Jemaah Haji Lansia 66 Ribu, Menko PMK Minta Tenaga Medis Diperbanyak

Jemaah Haji Lansia 66 Ribu, Menko PMK Minta Tenaga Medis Diperbanyak

zap2023/06/06 16:30:37 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Menko PMK Muhadjir Effendy menggelar rapat evaluasi bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait pelayanan jemaah haji. Muhadjir mengatakan fasilitas pelayanan haji saat ini sudah baik, tapi ada beberapa yang perlu ditingkatkan lagi."Berdasarkan peninjauan langsung yang kami lakukan dapat dikatakan secara keseluruhan penyiapan dan pelaksanaan pelayanan serta fasilitas bagi jemaah haji Indonesia tahun 2023 sudah cukup baik, tapi masih banyak hal-hal yang harus dibenahi dan juga walaupun udah baik perlu ditingkatkan agar kita bisa berikan pelayanan baik untuk jemaah haji Indonesia," ujar Muhadjir saat Konferensi Pers RTM Evaluasi Pelaksanaan Ibadah Haji 1444 H/2023 M yang disiarkan di YouTube Kemenko PMK, Selasa (6/6/2023)."Secara khusus melalui rakor ini saya minta agar petugas haji dan kesehatan proaktif menjemput atau menghadiri mendatangi dari kamar ke kamar pada jemaah haji yang ada di Madinah maupun di Masjidil Haram," imbuhnya.Baca juga: Kemenag Protes Saudia Airlines karena Sering Ubah Kapasitas Seat, Efeknya DominoMuhadjir mengatakan tagline haji tahun ini adalah 'Haji Ramah Lansia'. Menurut Muhadjir, tahun ini jumlah jemaah haji lansia tertinggi dibanding tahun sebelumnya."Kita beri perhatian (kepada lansia) karena angka ikut haji lansia sangat tinggi, kalau berdasarkan Kemenag itu haji tahun ini lansia 70 tahun ke atas sekitar 30 persen, tapi kalau berpatokan dari Kemenkes itu patokannya dari 60 tahun itu ada 47 persen lebih," katanya.Karena itu, Muhadjir meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menambah jumlah tenaga medis. Menurutnya, jumlah tenaga medis haji saat ini masih timpang dibanding jumlah jemaah haji."Pelayanan pusat fasilitas haji baik di Makkah dan Madinah penambahan tenaga medis masih sangat diperlukan, karena itu saya masih meminta kepastian dari Kemenkes antara rasio jemaah dibanding jumlah petugas kesehatan di Madinah maupun Mekah, karena di samping itu perlu ada tambahan dokter spesialis karena banyak lansia dan banyak alami dimensia atau psikosomatis, maka di samping diperlukan tambahan psikiater, juga perlu psikolog," ucapnya.Baca juga: Kinerja Anggaran DPR Raih Penghargaan, Puan: Cambuk untuk Lebih BaikLebih lanjut, Muhadjir juga meminta kerja sama pemerintah Indonesia dan Arab Saudi ditingkatkan lagi, terutama di sektor akomodasi, pelayanan kesehatan, dan transportasi, seperti penerbangan. Dia meminta segala masalah yang ada mengenai pelayanan haji diselesaikan secara government to government (G2G).Simak Video 'Kisah Mutiharoh, Calon Haji Tertua di Tasik Berusia 103 Tahun':[Gambas:Video 20detik]

SelanjutnyaJumlah Tenaga MedisSelain itu, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan jumlah tenaga medis yang bertugas melayani jemaah haji ada 1.917 orang. Para tenaga medis saat ini sudah melayani jemaah haji."Jemaah haji lansia tahun ini adalah tertinggi dibanding 4 tahun tertinggi sebanyak 45,7%. Dan beberapa penyakit yang udah teridentifikasi antara lain jantung, hipertensi, diabetes, dan paru-paru, kami sudah sediakan 1.917 tenaga kesehatan yang bantu jemaah terdiri 537 dokter dan 1.474 perawat, kemudian ada 306 dokter spesialis. Mungkin beberapa tahun ke depan kita perlu psikolog dan psikiatris," jelas Dante.Baca juga: Pemerintah Diminta Segera Respons Desakan Puan soal Aturan Teknis UU TPKSJemaah Haji Lansia 66 RibuDalam kesempatan yang sama, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan jumlah jemaah haji lansia tahun ini mencapai 66 ribu. Yaqut mengatakan pihaknya akan berusaha maksimal memperbaiki catatan yang diberikan Muhadjir, salah satunya mengenai lift penginapan."Kami udah siapkan beberapa hal terutama pelayanan, jemaah lansia ada 66.943 jemaah, dan kami sudah siapkan fasilitas dan petugas khusus lansia, mulai dari kebutuhan sehari-sehari seperti kursi roda, tongkat, sampai urusan manasik. Meski tadi ada beberapa catatan Pak Menko, terutama pemanfaatan lift di hotel Madinah. Menurut Pak Menko antrenya bisa 30 sampai 120 menit, nanti kami cek ke lapangan, gimana lift nggak antre," pungkas Yaqut.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya