Mengenal Desa Cilembu, Daerah Penghasil Ubi Termasyhur di Indonesia

Mengenal Desa Cilembu, Daerah Penghasil Ubi Termasyhur di Indonesia

mso2023/06/27 10:00:12 WIB
Ubi Cilembu Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar).

Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan menjadi salah satu penghasil komoditas ubi di Kabupaten Sumedang. Maka tidak heran selain kudapan tahu, ubi cilembu menjadi salah satu panganan khas lainnya bagi Sumedang.Kepala Desa Cilembu Asep Suhara (55) menuturkan, luas lahan yang mejadi garapan untuk tanaman ubi di Desa Cilembu antara kisaran 100 hingga 150 hektar.Baca juga: Melihat Lebih Dekat Situ Citali, Tempat Lahirnya Ubi CilembuSelain itu, kata Asep, para petaninya pun kini sudah mengembangkan lahannya ke luar dari Desa Cilembu seperti di Kecamatan Rancakalong, Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Sukasari."Namun pengembangan lahannya itu tidak sembarangan tapi tetap memperhatikan indikasi geografis atau IG," ungkap Asep saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.Asep menyebut, penduduk Desa Cilembu berpenduduk sekitar 5.500 jiwa. Mayoritas mata pencahariannya sebagai petani ubi dan peternak sapi perah."Saat ini ada lima kelompok tani khusus ubi yang aktif di Desa Cilembu dengan jumlah total petaninya ada pada kisaran 500 orang," tuturnya.Komoditas ubi telah mengubah taraf hidup bagi banyak warga. Pasalnya, telah sukses membuka banyak lapangan pekerjaan. Dari yang awalnya banyak warga yang mencari pekerjaan keluar dari desanya. Kini, justru banyak warga desa yang mengambil peluang dari komoditas satu ini."Kalau sekarang dari warga ada yang jadi penjual ubi di kios, bapak-bapaknya bertani ubi, ibu-ibunya ikut proses pengolahan ubi, sehingga ekonomi warga pun perlahan mulai menjadi meningkat," terangnya.Geliat ubi cilembu sendiri mulai terasa pada 1982. Tahun itu bertepatan dengan adanya pemekaran desa. Desa Cilembu menjadi desa yang berdiri sendiri dari sebelumnya masuk ke wilayah Desa Haurngombong. Kepala desanya saat itu dijabat oleh sosok bernama Daud Suhayat."Jadi dulumah Desa Cilembu ini masuknya Desa Haurngombong lalu ada pemekaran jadi tiga desa yaitu Desa Haurngombong, Desa Cilembu dan Desa Mekarbakti," ungkap Asep.Sejak adanya pemekaran desa, komoditas ubi cilembu pun mulai banyak dilirik keberadaannya. Hal itu seiring dengan banyaknya kunjungan tamu baik itu dari instansi pemerintahan maupun dari instansi lainnya ke Desa Cilembu.Hal itu kaitannya dengan sebuah tradisi saat memberikan suguhan makanan bagi para tamu. Makanan yang disajikan kala itu adalah makanan khas warga sekitar yakni bubui boled (ubi bakar)."Sebelum tahun 1982, keberadaan ubi cilembu itu biasa-biasa saja, setelah ada pemekaran dengan banyaknya tamu ke Desa Cilembu seperti dari jajaran pejabat atau pegawai provinsi atau kalau instansi pendidikan itu dari unpad, warga saat itu biasanya menyuguhkan dengan sajian makanan berupa bubui boled," paparnya.Keberadaan ubi cilembu semakin moncer saat adanya inovasi berupa penyajian ubi dengan cara dioven. Dengan cara ini, ubi cilembu memiliki kualitas dan karakter yang khas."Ternyata setelah dioven kualitas rasa ubinya lebih bagus dan saat itu setiap ada tamu dikasih oven ubi. Seiring berjalannya waktu oven ubi cilembu pun semakin dikenal," paparnya.Asep menyebut, kemasyhuran ubi cilembu paling signifikan terjadi pada sekitaran tahun 2000-an. Hal itu seiring banyaknya kios ubi cilembu yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia seperti di antaranya di Kalimantan, Sumatera, Lombok, Jawa Timur, Jawa Tengah dan daerah lainnya."Pada tahun 2000-an penghasilan warga jadi meningkat dan pengangguran pun mulai berkurang, karena dari komoditas ubi ini bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga," terangnya.Baca juga: Suara Bos Tol Cisumdawu soal Viral Petani Sulit ke SawahAsep menambahkan, saat ini kurang lebih ada ratusan ton ubi yang keluar dari Desa Cilembu untuk memenuhi pasokan bagi daerah lain di Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya telah berhasil menembus pasar ekspor ke luar negeri."Data pastinya tidak ada tapi ada sekitar ratusan ton ubi yang keluar setiap bulannya dari desa Cilembu baik untuk daerah termasuk ekspor ke luar negeri," terangnya.Beberapa nama petani dan pengusaha ubi sukses pun muncul dari Desa Cilembu seperti di antaranya Suhaya, Ulis, Zaman, Aca dan Maman."Lalu petani dan pengusaha sukses di bawahnya ada Elim, Amir, Haji Adi, Haji Dadang, Omay, Kokon dan banyak lagi," terang Asep.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya