Momen kelahiran buah hati adalah momen yang membahagiakan bagi orang tua. Dalam menyambut kehadiran bayi yang penuh sukacita, biasanya masyarakat Jawa juga menggelar sejumlah tradisi.Biasanya sejumlah tradisi tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur. Tradisi-tradisi tersebut sudah berlangsung sejak zaman dahulu dan berisi berbagai macam ritual yang harus dipenuhi mulai dari hari kelahiran hingga beberapa hari pasca kelahiran sang bayi.Berikut tujuh tradisi masyarakat Jawa yang biasa dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi yang sudah dihimpun detikJateng.Tradisi Jawa Sambut Kelahiran BayiMengutip Jurnal Online Mahasiswa Bidang Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau berjudul 'Tradisi Adat Jawa Dalam Menyambut Kelahiran Bayi' oleh Listyani Widyaningrum, masyarakat Jawa memiliki beberapa tradisi dalam menyambut kelahiran bayi, yaitu:1. Mendhem Ari-ariMendhem ari-ari atau mengubur ari-ari merupakan prosesi pertama yang dilakukan setelah bayi lahir ke dunia. Bagi orang Jawa, ari-ari memiliki jasa yang cukup besar sebagai batir bayi (teman bayi) sejak dalam kandungan.Oleh karena itu, sejak fungsi utama ari-ari berakhir ketika bayi lahir, organ ini akan tetap dirawat dan dikubur sedemikian rupa untuk menghindari binatang atau pembusukan di tempat sampah.Upacara mendhem ari-ari biasanya dilakukan oleh sang ayah. Letaknya berada di dekat pintu utama rumah. Kemudian diberi pagar bambu dan penerangan lampu minyak selama 35 hari (selapan).Baca juga: Daftar Kerajaan yang Pernah Berjaya di Jawa Tengah, Kalingga hingga Mataram2. BrokohanBrokohan merupakan upacara yang dilakukan sehari setelah bayi dilahirkan. Brokohan sendiri berasal dari kata brokoh-an yang artinya memohon berkah dan keselamatan atas kelahiran bayi.Pada prosesi brokohan, para tetangga dekat dan sanak saudara berdatangan dan berkumpul sebagai tanda turut berbahagia atas kelahiran bayi yang dapat berjalan dengan lancar.Dalam prosesi brokohan, tidak sedikit para tetangga yang membawa berbagai macam oleh-oleh berupa perlengkapan bayi dan makanan untuk keluarga yang melahirkan.3. SepasaranSepasaran merupakan tradisi menyambut kelahiran bayi yang dilakukan pada hari kelima setelah bayi lahir. Dalam acara ini, pihak keluarga mengundang tetangga sekitar beserta keluarga besar untuk mendoakan bayi yang telah dilahirkan.Acara sepasaran biasanya dilakukan dengan kenduri, bahkan bagi yang memiliki rezeki lebih biasanya melaksanakan sepasaran seperti orang yang punya hajat (mantu).Adapun inti dari acara sepasaran adalah upacara selamatan untuk memohon keselamatan bayi agar kelak mendapat kehidupan yang baik dalam segala hal, sekaligus mengumumkan nama bayi yang telah lahir.Baca juga: 130 Nama Bayi Laki-Laki Jawa Modern dan Artinya4. PuputanUpacara puputan dilakukan ketika tali pusar yang menempel pada perut bayi sudah putus. Pelaksanaan puputan biasanya berupa kenduri untuk memohon pada Tuhan agar si anak yang telah puput puser selalu diberkahi, diberi keselamatan dan kesehatan.Masyarakat Jawa pada zaman dahulu melaksanakan puputan dengan menyediakan berbagai macam sesaji. Namun masyarakat Jawa modern biasanya mengadakan puputan bersamaan dengan upacara sepasaran atau selapanan, tergantung kapan tali pusar putus dari pusar bayi.5. AqiqahAqiqah merupakan upacara yang dilakukan setelah tujuh hari kelahiran bayi. Aqiqah biasanya dilaksanakan dengan penyembelihan hewan kurban berupa domba atau kambing.Apabila anak yang dilahirkan laki-laki, pihak orang tua biasanya akan menyembelih dua ekor kambing. Jika anak yang dilahirkan perempuan, maka orang tua akan menyembelih satu ekor kambing.6. SelapananUpacara selapanan merupakan tradisi yang dilakukan 35 hari setelah kelahiran bayi. Upacara ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton (kenduri hari kelahiran), pemotongan rambut bayi hingga gundul dan pemotongan kuku bayi.Pemotongan rambut dan kuku bayi ini bertujuan untuk menjaga kesehatan bayi agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih. Sedangkan bancakan selapanan dimaksudkan sebagai rasa syukur atas kelahiran bayi, sekaligus doa agar ke depannya si bayi selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan berbagai doa kebaikan lainnya.Baca juga: Menikah di Bulan Syawal Menurut Adat Jawa: Sejarah hingga Bulan Baik Lainnya7. Jagongan BayiJagongan bayi merupakan tradisi menjaga bayi yang baru lahir dari perilaku atau perkataan yang tidak baik. Jagongan bayi biasanya dilakukan oleh masyarakat yang datang ke rumah tetangga yang baru melahirkan untuk berkumpul setiap malam selama beberapa malam.Jagongan bayi biasanya hanya diperuntukkan bagi orang-orang tua yang sudah berpengalaman dalam kehidupan, memahami berbagai seluk-beluk kehidupan yang kemudian mereka tularkan kepada si jabang bayi tersebut.Para orang tua menjaga si bayi dengan membacakan petuah-petuah yang baik dan petuah-petuah tersebut mereka nyanyikan melalui tembang-tembang Jawa. Dengan cara tersebut, si bayi diharapkan akan mendengar kata-kata yang baik.Itulah tujuh tradisi masyarakat Jawa yang biasa dilakukan untuk menyambut kelahiran bayi. Semoga bermanfaat, Lur!Artikel ini ditulis oleh Santo, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.