Pandemi COVID-19 membuat banyak warga Jepang lupa cara tersenyum. Hal ini salah satunya karena kebiasaan menggunakan masker termasuk setelah pencabutan rekomendasi memakai masker di Jepang."Orang-orang belum mengangkat pipi mereka di bawah pemakaian masker atau berusaha untuk banyak tersenyum," kata Keiko Kawano, yang mengajar tersenyum melalui perusahaannya Egaoiku yang diterjemahkan menjadi "Pendidikan Senyum" kepada New York Times, dikutip Rabu (7/6/2023) dilansir detikHealth.Untuk mengikuti kursus tersenyum ini biayanya juga tidak murah. Setidaknya peserta harus membayar biaya sekitar USD 55 atau sekitar Rp 817 ribu untuk satu sesi. Nantinya peserta akan ditangani oleh seorang guru yang mengajari cara membangkitkan otot pipi dan menampilkan senyum yang memesona.Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Rob di Pantura Jateng Siang IniKawano memberikan ajaran "Teknik Tersenyum Gaya Hollywood", yang mengajarkan cara mendapatkan "mata bulan sabit" dan "pipi bulat". Juga, belajar membentuk tepi mulut untuk memperlihatkan delapan gigi atas."Peningkatan empat kali lipat dalam permintaan untuk pelajaran pasca-COVID," tutur Kawano.Pada bulan Mei lalu, kantor berita NHK (Nippon Housou Kyoukai) melakukan jajak pendapat yang mengatakan sekitar 55 persen orang Jepang masih memakai masker sesering rekomendasi menggunakan masker dicabut. Sementara sekitar 8 persen orang sudah tidak memakai masker lagi."Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama COVID," Himawari Yoshida, seorang siswa Kawano yang berusia 20 tahun, menjelaskan kepada Reuters. Dia menambahkan mengikuti kursus atas rekomendasi sekolahnya untuk mempersiapkan diri ke pasar kerja.Baca juga: Penampakan Kursus Tersenyum di Jepang, Lupa Caranya gegara Kelamaan Pakai Masker