus tersebut, sosok 'Popo Barbie' ini ditangkap polisi pada Sabtu (1/6/2023).Pihak kepolisian melaporkan, Popo secara sengaja mengunggah video tersebut ke fitur Story Whatsapp-nya dengan tujuan mendongkrak jumlah followers. Ia berharap, keuntungan yang ia dapatkan nantinya bisa digunakan untuk membayar cicilan mobil."Iya dia buat (sendiri videonya). Terus dia yang menyebar," ungkap Kasat Reskrim Polres Kerinci AKP Edi Mardi, dikutip dari detikSumbangsel, Senin (3/7/2023).Popo juga sempat membuat video klarifikasi yang ia unggah lewat akun Tiktok-nya. Dalam video tersebut Popo mengaku pernah kehilangan handphone dua bulan lalu. Ia menyebut, video syur tersebut kemudian diunggah oleh pihak tidak bertanggung jawab yang menemukan handphone tersebut, kemudian menyalahgunakan akun Whatsapp yang menyangkut pada handphone tersebut.Namun hal tersebut dibongkar oleh polisi. Pasalnya, polisi menemukan dan menyita handphone yang dimaksud ketika menggeledah tempat tinggal Popo. Dari bukti tersebut, Popo ditetapkan sebagai tersangka.Baca juga: Kronologi Meninggalnya Jo Lindner, Tewas karena Aneurisma di Pelukan KekasihVideo Popo viral patung tergolong ekshibisionisme?Tak sedikit netizen kemudian mengaitkan video Popo viral patung tersebut dengan ekshibisionisme, lantaran Popo secara sengaja mengunggah dan menyebarluaskan video dirinya melakukan masturbasi.Dalam kesempatan sebelumnya, psikolog klinis dan founder dari pusat konsultasi Anastasia and Associate, Anastasia Sari Dewi sempat menjelaskan, ekshibisionis adalah salah satu jenis gangguan jiwa berkaitan dengan seksual.Ekshibisionis menunjukkan alat kelamin ke orang lain tanpa ada kontak fisik. Pada beberapa kasus, hal ini dilakukan sambil menampilkan perilaku masturbasi."Harapannya adalah supaya dia mendapatkan kepuasan atas reaksi dari orang lain. Entah orang itu histeris, menangis, takut, kaget, atau pingsan mungkin. Dia punya kepuasan karena sedikit-banyak dia merasa berhasil menguasai orang lain," terangnya pada detikcom beberapa waktu lalu.Menurut Sari, pelaku ekshibisionis cenderung merasa puas jika bisa mengontrol perasaan orang lain dengan menimbulkan reaksi histeris atau ketakutan."Punya kontrol atas emosi orang lain sehingga sangat disarankan apabila ternyata amit-amit ketemu atau menjadi korban ekshibisionis, beri reaksi emosi yang seolah-olah bukan hal yang mengganggu walaupun pasti dalam hati ada syok. Tapi kuasai diri, kuasai emosi untuk tidak histeris," pungkasnya.Baca juga: Jo Lindner Sempat Terapi Hormon sebelum Meninggal Mendadak di Usia 30